AutonetMagz.com – Kalian masih ingat dengan kabar mengejutkan tentang dihentikannya penjualan dari Honda CR-V Turbo oleh Dongfeng Honda di China beberapa waktu lalu? Kalau lupa, coba lihat artikel ini. Nah, Kalau kalian sudah ingat, maka kalian pasti bertanya – tanya, memangnya apa sih masalah dari mobil ini? Kok sampai dihentikan penjualannya. Nah, sebuah media dari Jepang menguak bocoran mengenai apa masalah mobil tersebut.
Jika sebelumnya kabar mengatakan bahwa cuaca dingin menjadi masalah utama mesin 1.500cc VTEC Turbo milik Honda CR-V Turbo, maka menurut media asal Jepang yaitu Mag-x menambahkan bahwa SUV lansiran Dongfeng Honda ini juga bermasalah pada aliran bahan bakarnya. Aliran bahan bakar dari mobil ini akan mengalir pada bak oli mesin. Dengan kondisi itu, maka bahan bakar tersebut akan bercampur di dalam crankcase pada beberapa kondisi tertentu. Hasilnya, akan ada peningkatan jumlah oli di dalam mesin. Kondisi ini sendiri terjadi di mesin Honda CR-V Turbo yang dirakit oleh Dongfeng Honda China.
Nah, Apakah cuaca ekstrim juga turut berpengaruh pada masalah ini? Nampaknya hasil investigasi yang utuh diperlukan untuk mengetahui apa benar masalah cuaca berpengaruh, atau masalah aliran bahan bakar tersebut yang menjadi masalah utama. Namun memang ada kecurigaan bahwa kondisi ini hanya terjadi di Honda CR-V Turbo lansiran Dongfeng Honda saja, karena sejauh ini untuk Honda CR-V Turbo yang berada di daerah yang cukup ekstrim cuacanya seperti di Kanada tidak ditemui masalah seperti ini. Beberapa pihak pun mulai mempertanyakan masalah kualitas dari joint venture Honda di negeri tirai bambu ini.
Masalah dari Honda CR-V Turbo di China ini sendiri berujung pada program recall yang harus dilakukan pada sebanyak 350.000 unit mobil. Selain itu, Honda CR-V Turbo juga harus dihentikan penjualannya sementara waktu hingga masalah ini ditangani dengan tuntas. Beberapa media juga mengekspose adanya kemungkinan salah satu saudara semesin Honda CR-V Turbo yaitu Honda Civic Turbo juga mengalami masalah yang serupa, secara mesin keduanya memang sama. Namun memang sampai saat ini yang menjadi masalah utama adalah mesin Honda CR-V Turbo, kalau mesin Honda Civic Turbo yang bermasalahan kan malah terjadinya di Indonesia.
Tentunya kita tak berharap bahwa masalah yang sama juga akan menjangkiti mesin VTEC Turbo dari Honda CR-V Turbo dan Honda Civic Turbo yang dipasarkan di tanah air, namun sejauh ini memang indikasinya maslaah ini merupakan masalah untuk mobil rakitan Dongfeng Honda. Jadi, bagaimana kalau menurut kalian?
AutonetMagz.com – Bulan maret 2018 ini selain gelaran Geneva International Motor Show 2018 yang digelar, ada juga gelaran lain yang tak kalah seru yaitu New York Auto Show 2018. Jadi bisa dikatakan bulan ini adalah bulannya para penggiat otomotif. Nah, dengan jadwal kedua event ini, jelas pabrikan akan memanfaatkan dengan baik, mulai dari pamer mobil konsep, hingga pamer mobil baru. Dan kali ini Toyota ingin berbicara perkara mobil baru di gelaran ini.
Pihak Toyota terlebih dahulu menebar sebuah teaser berupa foto dari sebuah SUV yang diposisikan menutupi arah cahaya matahari. SUV ini sendiri adalah sebuah Toyota RAV4, namun tentunya bukan sembarang Toyota RAV4, melainkan generasi terbaru dari SUV yang akan mendapatkan versi All-New ini. Yap, All New Toyota RAV4 2019 akan memanfaatkan gelaran New York International Auto Show 2018 untuk menjadi ajang debut. Tak banyak yang bisa kita dapatkan dari teaser ini, mungkin hanya siluet bentuknya saja karena mobil ini benar – benar terlihat hitam gelap dari posisi foto ini.
All New Toyota RAV4 2019 sendiri merupakan generasi kelima dari SUV ini, dan di Amerika Serikat sendiri SUV ini merupakan salah satu komoditas yang penting bagi Toyota. Bulan lalu saja, Toyota RAV4 mencatatkan angka 30.000 unit untuk pasar Amerika Serikat saja. ANgka tersebut jauh diatas dari Toyota Corolla (Termasuk versi Sedan dan Hatchback) yang hanya mencatatkan angka 25.000 unit. Capaian dari All New Toyota RAV4 2019 juga mengungguli Toyota Highlander dan Toyota Tacoma yang masing – masing ada di angka 16.000-an unit. Jadi, secara umum, jelas All New Toyota RAV4 2019 akan memainkan peran penting untuk pasar Toyota di US.
All New Toyota RAV4 2019 sendiri diharapkan memiliki desain yang lebih gagah, dan juga berotot, mungkin konsep Toyota FT-AC bisa menjadi salah satu referensi yang menarik untuk mengembangkan SUV ini. Faktanya, All New Toyota RAV4 2019 sendiri akan menggunakan basis yang sama dengan beberapa mobil kekinian Toyota seperti Toyota C-HR dan juga Lexus UX. Tahu kan apa? Yap, TNGA alias Toyota New Global Architecture. Selain menggunakan basis baru, All New Toyota RAV4 2019 juga dipercaya akan mendapatkan fitur kekinian dari Toyota yang lengkap dan terpaket dalam Toyota Safety Sense.
Kabarnya, varian hybrid juga masih ada dan akan mendampingi mesin konvensionalnya. Sedangkan varian EV nampaknya tak akan dipertahankan. All New Toyota RAV4 2019 sendiri akan debut di tanggal 28 Maret 2018 mendatang. Jadi, bagaimana kalau menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian kawan.
AutonetMagz.com – Mungkin beberapa dari kalian langsung berpikiran bahwa apa yang terjadi di China terkait Honda CR-V akhirnya menjalar ke Indonesia, namun kenyataannya recall yang dilakukan oleh pihak Honda Prospect Motor (HPM) pada Honda CR-V di Indonesia ini benar – benar diluar kejadian yang ada di China, kawan. Jadi, kalian bisa merasa tenang bahwa masalah yang membuat recall Honda CR-V di Indonesia ini bukan masalah mesinnya.
Nah, lalu apa masalah yang hadir di Honda CR-V Indonesia? Masalah yang menjangkiti Honda CR-V Indonesia ini sendiri diduga ada pada EPS alias Electronic Power Steering dari SUV asal Jepang ini. Namun kalian tak perlu was – was terlalu jauh, karena tak semua Honda CR-V terkena masalah ini. Honda CR-V yang terdampak pada kasus ini merupakan unit yang diproduksi tahun 2017 silam. Namun walau hanya menjangkiti Honda CR-V keluaran tahun lalu, pada kenyataannya unit yang terdampak cukup banyak. Berapa? Kan kalian sudah baca di judul diatas, ada 10 Ribu unit, atau kalau mau dirinci adalah 10.950 unit, hampir 11.000 unit. Pihak HPM sendiri angsung bergerak cepat untuk menangani masalah ini.
Kampanye recall untuk EPS dari Honda CR-V 2017 ini sendiri akan mulai dilakukan pada 19 Maret 2018 mendatang. Nah, seluruh dealer Honda di Indonesia sendiri bisa menjadi destinasi anda untuk memperbaiki sistem kemudi dari Honda CR-V ini. Kampanye recall ini sendiri akan berlangsung selama enam bulan lamanya, sehingga praktis pada 19 September 2018 seluruh Honda CR-V rakitan 2017 yang diduga bermasalah sudah bisa teratasi dengan baik. Namun jika seumpama kalian lupa ataupun berhalangan dalam membawa mobil kalian ke bengkel resmi dalam jangka waktu yang ditentukan, pihak HPM masih melayani perbaikan pasca masa kampanye recall ini berlalu.
Kampanye recall Honda CR-V rakitan 2017 ini sendiri menurut Marketing and After Sales Service Director HPM , Bapak Jonfis Fandy merupakan bagian dari program global yang dijalankan oleh Honda Motor Co Ltd untuk memastikan standar keselamatan dan kualitas pada seluruh produk Honda. Tentunya ini adalah langkah yang positif karena sebuah pabrikan berani bertanggung jawab. Namun sekali lagi, karena masalah ini menyangkut Honda CR-V, kami pun masih turut prihatin dengan apa yang terjadi pada mesin Honda CR-V Turbo di China.
Nah, bagi kalian yang memiliki Honda CR-V rakitan tahun 2017, maka tentunya untuk menjamin keamanan, kalian lebih baik membawa Honda CR-V kalian ke bengkel resmi dan mengikuti kampanye ini. Ya, setidaknya kan mobil kalian diperbaiki dengan gratis. Kalau menurut kalian bagaimana? Yuk sampaikan pendapat kalian.
AutonetMagz.com – Apakah kalian penggemar warna hitam? Jika iya, maka kalian mungkin akan suka dengan varian spesial dari Lexus RC yang akan dibawa ke gelaran New York International Auto Show 2018 yang akan dihelat di akhir bulan Maret ini. Inilah Lexus RC Black Line Special Edition, panjang juga namanya, kita singkat saja Lexus RC Black Line SE.
Lexus RC Black Line SE sendiri sebenarnya belum akan dijual pada minggu – minggu ini, karena varian spesial ini memang dijadwalkan akan debut di gelaran New York International Auto Show 2018, namun seolah ingin memberi bocoran, pihak Lexus pun menyebarkan gambar dari varian spesial ini. Lexus RC Black Line SE sendiri akan hadir dalam semua varian dari Lexus RC, baik di Lexus RC 300, Lexus RC 300 dengan penggerak AWD, Lexus RC 350 dan terakhir di Lexus RC 350 yang bersistem gerak AWD. Nah, namun varian Lexus RC Black Line SE ini akan hadir di keempat varian tersebut yang mendapatkan paket F-Sport Package.
Secara umum, jika kalian lihat modelnya, maka ada beberapa kata yang bisa menggambarkan mobil ini, sporty, elegan, dan misterius. Warna hitam di sekujur body dari Lexus RC Black Line SE ini sukses membawa nuansa yang elegan namun juga sporty, berkat penggunaan veg warna gelap yang senada warna body, yang membuat kalipernya yang berwarna merah langsung kontras. Nah, jika kalian merasa kaliper warna merah itu norak, kalian bisa menukarnya dengan kaliper warna orange, karena keduanya bisa kalian kustomisasi. Sisanya? grille hitam, kaca film yang nampak gelap membuat mobil ini konsisten dengan namanya. Masuk ke sisi interior pun masih akan bernuansa serba hitam.
Nah, selain jok kulit hitam, doortrim hitam, dan semua yang serba – serba hitam, interior dari Lexus RC Black Line SE ini juga dibuat kontras dengan banyaknya jahitan warna orange dan juga beberapa garnish kayu berwarna gelap. Lexus RC Black Line SE sendiri juga akan mendapatkan sistem audio premium besutan Mark Levinson, sistem infotainment dengan layar sentuh 10,3 inci, kursi elektrik berventilasi dan dengan heater, dan juga sunroof. Untuk fitur – fitur, Lexus RC Black Line SE masih akan mendapatkan LED Headlight, Blind Spot Monitoring System, Rear Cross Traffic Alert, kamera mundur, Lexus Safety System+, rain-sensing wipers dan masih banyak fitur lainnya.
Jadi, bagaimana kalau menurut kalian sosok dari Lexus RC Black Line Special Edition ini? Oiya, mobil ini cuma akan ada 650 unit saja lho, nampaknya akan menjadi barang buruan kolektor. Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ya.
AutonetMagz.com – Beberapa waktu yang lalu pihak Eurokars Motor Indonesia (EMI) telah resmi memperkenalkan All New Mazda CX-9 untuk pasar Indonesia setelah sebelumnya sempat dipajang di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017. Nah, karena produknya sudah ada, maka berikutnya adalah bagaimana sensasi berkendara All New Mazda CX-9 yang menjadi pertanyaannya.
Dan gayung bersambut, pihak PT EMI pun memberikan kesempatan kepada para awak media untuk merasakan bagaimana All New Mazda CX-9. Kali ini, All New Mazda CX-9 sendiri akan dikendarai berkeliling Jakarta untuk dieksporasi bagaimana impresinya saat dikendarai. Turut hadir dalam acara ini adalah Sales, Marketing and PR Director PT EMI, Ricky Thio. Ricky menambahkan, acara bertema City Cruizing With The Most Premium SUV From Mazda ini sendiri ditujukan supaya awak media bisa merasakan gaya hidup eksekutif Jakarta terutama yang berkaitan dengan penggunaan All New Mazda CX-9 sebagai kendaraan sehari – hari.
Acara ini sendiri dimulai dengan meeting point untuk sarapan pagi di salah satu tempat hang out. Selepas itu, media mulai menjelajah kota Jakarta dengan rute yang menarik untuk merasakan sensasi berkendara model Mazda yang disebut sebagai Alluring Prestige oleh para desainer Mazda.
Mazda CX-9 ini sendiri merupakan generasi kedua dari generasi full size SUV Mazda, yang untuk generasi terbaru ini dibekali dengan mesin generasi terbaru 2.5 Liter Turbo SKYACTIV-G yang dapat menghasilkan sampai dengan 231 ps di 5.000 rpm dan 420 Nm mulai rpm 2.000 dan berakselerasi dari 0-100 km/h hanya dalam 8 detikan saja.
Jadi, bagaimana impresi berkendara dari SUV terbaru Mazda ini dalam mengarungi lalu lintas Jakarta? nantikan liputan penuhnya hanya di AutonetMagz.
AutonetMagz – Di ajang Mazda Media Drive 2018 kali ini, AutonetMagz diberikan kesempatan oleh PT. Eurokars Mazda Indonesia untuk mencoba line-up tertinggi mereka, sang Full Size SUV, Mazda CX-9melalui beberapa rute dari Jakarta ke BSD dan sebaliknya. Jadi bagaimanakah impresi berkendara menggunakan SUV yang panjangnya saja lebih dari 5 meter ini dalam menembus kemacetan Jakarta, dan bagaimana performanya di jalan tol? mari kita simak bersama-sama impresi berkendaranya.
Event Mazda Drive kali ini dimulai dari pusat perbelanjaan di kawasan Senayan, dimana 3 unit CX-9 yang dikemudikan oleh 12 orang jurnalis dilepas bersama-sama. Sayangnya kami mendapat unit hitam yang terlihat gagah namun kurang menunjukkan lekuk-lekuk dari Kodo desain 2.0 Mazda, sementara awak media lain mendapatkan warna merah yang benar-benar terlihat menawan dan cantik (tips dari kami jika mengambil CX-9, ambil yang warna merah/Soul Red Crystal Metallic).
Let’s Drive
Tujuan pertama kami adalah dealer Mazda Puri yang merupakan dealer Mazda pertama di Indonesia yang mengadopsi corporate identity Mazda terbaru, yaitu warna hitam di sebagian besar interior sehingga kesan elegan dan premium lebih terasa di dealer terbaru ini. Kesempatan pertama untuk mengemudi diambil oleh salah satu awak media selain kami, dan rute dari Senayan menuju Puri Indah dilalui dengan tol ke arah Jakarta Merak, sehingga kami dapat lumayan mengeksplorasi performa dari SUV ini, dan mengejutkannya, SUV ini tidak terasa besar sama sekali ketika di jalan tol, dia terasa lincah, dan dapat berpindah jalur dengan cekatan, ditambah dengan peredaman suspensi yang cenderung firm, gejala body roll dapat diminimalisir.
Hanya ada satu kelemahan yang menurut kami bisa menjadi faktor antara suka atau tidak dengan SUV ini, yaitu peredaman suspensi yang agak firm tersebut membuat kenyamanan di baris kedua agak kurang, karena pada awalnya kami berharap mobil ini akan memiliki suspensi yang lebih empuk dan nyaman, tapi nyatanya ketika melintasi jalan yang agak rusak, kekakuan suspensi cukup terasa sampai baris belakang.
Posisi duduk di baris kedua sendiri cukup baik, meskipun kami merasa bantalan kursi terlalu tinggi, dan headroom bisa lebih baik lagi (Mazda CX-9 terbaru memiliki profil yang lebih pendek dan lebih lebar dibanding CX-9 generasi pertama), kursi baris kedua juga dapat diatur maju mundur dan reclining untuk menemukan posisi duduk yang nyaman, plus dukungan adanya 2 USB port 2.1 A di bagian dalam center arm rest kursi kedua membuat kami dapat mengisi ulang daya smartphone kami sambil tetap aktif mengupdate status di sosial media.
Bagaimana dengan performanya? teman kami sempat memacu CX-9 sampai 160 km/jam dan mobil seperti terasa baru berjalan 100-120 km/jam saja, benar-benar stabil dengan akselerasi yang kami rasakan halus tapi cepat. Setelah mencapai dealer Mazda Puri Indah, kami mengikuti prsentasi yang dilakukan oleh Sasaki-san selaku Project Leader Mazda CX-9 dan baru mengetahui bahwa Mesin terbaru Mazda CX-9, yaitu SKYACTIV 2.5 liter Turbo ini sudah mengadopsi suatu sistem turbo bertahap yang menggunakan sebuah katup untuk membagi aliran turbo sehingga meminimalisir turbo lag di kecepatan rendah dengan menjaga kecepatan putaran turbin tetap konsisten di rpm berapapun. Secara garis besar, konsep turbo bertahap ini mirip dengan apa yang diaplikasikan di mobil-mobil premium dari Jerman, jadi memang cukup pantas jika Mazda sering disebut Mobil Jepang rasa Jerman.
Untungnya, ketika perjalanan dimulai kembali dari dealer Mazda Puri menuju makan siang di daerah Gunawarman, AutonetMagz dapat kesempatan untuk mengemudi, dan langsung muncul rasa penasaran saya untuk mencari tahu apakah memang turbo lag dapat di diminimalisir di mesin turbo terbaru dari Mazda ini? Jawabannya adalah iya, jika kita mengurut pedal gas secara teratur, gejala turbo lag benar-benar hampir tidak terasa, tetapi ketika kita mencoba di kondisi stop-go dengan menekan pedal gas secara tiba-tiba, tetap terasa turbo lag, namun memang tidak terlalu menggangu, dikarenakan twin scroll turbo sudah dapat memutar turbin untuk memasok udara mulai dari rpm yang rendah (kurang lebih mulai dari 1650 rpm) sehingga memang gejala turbo lag dapat diminimalisir.
Performa yang baik untuk mobil sebesar ini ditambah stir yang akurat, meskipun agak terlalu enteng untuk kami yang biasa menggunakan Steering by power, membuat CX-9 amat menyenangkan untuk dikemudikan, respon gas tipe Piano Pedal yang nyaman, ditambah Mobil yang terasa lincah dan minim body roll sempat membuat kami lupa diri dan menganggap mobil ini sebuah sub-compact hatchback yang berukuran kurang dari 4 meter.
Memasuki daerah Gunawarman yang padat di waktu makan siang, mengendarai CX-9 teteap terasa nyaman, posisi duduk dengan visibilitas yang baik, sistem pendinginan yang terbagi menjadi 3 zona dan 12 speaker premium dari Bose lebih dari cukup menemani perjalanan menmbus lalu lintas Jakarta. Satu catatan kecil dari kami adalah, jika mobil terasa lincah dan kecil ketika salip menyalip di jalan tol, di tengah jalan Jakarta yang padat, CX-9 terasa lebar dan panjang, dan harus memerlukan perhitungan tersendiri untuk menaklukan belokan-belokan tajam, kembali lagi ini dikarenakan panjang mobil yang mencapai 5 meter lebih.
Setelah makan siang selesai, tujuan selanjutnya dari perjalanan kami adalah tempat bermain bowling di daerah BSD, dimana kesempatan baik lagi datang untuk mencoba duduk di bangku paling belakang dari CX-9 terbaru, dan untuk saya yang memiliki tinggi 174 cm, saya masih mendapatkan ruang kaki dan kepala yang cukup meskipun tidak bisa dibilang luas, hanya saja kembali lagi bantingan yang cenderung firm ini membuat duduk di bagian belakang terasa lebih melelahkan dibanding duduk di baris kedua, dan akses masuk ke baris ketiga yang sebenarnya mudah, namun karena kursi baris kedua dari CX-9 cukup berat, membutuhkan effort lebih untuk mengakses baris ketiganya.
Setelah selesai bermain bowling yang ternyata cukup membuat pegal tangan kanan kami, kami menumpang kembali CX-9 menuju ke sebuah pusat perbelanjaan di Senayan untuk makan malam, dimana di sini kami merasakan tingkat NVH (Noise, vibration, dan harshness) dari CX-9 terbaru ini memang setara dengan mobil dari merk-merk Premium Jerman, dikarenakan insulasi suara dari luar amat baik, sampai membuat teman kami dari salah satu media terbesar di indonesia tertidur pulas. Di jalan tol dengan kecepatan 100-120 km/jam, sayup-sayup hanya terdengar suara ban dan mesin saja, sedangkan suara angin, maupun lingkungan luar benar-benar terisolasi dengan amat baik sehingga berbicara di kabin dapat dilakukan dengan santai tanpa perlu menaikan volume suara.
Di sesi terakhir ini juga, kami menyalakan Adaptive LED Headlamp yang membantu kami untyk mendapatkan visibilitas yang lebih optimal ketika memasuki tikungan, karena lampu akan bergerak seiring putaran stir dan menerangi sudut-sudut jalan yang akan kita lalui. Selain itu, sistem LDWS (Lane Departure Warning System) akan membantu mobil berjalan di jalur yang tepat dengan mengkoreksi stir agar mobil tetap berada di jalurnya dan memberikan peringatan dalam bentuk getaran pada stir ketika kita mulai keluar dari jalur kita. Sementara fitur BSM (Blind Spot Monitoring) membantu memperingatkan kita melalui simbol di ADD (Active Driving Display) dan kaca spion kiri kanan bahwa ada kendaraan di sisi Blind spot kiri atau kanan kita, sehingga manuver untuk menyalip, atau berpindah jalur dapat dilakukan dengan lebih aman.
Kesimpulan
Jadi bagaimana kesimpulan driving impression dari Mazda CX-9 di Mazda Media Drive 2018 kali ini? Menurut kami Mazda berhasil membuat mobil yang berbeda kelas dibading rival-rival Jepang lainnya, karena CX-9 terbaru datang dengan mesin yang lebih bertenaga, minim turbo lag, didukung dengan pengendalian yang mengagumkan, fitur safety yang terbaik di kelasnya, dan NVH level yang setara dengan mobil-mobil Premium Jerman. Namun tentu saja beberapa kekurangan dapat diperbaiki untuk kedepannya, seperti bantingan yang cenderung kaku dan mengurangi kenyamanan, mekanisme geser bangku baris kedua yang berat untuk akses ke baris ketiga, dan beberapa tombol yang terlalu generik mengurangi kesan premiumnya.
Dengan harga OTR Jakarta sebesar IDR 798.800.000, Mazda CX-9 SKYACTIV 2.5 Turbo dapat menjadi alternatif untuk anda yang menyukai impresi berkendara seperti mobil-mobil buatan Eropa dengan prakatikalitas merk Jepang, desain cantik sebuah Mazda, dan fitur safety yang amat baik.
What We Like
– Performa mesin 2.5 Liter Turbo SKYACTIV yang lebih dari cukup
– Turbo lag yang minim
– Handling yang amat baik dengan body roll minim
– 12 Premium Speaker dari Bose
– Blind Spot Monitoring system yang membantu di tengah lalu lintas Jakarta
– Desain yang cantik dan warna Merah (Soul Red Crystal Metallic) yang menawan
What We Don’t Like
– Suspensi yang cenderung firm mengurangi kenyamanan di baris kedua dan ketiga
– Beberapa tombol kontrol terlalu mirip dengan model yang lebih murah dan mengurangi kesan premium
– Line Departure Warning system yang terlalu agresif dalam mengcounter pergerakan stir (Bisa diubah sensitifitas pengaturannya namun tetap lumayan menggangu)
– Mekanisme geser bangku baris kedua untuk masuk ke baris ketiga yang agak berat
– Dimensi mobil yang lebih dari 5 meter memerlukan kewaspadaan lebih ketika melewati lalu lintas padat dan jalanan sempit
AutonetMagz.com – Gelaran New York International Auto Show (NYIAS) 2018 memang masih beberapa hari ke depan, namun beberapa pabrikan agaknya sudah bersiap untuk menebar ke-kepo-an pada beberapa penggiat di bidang otomotif tentang produk yang akan mereka luncurkan disana. Jika kemarin Toyota sudah menebar teaser dari All New Toyota RAV4, maka kini giliran seteru yang juga sekutu mereka yaitu Subaru yang menebar teaser dari Subaru Forester 2019.
Teaser berupa foto dari Subaru Forester 2019 yang disebar ini sendiri merupakan bagian lampu belakang dari SUV miik Subaru ini. Dan jujur, saat melihat gambar ini, yang langsung muncul di benak kami adalah lampu belakang dari LMPV China yang sempat mengegerkan publik Indonesia beberapa bulan lalu, ya you know what. Lampu belakang dari Subaru Forester 2019 ini terlihat cukup mirip dengan lampu LMPV tersebut, sama – sama menggunakan bentuk lampu belakang yang terpotong garnish di sisi tengah, dan menempatkan lampu mundur atau lampu sein di sisi bawah. Hanya saja, patut diakui bahwa lampu Subaru Forester 2019 ini lebih pipih dan lebih enak dilihat jika dibandingkan dengan milik LMPV sebelah, beda kelas juga sih.
Bahasa Desain Ascent Yang Mungkin Diterapkan Ke Subaru Forester 2019
Subaru Forester 2019 sendiri adalah generasi keempat dari SUV asal Jepang ini, dimana mobil ini akan melakukan debut di hari yang sama dengan All New Toyota RAV4, yaitu di hari pertama NYIAS 2018 pada tanggal 28 Maret 2018 mendatang. Tak ada kabar atau informasi yang bisa digali lebih lanjut mengenai Subaru Forester 2019 dari teaser-nya. Namun, kabarnya Subaru Forester 2019 sendiri akan menggunakan platform baru yang juga digunakan oleh Subaru Impreza terbaru yaitu Subaru Global Platform (SGP). Dan jika menggunakan platform SGP, maka jelas Subaru Forester 2019 akan mendapatkan keunggulan yang sama seperti Subaru Impreza yaitu kelegaan ruang yang bertambah.
Bahasa Desain Ascent Yang Mungkin Diterapkan Ke Subaru Forester 2019
Untuk urusan mesin sendiri juga masih menjadi sebuah misteri, namun nampaknya mesin empat silinder Boxer masih akan menjadi andalan Subaru di Subaru Forester 2019 ini. Pun begitu untuk urusan transmisi, kabarnya transmisi CVT yang dipadukan dengan sistem gerak Symmetrical All Wheel Drive milik Subaru akan dipasangkan di SUV ini. Walau belum pasti, beberapa media pun menyebutkan bahwa Subaru Forester 2019 akan mendapatkan beberapa fitur dan kelengkapan kekinian, seperti Auto Headlamp, heated side mirrors, sistem audio premium, keyless entry & go, lapisan material kulit di beberapa bagian, dan juga sistem infotainment yang baru.
Subaru Forester 2019 sendiri dikabarkan akan segera menuju diler – diler di Amerika Serikat pasca debutnya di NYIAS 2018 mendatang. Apakah kalian kepo seperti apa jadinya Subaru Forester 2019 ini nantinya? Yuk kita pantau saja di NYIAS 2018 mendatang. Bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar.
AutonetMagz.com – Siapa sih yang nggak kenal Toyota C-HR? Kalau ada diantara kalian yang suka otomotif dan tak tahu mobil ini, maka kalian kurang update. Yap, Toyota C-HR memang berhasil mencuri perhatian banyak pecinta otomotif di dunia, karena di mobil inilah pihak Toyota cukup berani bermain dengan desain yang diluar kebiasaan mereka, alias keluar dari zona nyaman zona aman mereka. Namun apakah kesuksesan Toyota C-HR dalam debutnya diikuti dengan penjualan? Nanti dulu.
Pihak Toyota USA sendiri sebenarnya menaruh harapan yang tinggi untuk Toyota C-HR di pasar Negeri Paman Sam, namun pada kenyataanya ekspektasi dan realita nyatanya tak sejalan. Jika di pasar Eropa dan juga Jepang Toyota C-HR bisa dikatakan laris manis, maka di pasar Amerika Serikat sub compact SUV lansiran Toyota ini masih belum bisa memenuhi target bulanan yang dicanangkan oleh pihak pabrikan. Toyota USA sendiri menargetkan Toyota C-HR bisa laku sebanyak 5.000 unit perbulannya, namun merujuk ke data penjualan, sejauh ini penjualan terbaik dari Toyota C-HR di Amerika hanya menyentuh 4.420 unit dalam satu bulan.
Capaian angka tersebut sendiri baru dicapai di bulan Februari 2018 kemarin, jadi praktis di bulan – bulan sebelumnya penjualan dari Toyota C-HR masih ada di bawah angka tersebut. Toyota C-HR sendiri berada di posisi ketujuh dalam hal penjualan di segmennya, ironisnya, mobil ini masih kalah dengan Mitsubishi Outlander Sport alias Mitsubishi ASX dalam hal penjualan. Walaupun begitu, Bill Fay, Senior VP of Automotive Operations for Toyota North America mengatakan pada Automotive News bahwa pihaknya masih cukup gembira dengan capaian dari Toyota C-HR ini. Pihaknya menyebut hal ini wajar, karena Toyota C-HR masih terhitung baru, sehingga diperlukan usaha ekstra untuk memberikan pengenalan produk pada calon konsumen.
Ada beberapa faktor yang dinilai oleh analis merupakan penyebab kurang bersinarnya Toyota C-HR di pasar otomotif Amerika Serikat. Salah satunya adalah terkait merk Scion, yang dahulu sempat dikabarkan akan menjadi penanggung jawab pemasaran Toyota C-HR di sana. Namun kenyataannya, Scion malah dikampakkan oleh pihak Toyota. Stephanie Brinley, analis senior dari IHS Markit mengatakan bahwa produk ini seharusnya ditujukan untuk sub merk Scion, karena merk ini memang akrab dengan mobil kompak. Selain itu, secara spesifikasi, Toyota C-HR US juga seolah sisi flop dari model Eropa, dimana hanya ada varian penggerak roda depan, tanpa fitur navigasi, tak ada Android Auto atau Apple CarPlay, dan hanya ada satu pilihan mesin, yaitu 2.000cc bertenaga 144 hp dengan transmisi CVT.
Tentunya dengan capaian yang ditunjukkan oleh Toyota C-HR di US, sebenarnya mobil ini masih belum maksimal. Pihak Toyota US agaknya harus menyusun ulang strategi mereka untuk bisa memenuhi target dari Toyota C-HR, atau nantinya mobil ini malah bisa pensiun dini. Bagaimana kalau menurut kalian?
AutonetMagz.com – Seolah ingin melepaskan diri dari cap yang menempel sejak skandal dieselgate mereka mencuat di seluruh dunia, Volkswagen Group sejak tahun lalu sudah giat sekali untuk merancang masa depan mereka dalam hal kendaraan bertenaga listrik. Mulai dari model konsep yang banyak muncul, hingga rencana jangka panjang mereka yang diberi nama Roadmap E.
Nah, kabar baru yang juga tak kalah seru kembali muncul mengenai elektrifikasi yang dilakukan oleh Volkswagen, yaitu mengenai pabrik perakitan. Jika pabrikan – pabrikan lain masih sedikit malu – malu dan coba – coba untuk membangun pabrik perakitan mobil listrik, maka pihak Volkswagen berbeda. Volkswagen menyatakan bahwa mobil listrik mereka nantinya akan dirakit di 16 lokasi perakitan yang berbeda, banyak juga. Kabar ini sendiri disampaikan oleh Matthias Muller, CEO dari Volkswagen AG pada konferensi pers tahunan Volkswagen Group beberapa waktu lalu. Muller sendiri menyatakan bahwa jumlah 16 pabrik perakitan tersebut akan dicapai di penghujung tahun 2022 mendatang.
Saat ini sendiri, Volkswagen Group sudah memiliki tiga lokasi perakitan mobil listrik, dan percepatan sendiri akan segera dilakukan, dimana dalam tahap dua tahun ke depan Volkswagen akan menambah pabrik perakitan mobil listrik menjadi sembilan lokasi, dan bertahap hingga mencapai 16 lokasi. Nah, dengan bertambahnya lokasi perakitan mobil listrik, maka jelas produksi akan bertambah, namun masih ada pekerjaan rumah yang harus dipenuhi. Pekerjaan rumah yang kami maksud adalah perkara supply dari baterai yang menjadi komponen penting dari sebuah mobil listrik. Dan oleh karena itu, Volkswagen Group juga menggandeng beberapa pabrikan baterai di Eropa dan juga China.
Dan jika mengacu pada Roadmap E, maka per tahun 2025 pihak Volkswagen Group menargetkan ada sebanyak tiga juta mobil listrik yang diproduksi, dan jika secara kasar dibagi pada 16 pabrik perakitan, maka setiap pabrik setidaknya memproduksi 200.000 unit kendaraan, ya tapi itu hanya pembagian kasar saja, karena pastinya kapasitas tiap pabrik akan berbeda nantinya. Dan dari 3 juta unit mobil listrik tersebut akan terbagi dalam 80 model mobil listrik. Di tahun 2018 ini sendiri Volkswagen Group sudah memiliki sembilan mobil listrik baru, dimana tiga diantaranya merupakan mobil yang menggunakan tenaga listrik secara murni. Nama – nama seperti Audi e-Tron, Porsche Mission E Cross Turismo Concept dan VW I.D. Vizzion adalah calon jagoan Volkswagen Group di masa depan.
Seluruh usaha dari Volkswagen ini sendiri tentunya memerlukan dana yang tak sedikit, di penghujung 2017 silam saja Volkswagen sudah menggelontorkan dana 22,4 juta Euro, berapa banyak itu? Kurskan sendiri saja, yang jelas angka nol akan berbaris rapi dalam kurs Rupiah. Namun di tahun lalu juga Volkswagen Group kembali mendapatkan profit yang jumlahnya sudah membaik. Bagaimana kalau menurut kalian kawan?
AutonetMagz.com – Toyota Indonesia di awal tahun ini sudah cukup banyak menelurkan produk – produk baru, mulai dari All New Toyota Rush, Toyota Yaris Facelift 2018, dan yang terbaru adalah Toyota Alphard & Vellfire Facelift 2018. Nah, kalau itu di Indonesia, maka beda lagi di pasar Malaysia. Disana, UMW Toyota baru saja memperkenalkan Toyota Sienta versi minor change tahun 2018. Apa saja ubahannya? Check this out.
Jika kalian mengharapkan adanya ubahan seperti pada Toyota Yaris 2018, maka kalian harus siap kecewa, karena memang secara umum yang berubah adalah pada fitur dan juga aksesoris saja. Yap, Toyota Sienta 2018 versi Malaysia akan mendapatkan tambahan berupa upgrad sistem infotainment dengan layar 6,9 inci DVD-AVX layar sentuh, yang dilengkapi dengan sambungan bluetooth, HDMI, dan juga input SD Card. Nah, varian sebelumnya yang menggunakan layar 7 inci DVD-AVN dengan navigasi GPS juga masih ada dan bisa menjadi opsi bagi mereka yang lebih memilih adanya sistem navigasi.
Berikutnya, Toyota Sienta 2018 versi Malaysia juga mendapatkan colokan USB di baris kedua, selain mendapatkan removable trunk mat untuk bagian bagasinya. Yang menarik, untuk Toyota Sienta 2018 versi Malaysia ini juga akan dibekali denga Panoramic View Monitor Parking Assist Camera System, panjang juga ya namanya. Fitur ini sendiri sebenarnya bukan hal yang benar – benar baru, karena di merk lain namanya cukup singkat yaitu 360 degree camera. Sistem kamera ini sendiri akan menampilkan citra gambar sekitar mobil melalui layar di headunit mobil.
Untuk urusan mesin sendiri tak ada ubahan yang berarti, Toyota Sienta 2018 versi Malaysia masih akan mengandalkan mesin 2NR-FE berkubikasi 1.500cc dengan tenaga maksimal 107 PS pada 6.000 rpm dan juga torsi maksimal 140 Nm pada 4.200 rpm yang akan dikawinkan dengan transmisi CVT dengan gigi virtual sebanyak 7 percepatan, persis versi Indonesia. Toyota Sienta 2018 sendiri tidak akan dijual dalam dua trim lagi di Malaysia, karena varian G telah dieliminasi dan menyisakan Toyota Sienta 2018 varian V yang jadi varian tertinggi dan satu – satunya. Nah yang menarik, walau ubahannya tak banyak, pihak UMW Toyota tak menaikkan harga dari Toyota Sienta 2018 minor change ini.
Toyota Sienta 2018 versi Malaysia ini sendiri akan dijual dengan harga 97.000 Ringgit Malaysia, atau jika dikonversikan ke Rupiah menjadi 340,4 Juta Rupiah. Angka tersebut telah dibekali dengan garansi selama lima tahun tanpa batas kilometer, menarik? Bagaimana kalau menurut kalian kawan? Mari sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.
AutonetMagz.com – Pabrikan – pabrikan kendaraan bermotor saat ini memang tak hanya sekedar memproduksi kendaraan saja sebagai komoditas utama mereka, namun beberapa dari mereka juga memproduksi barang yang nyeleneh, mulai dari smartphone, sepeda, pesawat, hingga pemotong rumput. Ingat pemotong rumput yang mirip Honda Civic Type R FK8? Ya, itulah keunikan dari Honda. Dan kini Honda strikes again.
Nah, jika sebelumnya Honda sudah memperkenalkan Honda Miimo sebagai pemotong rumput yang portable, sebenarnya pada tahun 2013 silam pihak Honda sudan memperkenalkan sebuah pemotong rumput, namun yang ukurannya lebih besar dan bisa dinaiki oleh penggunanya. Namun pemotong rumput yang diberi nama Honda Mean Mower yang diproduksi oleh divisi Pertamanan dan Halaman atau yang dikenal dengan nama Lawn & Garden Unit. Nah, kala itu, Honda Mean Mower mampu memukau dengan racikan mesin 1.000cc V-Twin yang diambil langsung dari Honda VTR Firestorm, wow Pemotong Rumput rasa Moge. Dan proyek itu sendiri digarap Honda bersama tim BTCC mereka yaitu Team Dynamics.
Nah, kali ini pihak Honda kembali hadir dengan Honda Mean Mower mereka, namun kali ini Honda Mean Mower sudah memasuki fase kedua dan dipanggil dengan nama Honda Mean Mower Mk2. Honda Mean Mower Mk2 sendiri berhasil memecahkan rekor dari Honda Mean Mower generasi sebelumnya, karena jika sebelumnya Honda Mean Mower hanya mampu mencapai kecepatan 187 km/jam, maka di Honda Mean Mower Mk2 ini berhasil meraih capaian 215 km/jam, ini pemotong rumput lho. Istilah ‘Liar’ menjadi kata yang bisa menggambarkan capaian dari Honda Mean Mower Mk2 ini. Lalu apa rahasianya? Jelas ada pada mesin yang menjadi sumber tenaga utama dari pemotong rumput ini.
Honda Mean Mower Mk2 sudah menanggalkan mesin V-Twin milik Honda VTR dan menggantinya dengan unit yang lebih bertenaga, yaitu unit mesin 1.000cc empat silinder milik Honda CBR1000RR. Bayangkan, sebuah pemotong rumput punya tenaga sebesar 189 hp dengan torsi 114 Nm, tenaganya saja sudah unggul jauh dengan Honda Jazz dan Honda HR-V. Padahal saat menggunakan mesin lawas, Honda Mean Mower Mk2 hanya berhasil mencatatkan tenaga maksimal di angka 109 hp saja. Kami melampirkan video yang memperlihatkan bagaimana sosok Honda Mean Mower Mk2, dan kebetulan yang mengendarai adalah jessica Hawkins yang merupakan mantan pembalap dan pemenang dari British Karting.
Jadi, apakah kalian berminat dengan pemotong rumput macam ini? Lebih kentjang dari sebuah Honda Jazz dan Honda HR-V Lho, bahkan kalau melihat spesifikasi dalam hal tenaga saja, Honda Mean Mower Mk2 juga unggul dari Honda Civic Turbo. Bagaimana pendapat kalian?
AutonetMagz.com – Khusus buat BMW, kami ada perhatian khusus dengan tradisi yang kini membentuk citra mereka. Mobil Jerman yang fun to drive dengan penggerak RWD, kidney grille dan Hoftmeister Kink itu baru namanya BMW. Maka dari itu, saat muncul mobil bernama BMW Active Tourer, BMW Gran Tourer dan BMW X1 baru yang FWD, kami jadi agak skeptis. Sebagus apa pun mereka, kami masih tidak rela menyebut mereka sebagai BMW. BMW kok FWD?
Sebagai bentuk perlawanan terhadap tradisi dan memberi wadah ke konsumen biasa yang tidak mau tahu arti BMW, BMW memutuskan akan membuat platform baru khusus mobil FWD bernama FAAR. Platform FAAR adalah pengembangan dari platform UKL yang sekarang ada di BMW X1, BMW X2, BMW Active Tourer, BMW Gran Tourer dan semua model MINI. Platform ini dikembangkan supaya lebih enteng dan kompatibel dengan teknologi hybrid atau listrik.
Mobil BMW pertama yang pakai platform FAAR dalah BMW 1-Series Sedan di China, dan nantinya akan meluas ke produk global BMW. Portfolio terdekat adalah BMW 1-Series yang kemungkinan jadi FWD, Active Tourer dan Gran Tourer baru, lalu penerus X1 dan X2 di kemudian hari. Menurut Autocar, platform FAAR ini bisa jadi memunculkan varian baru berupa BMW 2-Series Gran Coupe.
Bagaimana dengan MINI? Well, BMW Group belum mengkonfirmasi jika generasi terbaru dari MINI nantinya juga akan menggunakan platform FAAR. Seperti dilaporkan pada bulan Januari bahwa BMW dapat mengembangkan platform murah bersama Great Wall Motor dari China untuk MINI baru. Sejauh ini BMW Group hanya mengatakan akan bekerja sama dengan Great Wall untuk membangun MINI bermesin listrik di China.
Terus, kalau nanti ada 2-Series Gran Coupe FWD, apa semua 2 Series bakal jadi FWD juga? Tenang, ada kabar baik di mana BMW 2-Series Coupe dan Convertible diharapkan tetap pakai konfigurasi tradisional BMW, yakni penggerak roda belakang. Ini disampaikan oleh Bos RnD BMW Group, Klaus Fröhlich kepada Motoring pada pameran mobil Frankfurt 2017. Syukurlah, BMW sejati masih aman kalau begitu. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
AutonetMagz.com – Kehadiran dari Mitsubishi Xpander agaknya cukup berpengaruh pada pabrikan – pabrikan lain yang menjadi rivalnya. Memang baru bulan lalu LMPV dari Mitsubishi ini berhasil merebut tahta dari Toyota Avanza dalam hal wholesales, namun jauh sebelumnya Mitsubishi Xpander nyatanya sudah membuat para rival menggodok ulang strategi mereka, termasuk Daihatsu.
Seperti yang kita tahu, kini posisi Daihatsu Xenia sudah tergeser, bukan hanya oleh Mitsubishi Xpander namun juga oleh Suzuki Ertiga. Padahal, rumornya pada tahun ini Suzuki juga akan memberikan kejutan dengan memberikan versi terbaru dari Suzuki Ertiga. Nah, hal ini sendiri akan menambah panjang tantangan yang harus dihadapi oleh kembaran Toyota Avanza ini. Lalu, apakah pihak Daihatsu sudah menyiapkan Strategi khusus untuk Daihatsu Xenia yang digempur oleh para rival ini? Sejauh ini ternyata belum. Di sela – sela acara Media Test Drive New Daihatsu Sirion 2018, Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran dari Astra Daihatsu Motor (ADM) mengatakan bahwa pihaknya belum menyiapkan strategi khusus untuk Daihatsu Xenia.
Malahan, pihak ADM mengatakan bahwa pihaknya kini bersama Toyota sedang fokus untuk menguatkan posisi dari All New Toyota Rush dan All New Daihatsu Terios. Pernyataan ini sendiri agaknya senada dengan pernyataan dari pihak Toyota Astra Motor (TAM) kala menanggapi kalahnya wholesales Toyota Avanza dari Mitsubishi Xpander. Kala itu, Bapak Rouli Sijabat, Manager Humas TAM menyebutkan bahwa kini pihaknya sedang fokus pada All New Toyota Rush, dan berhubung lini produksi LSUV tersebut sama dengan Toyota Avanza, maka sang LMPV harus mengalah kali ini. Jika disimpulkan, secara tak langsung, pihak ADM dan TAM memposisikan LSUV mereka untuk menjadi rival Mitsubishi Xpander.
Hal ini sendiri sebenarnya sudah sempat kami prediksikan, karena selain perawakan Mitsubishi Xpander yang ala – ala SUV namun masih diposisikan MPV, pada kenyataannya All New Toyota Rush dan All New Daihatsu Terios yang sejatinya adalah SUV diberikan akomodasi dan body yang ala – ala MPV. Jadi, pada dasarnya kedua atau ketiga produk ini sendiri masuk di kelas abu-abu, rasa MPV iya, rasa SUV iya. Dan seperti yang disampaikan oleh Bapak Fransiscus Soerjopranoto dalam perjumpaan kami di awal Tahun 2018 silam, jelas Toyota Avanza beda pasar konsumennya dengan Mitsubishi Xpander. Kala itu, pihak TAM tak merasa risau, karena nampaknya memang bukan Toyota Avanza-lah yang diposisikan melawan Mitsubishi Xpander.
Posisi All New Daihatsu Terios dan All New Toyota Rush yang secara tak langsung diposisikan sebagai rival dari Mitsubishi Xpander ini sendiri pun tak menggugurkan kabar mengenai generasi terbaru dari duet Toyota Avanza – Daihatsu Xenia yang dikabarkan akan muncul di akhir tahun ini. Nah, kalau menurut kalian bagaimana? Yuk sampaikan pendapat kalian kawan.
AutonetMagz.com – Seperti yang sudah diramalkan sejak tahun lalu, tahun 2018 ini akan menjadi tahunnya mobil – mobil bermuatan 7 orang penumpang. Beberapa kejadian pun mendukung hal ini, mulai munculnya duet All New Toyota Rush Dan Daihatsu Terios yang lebih roomy untuk 7 penumpang, lalu menangnya Mitsubishi Xpander secara wholesales dari Toyota Avanza, dan munculnya Medium MPV, Wuling Cortez dengan harga setara LMPV.
Apakah semua rentetan strategi dari para pabrikan mobil sudah selesai? Tentunya belum. Walau secara umum banyak pihak yang menantikan kelahiran generasi terbaru dari duet Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia di tahun ini, pada dasarnya masih ada beberapa produk yang juga akan mendapatkan penyegaran di tahun 2018 ini di segmen mobil tujuh penumpang. Dan salah satu diantaranya adalah Suzuki Ertiga, penghuni posisi ketiga dari LMPV paling laris secara wholesales di Indonesia menurut data Gaikindo. Kalau kalian ingat, sebenarnya kami sudah memberitakan sosok yang diduga sebagai Suzuki Ertiga 2018 sedang diuji jalan di India beberapa waktu lalu. Apa artinya? Artinya Produknya sudah sedikit lagi menuju jalur produksi.
Nah, kabar terbaru yang kami kutip dari Autocar Indiamenunjukkan bahwa Suzuki Ertiga 2018 akan menunjukkan batang hidungnya di bulan Agustus 2018 mendatang di India. Praktis, masih ada 5 bulan penantian bagi masyarakat India untuk melihat sosok dari Suzuki Ertiga 2018. Mobil dengan kode YHA di India ini sendiri kabarnya akan makin melar, baik panjang maupun lebarnya jika dibandingkan dengan model yang dijual saat ini. Yang kentara adalah bagian overhang belakang yang bertambah, sehingga secara logika, bisa jadi ruang baris ketiga yang makin lega atau bagasi yang makin lega. Kabarnya, secara desain Suzuki Ertiga 2018 juga akan cukup berbeda dibandingkan pendahulunya.
Selain masalah desain dan dimensi, pihak Maruti Suzuki juga dikabarkan akan membuat ubahan di sektor mesin dari Suzuki Ertiga 2018. Pada dasarnya untuk varian mesin bensin 1.400cc dan mesin diesel mild hybrid berkubikasi 1.300cc seperti yang kita kenal di Indonesia masih akan dipertahankan oleh Maruti, namun akan ada kejutan dengan varian mesin baru. Yap, Suzuki Ertiga 2018 akan dibekali satu varian mesin baru, yaitu mesin diesel berkubikasi 1.500cc yang mana merupakan pengembangan dari pihak Suzuki, bukan meminjam mesin diesel Fiat seperti varian mild hybrid-nya. Dengan jadwal peluncuran Suzuki Ertiga 2018 yang masih bulan Agustus 2018 mendatang di India, kabarnya Indonesia bisa jadi mendapatkan kesempatan terlebih dahulu, bahkan gosipnya Suzuki Ertiga 2018 versi Indonesia yang akan melakukan debut global alias world premiere.
Yap, Suzuki Ertiga 2018 versi Indonesia bisa jadi hadir lebih cepat, mungkin di Indonesia International Motor Show 2018 bulan depan. Namun sekali lagi, ini masih sekedar spekulasi saja, namun yang jelas Suzuki Ertiga 2018 memang akan hadir entah kapan. Jadi, kalau menurut kalian bagaimana kawan? Yuk sampaikan pendapat kalian.
AutonetMagz.com – Segmen SUV nampaknya benar – benar menjadi salah satu segmen yang sangat menggiurkan jaman now. Bagaimana tidak, tiap merk berlomba memproduksi sebuah SUV, bahkan merk mobil super kencang macam Lamborghini, Ferrari dan Lotus saja juga tertarik di segmen ini, apalagi merk – merk yang akrab dengan masyarakat, pasti juga tergiur. Dan salah satu merk tersebut adalah Perodua.
Memang secara umum Perodua bukanlah merk yang berjualan di Indonesia, namun kenyataannya produk mereka dijual di Indonesia setelah di rebadge oleh pihak Daihatsu. Bukan cuma Perodua Myvi saja yang menjadi Daihatsu Sirion, namun juga Perodua Axia atau yang kita kenal sebagai Daihatsu Ayla. Nah, pihak Perodua sendiri bukan pertama kali ini saja diisukan akan membuat mobil dengan segmen SUV. Karena pada pertengahan tahun 2017 silam, Presiden dan CEO dari Perodua, Datuk Aminar Rashid Salleh mengabarkan kepada publik dalam presentasinya di penyampaian capaian paruh pertama 2017 ini bahwa SUV telah menjadi salah satu jenis mobil yang digandrungi oleh masyarakat, dan Perodua sendiri berusaha untuk memenuhi keinginan dari konsumen tersebut.
Nah, kini, kabar terkini menunjukkan bahwa proyek mobil SUV dari Perodua sendiri tengah berjalan, dan mobil ini sendiri akan diberi kode Perodua D38L. Bahkan tak tanggung – tanggung, Perodua D38L sendiri dijadwalkan akan muncul tahun 2018 ini, dan akan menjadi bagian dari Perodua untuk memenuhi target pasar mereka yang dicanangkan mencapai 209 ribu kendaraan di tahun ini. Jika kalian kepo dengan modelnya, nampaknya salah satu model konsep Daihatsu bisa menjadi referensi Perodua D38L, yaitu Daihatsu DN Trec Concept yang muncul di Tokyo Motor Show 2017 silam. Jika benar Perodua D38L akan diambil dari konsep Daihatsu DN Trec, maka jelas Perodua D38L akan masuk ke segmen yang sama dengan Honda HR-V dan kawan kawannya.
Namun dikutip dari PaulTan, Datuk Aminar Rashid Salleh mengatakan bahwa secara psikologis, harga yang masuk akal untuk mobil – mobil Perodua adalah di kisaran 60.000 Ringgit Malaysia, atau kurang lebih 210 jutaan Rupiah. Sehingga bisa jadi nantinya Perodua D38L akan memiliki range harga tak jauh dari patokan tersebut. Pihak Perodua sendiri sebenarnya juga memiliki opsi untuk kembali menghadirkan penerus dari Perodua Kembara alias Daihatsu Taruna dan Perodua Nautica alias Daihatsu Terios, namun masih belum jelas apakah pihak Perodua masih tertarik dengan All New Daihatsu Terios yang kini secara ukuran juga lebih membesar, sedangkan nama Perodua sendiri cukup akrab dengan mobil kompak.
Apakah nantinya Perodua D38L sendiri akan berwujud mirip Daihatsu DN Trec, atau benar – benar beda? atau malah adalah versi rebadge dari All New Daihatsu Terios? kita tunggu saja produknya tahun ini. Namun ide membuat SUV dari basis Daihatsu DN Trec tentunya cukup fresh setelah sebelumnya sempat muncul gosip akan ada Daihatsu Ayla versi SUV. Bagaimana kalau menurut kalian kawan? Yuk sampaikan pendapat kalian.
AutonetMagz.com – KIA Grand Sedona adalah salah satu MPV besar berpintu geser yang potensial. Sayang, entah kenapa kami jarang sekali melihat Grand Sedona di jalanan, sebab kurang dari 10 kali kami bertemu Grand Sedona baru di area Jabodetabek, dan kesemuanya adalah varian termahal. Mobil ini sudah kami coba, dan kami salut dengan rasa berkendaranya yang cenderung refine, sudah mengejar level refinement ala mobil Eropa.
Apa mobil ini sudah butuh peremajaan? Jika iya, maka KIA sudah melakukannya kok. Foto-foto ini adalah penampakan KIA Grand Sedona facelift. Diluncurkan di Korea Selatan, KIA Grand Sedona 2018 berusaha menyegarkan diri supaya bisa menjadi salah satu model terlaris KIA, khususnya di pasar Amerika, di mana mobil ini mengincar para soccer mom. Apa saja yang diperbarui di mobil yang juga disebut Carnival ini?
Kalau dari sisi eksterior, sebenarnya tidak ada yang mencolok selain lampu kabut 4 titik LED yang mirip dengan KIA-KIA baru. Sepertinya ini sudah jadi ciri khas baru mereka ya? Lampu depan pun jadi full LED, demikian pula dengan lampu belakangnya. Selain dari yang disebutkan tadi, tidak ada yang benar-benar menjadi pembeda telak antar versi sebelum dan sesudah facelift. Pembeda paling kontras justru ada di balik kulitnya.
KIA Grand Sedona yang kita kenal pakai mesin 3.300 cc V6 dengan output 270 hp dan 317 Nm, pantas untuk menggendong bodinya yang besar dan berat. Untuk varian facelift, KIA Grand Sedona bakal hadir dengan mesin 2.200 cc 4 silinder turbo diesel CRDi bertenaga sekitar 197 hp dan torsi 440 Nm. FYI, itu adalah mesin diesel dari Sorento dan Santa Fe. Nah, jika Grand Sedona lama pakai girboks otomatis 6 percepatan, yang baru pakai 8 percepatan.
Belum ada info yang menyeluruh soal interior dan fitur kenyamanan KIA Grand Sedona facelift. Yang jelas, Grand Sedona baru sudah menambah beberapa kelengkapan standar. Head unit baru yang pakai sistem UVO andalan KIA kini sudah ada Kakao i, dan kelihatannya sudah support Apple CarPlay. Urusan fitur keselamatan, kini ia sudah ditambah adaptive cruise control dan autonomous emergency braking. Lumayan ya?
Di tanah kelahirannya, KIA Grand Sedona punya beberapa konfigurasi kursi. Ada yang 11-seater seperti versi Indonesia, 9-seater dengan captain seat buat baris kedua dan ketiga atau 7-seater dengan captain seat yang selevel Alphard, Elysion dan Elgrand di baris kedua. Duh, rasanya tak sabar ingin tahu apa yang akan KIA Indonesia lakukan dengan Grand Sedona. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
AutonetMagz.com – Beberapa hari belakangan, tersiar kabar kalau Nissan menggandeng Mercedes-Benz untuk merancang penerus dari 370Z alias Fairlady Z sebagai satu tim, di mana Mercedes akan pakai platform yang sama untuk SLC baru. Ibarat Toyota-BMW yang bersama mengembangkan Z4 dan Supra baru, masuk akal kalau Nissan memilih Mercedes-Benz untuk melakukan usaha yang sama. Sayangnya, kabar yang sudah beredar itu tidak sepenuhnya benar.
Menurut Motor Trend, Nissan memang sempat membahas soal penerus Fairlady Z dengan Mercedes-Benz, namun topik itu tidak pernah dilanjutkan lagi. Yang ada, Mercedes-Benz malah lebih dekat dengan Renault untuk urusan berbagi formula produk daripada dengan Nissan. Tidak ada kesepakatan untuk membuat Nissan Fairlady Z baru bersamaan dengan Mercedes-Benz SLC untuk saat ini. Idenya sempat tercetus memang, namun kelanjutannya tak jelas.
Menurut sumber, masalahnya adalah segmen coupe/convertible yang sudah kecil kini kian menyusut. Nyaris semua eksekutif dan insinyur mobil di seluruh dunia tahu hal ini, bahkan Porsche saja harus putar otak demi 718 Boxster dan Cayman. Toyota dan BMW pun juga yakin kalau coupe atau roadster tidak akan naik ke puncak penjualan bulanan mereka. Bukannya mereka tak mau, tapi mereka harus bertanggung jawab kepada pemegang saham mereka.
“Pasar Fairlady Z adalah pasar yang sulit, porsinya agak menyusut di seluruh dunia,” kata Philippe Klein, Bos perencanaan Nissan kepada Automotive News pada bulan Januari. Dari sisi Mercedes-Benz, Mercedes sendiri kepikiran untuk membuat SL dan SLC baru menggunakan 1 platform aluminium terbaru dari AMG, tapi nasibnya pun samar. Alhasil, SLC pun dikampakkan dan SL baru nanti akan bersaudara dengan AMG GT.
Mercedes-AMG GT dibaptis sebagai penerus spiritual dari 300SL, dan ke depannya ia akan tetap menjadi mobil sport 2-seater, sementara SL akan tetap jadi convertible sejati yang sedikit dibesarkan supaya orang bisa duduk di jok belakangnya. Format 2+2 akan membantu SL untuk duduk di antara AMG GT yang lebih kecil dan sporty serta S-Class Coupe/Convertible yang lebih besar dan lebih mewah.
Kembali ke Nissan, Klein bilang kalau Fairlady Z masih belum mati meski generasi barunya memang masih tidak tahu kapan munculnya. Ia sendiri tidak bisa memberi kepastian soal masa depan Fairlady Z, tapi untuk jangka menengah, Z akan tetap hidup.”Kalau kita bikin mobil baru, bagaimana supaya gairah mobilnya tetap terpancar? Kami sedang seriusi hal ini, sebab bagaimana kita bisa terus menjaga Fairlady Z tetap baru dan hidup, dan generasi penerusnya bakal seperti apa?” Tutupnya.
Memang, membuat mobil sport tidaklah murah, dan kebanyakan dana untuk membuat mobil sport buat merek mobil biasa seperti Nissan datang dari hasil penjualan mobil-mobil biasa. Jadi, ehem, Nissan, mungkin Fairlady Z baru bisa terwujud kalau anda serius dengan mobil-mobil biasa yang anda jual seperti, ehem, Grand Livina, Juke, X-Trail, March dan bahkan Datsun yang harusnya bisa laris, tapi entah kenapa tidak laris. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
AutonetMagz.com – Pihak Mitsubishi memang dikabarkan tidak akan mempunyai produk baru hingga tahun 2020 mendatang, sehingga praktis kabar mengenai SUV baru dari Mitsubishi baru akan hadir setelah 2020. Nah, namun hal ini bukan berarti Mitsubishi tak bisa memberikan versi spesial pada produk – produknya, termasuk Mitsubishi Eclipse Cross.
Yap, Mitsubishi Eclipse Cross mendapatkan sebuah edisi spesial yang akan hadir di Amerika Utara, yaitu Mitsubishi Eclipse Cross Limited Edition (LE). Secara tampilan, Mitsubishi Eclipse Cross LE sendiri tak banyak berubah jika dibandingkan dengan versi standar. Secara tampilan, Mitsubishi Eclipse Cross LE hadir dengan warna abu – abu yang cukup cakep, dan sticker merah yang ada di varian standar terlihat lebih menyala di varian ini karena tak ada krom di sisi samping dan juga front under guard yang dilabur warna hitam, berbeda dengan varian standar yang dilabur warna silver. Selain itu, grille pun menggunakan laburan warna gelap yang terlihat lebih oke dan sporty.
Bergeser ke sisi samping, Mitsubishi Eclipse Cross LE masih akan mendapatkan velg berukuran 18 inci, namun jika di varian standar velg-nya menggunakan skema dual tone, di varian terbatas ini velg mobil ini dilabur warna hitam waau bentuknya serupa. Spion dari Mitsubishi Eclipse Cross LE ini sendiri juga tak dibuat sewarna body, melainkan dilabur warna hitam, sepertinya gimmick semacam ini sedang tren ya. Lalu apa lagi yang menjadi pembeda dari Mitsubishi Eclipse Cross LE jika dibandingkan dengan varian standar? Adanya emblem ‘Limited Edition’ di sisi belakang dan juga perbedaan skema warna pada bumper belakang, jika varian standar bagian berwarna silver berada di bagian terbawah bumper belakang, maka di varian terbatas ini laburan warna silver berada di bagian atas dari bumper belakang.
Jika kalian mengira bahwa Mitsubishi Eclipse Cross LE akan menjadi varian termahal dari Mitsubishi Eclipse Cross di sana, maka kalian akan keliru. Mitsubishi Eclipse Cross LE sendiri akan menjadi varian tengah, berada di atas varian ES dan ES plus S-AWC. Praktis, Mitsubishi Eclipse Cross LE akan mendapatkan sistem S-AWC yang diunggulkan oleh Mitsubishi, plus adanya Apple CarPlay dan AndroidAuto yang absen di varian bawahnya. Sayangnya, fitur – fitur seperti Blind Spot Monitoring, Rear Cross Traffic Alert, dan Lane Change Assist serta jok kulit & heated seat baru ada di varian SE dan SEL yang ada di atasnya. Mitsubishi Eclipse Cross LE juga tak akan mendapatkan multi view camera, karena fitur ini hanya ada di varian tertinggi.
Mitsubishi Eclipse Cross LE sendiri akan mulai dijual dengan harga 24.895 US Dollar atau setara dengan 342,6 jutaan Rupiah, selisih sekitar 20,6 jutaan lebih murah dengan varian SE yang lebih lengkap fiturnya, dan lebih mahal sekitar 13 jutaan dibandingkan dengan varian ES plus S-AWC. Sayangnya, mobil ini hingga detik ini masih belum masuk ke tanah air. Jadi, bagaimana kalau menurut kalian kawan? Yuk sampaikan pendapat kalian.
AutonetMagz.com – Nampaknya sudah berulang kali kami mengatakan bahwa memang segmen mobil yang sedang hot bukanlah sedan, hatchback, atau MPV, melainkan SUV. Bagaimana tidak, toh pabrikan – pabrikan mobil dunia memang berlomba – lomba untuk membuat produk bertipe SUV. Bahkan untuk pabrikan mobil kentjang seperti Lamborghini, Maserati, dan Ferrari. Dan nampaknya semakin ramai lagi, karena Aston Martin pun juga ikut serta.
Yap, kalian tentunya sudah tak asing dengan Aston Martin DBX kan? Mobil konsep yang sudah hadir sejak 2015 silam ini sendiri memang sudah semakin mendekati realisasi. Dan walaupun Aston Martin sangat kental dengan nama besar seri ‘DB’, pada dasarnya, SUV konsep ini sendiri tak akan menggunakan nama Aston Martin DBX untuk versi produksinya nanti. Dijadwalkan rilis di tahun 2019 mendatang, SUV racikan Aston Martin ini nantinya akan menggunakan nama Aston Martin Varekai, seperti yang kami kutip dari laman AutoCar. Penggunaan nama Aston Martin Varekai sendiri sebenarnya masih senada dengan lini produk Aston Martin lainnya yang menggunakan awalan huruf V seperti Aston Martin Vantage, dan Vanquish.
Lalu, apa arti nama Aston Martin Varekai? Nama ini sendiri sebenarnya diambil dari bahasa romania yang memiliki arti ‘wherever‘ alias ‘dimanapun’. Kenapa Aston Martin memberi nama SUV-nya dengan nama tersebut, nampaknya pabrikan asal Inggris ini ingin memberikan kesan yang kuat bahwa mobil mereka ini bisa mengatasi jalan dimanapun dia berada, alias punya kapabilitas yang baik di semua medan. Selain nama, kabarnya Aston Martin Varekai sendiri akan memiliki konfigurasi yang berbeda jika dibandingkan dengan versi konsepnya, dimana versi konsep yang hanya memiliki dua pintu akan berubah menjadi empat pintu di versi produksi massal.
Selain itu, mesin dari Aston Martin Varekai juga akan menggunakan mesin Twin Turbo, entah mesin AMG dengan konfigurasi V8 atau malah V12 yang akan menjadi pilihan untuk SUV ini. Hal ini cukup berbeda dengan konsep mesin bertenaga listrik yang hadir di versi konsepnya. Namun bukan berarti Aston Martin Varekai tak akan hadir dengan mesin bertenaga listrik, karena kabarnya versi hybrid dan EV dari mobil ini juga akan digarap oleh pihak Aston Martin. Nah, untuk versi hybrid sendiri akan menggunakan teknologi yang dipinjam dari hypercar Valkyrie atau dari Mercedes-AMG GT Concept empat pintu dengan tenaga 800 hp miliknya. Sedangkan untuk varian Plug in Hybrid sendiri dipastikan tak akan ada.
Yang menarik, kehadiran dari Aston Martin Varekai ini sendiri juga merupakan salah satu realisasi dari ketertarikan pihak Aston Martin akan pengguna atau calon konsumen wanita. Pihak Aston Martin meyakini jika nantinya Aston Martin Varekai dijual, maka konsumen wanita mereka akan meningkat dengan signifikan, menarik. Jadi, wanita suka SUV ya? Bagaimana kalau menurut kalian kawan.
AutonetMagz.com – Volkswagen benar – benar sangat serius untuk membenahi nama baik mereka yang sempat tercoreng oleh skandal dieselgate. Selain memperkuat pondasi dari kendaraan listrik mereka, kini Volkswagen juga giat memperkenalkan produk baru mereka. Dan setelah memperkenalkan Volkswagen T-Roc akhir tahun 2017 silam, pihak Volkswagen juga mempersiapkan sub-compact SUV untuk pasar China dan Amerika Serikat.
Yap, sub-compat SUV dari Volkswagen ini sendiri nantinya benar – benar disiapkan untuk dua negara itu, dan kabarnya mobil ini tak akan mampir ke pasar eropa. Lho? Kenapa? Karena di eropa sendiri Volkswagen sudah memiliki Volkswagen T-Roc yang memang didesain khusus untuk pasar Eropa. Nah, sub-compact SUV dari Volkswagen ini sendiri belum memiliki nama pasti hingga saat ini, namun dikutip dari Automotive News, Herbert Diess, CEO dari Volkswagen mengatakan bahwa produk ini disebut sebagai Volks-SUV oleh pihak internal Volkswagen. Sebutan tersebut cukup menarik, karena dalam bahasa Jerman, Volks-SUV punya arti sebagai SUV Rakyat.
Tentunya pihak Volkswagen tak asal – asalan memberikan codename untuk Volks-SUV, nampaknya ada pesan tersirat yang menunjukkan bahwa nantinya Volks-SUV akan menjelma menjadi SUV yang merakyat, entah merakyat karena produksinya yang ditargetkan banyak, atau merakyat karena segmen pasar yang disasar adalah segmen dengan harga yang lebih terjangkau. Volks-SUV sendiri jika dibandingkan dengan Volkswagen T-Roc akan cukup berbeda, dimana Volks-SUV akan lebih mengotak, dan tak se-funky Volkswagen T-Roc. Dan seperti yang kami sebutkan di awal, China dan Amerika adalah sasaran dari Volks-SUV, dimana versi China-nya akan diproduksi di pabrik joint venture Volkswagen dengan SAIC.
Yap, bukan cuma GM yang bekerja-sama dengan SAIC, namun juga Volkswagen. SAIC-VW akan memproduksi Volks-SUV di China pada tahun ini, lebih tepatnya pada bulan Agustus mendatang. Volks-SUV juga akan diproduksi di beberapa negara lain pada tahun 2020, seperti Mexico, Rusia, dan juga Argentina. Nah, untuk unit yang dijual di Amerika Serikat sendiri adalah unit produksi Mexico. Volks-SUV sendiri akan menggunakan platform MQB seperti mobil – mobil Volkswagen Group jaman now. Nah, Volks-SUV sendiri akan menjadi produk VW hasil pengembangan VW China pertama yang dijual di luar negeri tirai bambu tersebut.
Melihat ciri – cirinya yang lebih mengotak dan tak funky, serta ukurannya yang masuk di segmen sub-compact SUV, nampaknya Volks-SUV bisa jadi adalah Volkswagen T-Track alias Volkswagen Taigun yang sudah mendapatkan lampu hijau untuk diproduksi di tahun 2020 mendatang. Nah, apakah benar Volks-SUV adalah Volkwagen T-Track? Kita tunggu saja bulan Agustus mendatang. Yuk sampaikan pendapat kalian kawan.