Quantcast
Channel: Merek Mobil | AutonetMagz :: Review Mobil dan Motor Baru Indonesia
Viewing all 9854 articles
Browse latest View live

Toyota Alphard & Toyota Vellfire Dapatkan Upgrade (Lagi) November

$
0
0

AutonetMagz.com – Sosok Toyota Alphard dan Toyota Vellfire yang dijual saat ini adalah model yang mendapatkan minor change pada penghujung tahun 2017 kemarin. Nah, kala itu kedua MPV boxy dari Toyota ini mendapatkan beberapa ubahan, baik di sisi interior dan eksterior serta pada beberapa tambahan di sisi fitur. Nah, kabar terbaru menunjukkan bahwa sosok Toyota Alphard dan Toyota Vellfire akan mendapatkan upgrade lagi di Jepang. Lalu ubahan apa yang akan hadir di Toyota Alphard dan Toyota Vellfire ini? Yuk kita bahas.

Jadi, baik Toyota Alphard dan Toyota Vellfire akan mendapatkan ubahan dengan tambahan fitur berupa intelligent clearance sonar (ICS). Tak asing dengan fitur ini? Jelas, karena sebenarnya fitur ini sudah ada di kedua mobil ini dalam trim tertentu saja. Nah, ubahan yang dihadirkan di Toyota Alphard dan Toyota Vellfire adalah penambahan ICS di seluruh trim yang dijual di Jepang. Lalu, apa fungsi dari ICS? Jadi, ICS sendiri adalah teknologi sonar yang akan mendeteksi keberadaan dari obyek lain di dalam jangkauan jaraknya.

TICS sendiri sudah digunakan di mobil – mobil Toyota pada tahun 2015 kemarin, dan kini ditanamkan pada seluruh model dan varian dari  Toyota Alphard dan Toyota Vellfire. Versi upgrade dari  Toyota Alphard dan Toyota Vellfire sendiri akan mulai dijual di Jepang pada tanggal 1 November 2018 mendatang. Namun walaupun begitu, pihak Toyota di Jepang sudah mempersiapkan versi upgrade ini sejak bulan Juli 2018 kemarin. Yap, pihak Toyota sudah menghentikan produksi dari Toyota Alphard dan Toyota Vellfire yang belum mendapatkan upgrade ini, dan mulai membuka inden dari versi upgrade sejak bulan Agustus 2018 kemarin.

Sayangnya, upgrade yang diberikan pada  Toyota Alphard dan Toyota Vellfire memang hanya sebatas penambahan ICS saja pada seluruh varian dari mobil yang disebut – sebut sebagai mobil wajib horang kayah di Indonesia. Nah, lalu apakah  Toyota Alphard dan Toyota Vellfire yang dijual di Indonesia juga akan terpengaruh pada upgrade ini? Bisa jadi, apalagi kedua MPV mevvah yang dijual di Indonesia ini juga diimpor utuh dari Jepang. Mengutip kabar dari BestCarWeb, versi non-upgrade dari Toyota Alphard dan Toyota Vellfire yang sudah dihentikan penjualannya kini mendapatkan diskon hingga 350.000 Yen atau sekitar 47 jutaan Rupiah. Sebuah angka yang sebenarnya cukup besar, namun bisa dikatakan kecil jikalau dibandingkan dengan harga total Toyota Alphard dan Toyota Vellfire, orang All New Suzuki Ertiga saja sudah 30 juta diskonnya.

Nah, jadi bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.


Truk Listrik Ford F-Vision : Terinspirasi Dari Iron Man?

$
0
0

AutonetMagz.com – Ford memang jarang sekali muncul ke permukaan belakangan ini, apalagi memang merk mobil asal Amerika Serikat ini sudah cabut dari Indonesia. Tapi diam-diam ada sesuatu yang sudah disiapkan oleh Ford untuk menyambut publik, yaitu Ford F-Vision sebuah truk konsep yang diperkenalkan pada Hannover Motor Show. Yuk kita bahas.

Jadi Ford F-Vision Concept ini dibuat oleh Ford Otosan di Turki, dan  truk ini merupakan truk listrik dengan konsep semi futuristik bila dilihat dari beberapa bagian depan truk ini. Truk  ini sama seperti truk pada umumnya memiliki roda yang cukup besar untuk menahan beban yang tidak biasa, kemudian ditambah dengan ruang udara yang dikelilingi oleh lampu LED yang lebih ramping dan terlihat desain yang tajam dan sangat disenangi masa kini. Ford F-Vision Concept ini juga dilengkapi dengan kaca spion kamera modern yang nampaknya dapat memudahkan pengguna tidak lupa dengan pintu yang memudahkan untuk mengakses kabin kendaraan tersebut.

Sisi aerodinamis dalam truk ini tentu tidak main-main, jika kita sadar yang telihat hanya sebagian dari keseluruhan ban karena bagian ban lainnya tersembunyi untuk meningkatkan kesan yang lebih mewan dan megah. Desain pun tidak tanggung-tanggung, tidak hanya kabin saja yang diberi kesan modern, melainkan sampai kepada bagian kargo desain modern tidak terlewatkan. Kesimpulan mudahnya, truk ini jika benar akan ada di jalanan maka akan merubah persepsi dari truk kotak besar yang cukup membosankan. Benar-benar konsep yang mengejutkan, jarena truk listrik ini merupakan konsep yang mengagumkan.

Dengan motor listrik, truk konsep ini punya sistem semi-otonom level 4. Yang pastinya truk ini akan dengan mudah digunakan meskipun jika harus dikendarai seorang diri. Katanya truk ini memiliki komponen yang sifatnya cukup ringan dan berfitur “front end interaktif”. Masih simpang siur mengenai sistem dan fitur lainnya tetapi yang pasti menurut Ford desain dari truk ini adalah sebuah hasil inspirasi dari sebuah sosok terkenal. Inspirasi itu berasal dari seorang superhero Marvel, Iron Man. Ya kalau dilihat-lihat memang bagian depannya dapat dikatakan menyerupai helm dari Iron Man. Ford F-Vision Concept sendiri akan menjadi tantangan yang serius untuk beberapa truk otonom bertenaga listrik lainnya, seperti Tesla Semi contohnya.

Sepertinya Ford F-Vision Concept akan lebih mirip lagi dengan Iron Man kalau dilabur awarna merah emas dan dikendarai Tony Stark ya kawan? Tapi, masa Tony Stark nyetir truk? Hahaha. Jadi, Bagaimana pendapat kalian? Sampaikan di kolom komentar ya !

Peugeot e-Legend : Mobil Coupe Listrik Retro Yang Keren!!

$
0
0

AutonetMagz.com – Masih ingatkah kalian dengan sosok Nissan IDx? Yap, mobil yang sempat disebut sebagai Datsun 510 Reborn ini sendiri memang hadir dengan bentuk retro modern yang sangat catchy dan enak dipandang. Nah, pasca beberapa tahun tak ada mobil serupa yang dihadirkan, selain sosok Honda urban EV, kini muncul kembali sebuah mobil retro modern konsep. Namun bukan lagi dari merk Jepang, melainkan dari Merk Perancis yaitu Peugeot, dan inilah sosok Peugeot e-Legend, cekidot.

Jikalau dilihat – lihat, Peugeot e-Legend ini memiliki bentuk yang mirip dengan salah satu coupe legendaris dari Peugeot, yaitu Peugeot 504 Coupe yang hadir sekitar 5 dekade silam. Sosok Peugeot e-Legend sendiri adalah sebuah coupe listrik dengan dua pintu yang akan pertama kali dimunculkan ke publik bentuk aslinya di Paris Motor Show 2018 bulan depan. Secara desain, tak ada yang bisa kami katakan selain ‘cakep’. Yap, mobil ini memang hadir dengan desain yang menggabungkan antara konsep retro yang nostalgic dan modern yang futuristic. Lampu depannya masing – masing terbagi menjadi dua bilah, sekali lagi mirip Peugeot 504. Sedangkan grille-nya terlihat hanya tiga bilah tipis berwarna silver dengan emblem yang menarik. Yap, emblem ini menarik bukan karena mirip emblem Proton, melainkan karena emblem ini adalah emblem Peugeot tahun 1960-an, nostalgic banget kan?

Masih di sisi depan, bumper depannya berwarna silver, sesuai dengan warna bodynya, dengan lip spoiler tipis yang berbentuk cukup sporty. Kap mesin dari Peugeot e-Legend ini juga terlihat berotot, bak sebuah muscle car bermesin besar, padahal mobil ini sumber penggeraknya adalah tenaga listrik. Pindah ke samping, fender dar mobil ini pun tak kalah menarik, karena memiliki tekukan ke dalam yang agak out of the box jika kita bicara masalah desain fender. Mobil ini juga memiliki side step di sisi samping walaupun sebuah sedan, dan bentuknya pun tak kalah atraktif. Masih dari sisis samping, tak ada spion konvensional di Peugeot e-Legend ini, dan digantikan oleh kamera di kedua sisinya. Sedangkan window line dan bentuk atapnya dibuat mengotak dan mirip pendahulunya. Velg? Tentunya ukurannya dekat dengan fender, ban profil tipis dan desan futuristis, khas mobil konsep.

Lalu bagaimana dengan bentuk belakangnya? Mungkin bagian ini tak seindah sisi depannya, namun tarikan garis di sisi belakang yang agak curvy yang dipadukan dengan warna hitam dan lampu khas Peugeot jaman now membuat sebuah perpaduan yang pas. Kaca belakangnya pun dibuat landai dan sedikit mengotak untuk menyesuaikan dengan konsep retronya. Sedangkan bumper belakangnya juga masih senada dengan sisi depannya, terlihat tegas dan juga punya spoiler yang sporty. Seperti yang kami katakan, untuk desain, kami speechless. Masuk ke interior, mobil ini masihlah sebuah mobil konsep, dengan bentuk setir ala ‘pesawat luar angkasa’ dan kopkit yang sudah full digital dan sangat amat minimalis. Bahkan, kursi penumpang dan driver dari Peugeot e-Legend ini terlihat sangat nyaman dengan balutan beludru warna toska.

Oke, cukup untuk urusan yang kasat mata, lalu teknologi apa yang dibawa oleh Peugeot e-Legend? Jadi, seperti yang kami singgung, Peugeot e-Legend adalah sebuah mobil listrik. Dan seperti layaknya mobil listrik, coupe milik Peugeot ini mengandalkan motor listrik, tak hanya satu tapi dua. Tenaga maksimal gabungan kedua motor listrik ini mencapai 456 hp dengan torsi ajib 800 Nm. Alhasil, akselerasi 0 hingga 100 km/jam hanya ditempuh dalam 4 detik saja, malah kurang dan untuk kecepatan maksimal ada di angka 220 km/jam. Lalu, bagaimana daya tahan baterainya? Berhubung Peugeot e-Legend adalah mobil listrik. Jadi, baterai dari Peugeot e-Legend berkapasitas 100kWh dengan cakupan jarak tempuh mencapai 600 km dengan metode pengetesan WLTP yang ketat itu. Menariknya, Peugeot e-Legend punya teknologi fast charging, atau malah menurut kami super fast charging karena mampu mengisi daya untuk jarak tempuh 500 km hanya dalam 25 menit saja, gila.

Selain itu, Peugeot e-Legend juga sudah dilengkapi fitur otonom level empat dengan beberapa mode berkendara otonom seperti soft, dan sharp. Menarik untuk menanti apakah sosok Peugeot e-Legend akan menjadi sebuah varian yang dijual nyata nantinya. Walaupun bermesin biasa pun nampaknya mobil ini akan menjadi koleksi para penggemar otomotif. Bagaimana menurut kalian?

BMW Z4 Versi US Lebih Cepat Daripada Eropa?

$
0
0

Autonetmagz.com – Pada akhirnya roadster khas BMW yang namanya sudah tak asing lagi diperbaharui oleh pabrikan asal Jerman tersebut. Hadir dengan kode G29 dan memiliki desain yang benar-benar all new, membuat BMW Z4 2019 ini juga menjadi mobil highlight untuk 2018 sekarang. Di balik kap mesinnya, tersimpan dapur pacu berkonfigurasi inline-6 twin turbocharged berkapasitas 3,0 L yang dapat menghasilkan output sebesar 342 hp dengan torsi hingga 500Nm! Membuat mobil ini dapat melaju dari 0-100km/h hanya dalam waktu 4,4 detik.

Okelah dari segi desain dan performa, BMW Z4 G29 tersebut memiliki nilai lebih pada kelas mobil roadster saat ini. Desainnya bagus walaupun memang ada yang menyebutkan kalau mobil ini layaknya Kia Stinger GT dalam jati diri roadster. Tapi desainer Kia Stinger kan juga dicomot dari BMW, jadi? Pada sektor ini pembahasan memang bersifat subjektif. Namun jika sudah masuk ke sector yang sudah memakai angka-angka dan data absah seperti performa mesin hingga waktu 0-100km/h-nya, BMW Z4 2019 sudah membuktikan performa outstanding.

Namun bagaimana jika anda bisa mendapatkan lebih? Bayangkan BMW Z4 2019 yang sudah menorehkan angka bagus pada performanya, ditingkatkan lagi ke level yang berbeda? Bukan, BMW tidak mengeluarkan versi paket perfroma tambahan untuk roadster terbarunya. Maaf jika menurunkan ekspektasi anda jika kalian mengharapkan adanya trim performa untuk BMW Z4.

Sebenarnya untuk versi lebih kencang dari Z4, yang dibahas dalam artikel ini adalah unit yang sama dengan yang diluncurkan pada gelaran Monterey Car Week sebelumnya. Namun hanya karena berbeda region penjualan saja, salah satu kawasan bagian barat bumi ini mendapatkan BMW Z4 G29 yang lebih ganas! Mari sambutlah, BMW Z4 G29 2019 US Version.

Kejadian yang cukup langka memang, sebuah mobil Eropa yang dijual di tanah Amerika Serikat memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan versi tanah kelahirannya. Hal ini bukanlah sebuah rumor karena pihak BMW di Amerika sendiri sudah menyebutkan kalau untuk pasar negeri muscle car tersebut Z4 akan lebih ditingkatkan performanya. Untuk konfigurasi mesin memang masih sama dengan Europe version. Tapi output-nya menjadi 382 hp! Membuat Z4 US version dapat melaju dari 0-100km/h lebih cepat 0,2 detik.

Memang apa yang menyebabkan Z4 dengan trim yang sama, dapat memiliki performa berbeda. Bukan lain karena peraturan emisi Eropa terbaru yaitu WLTPYa, inilah peraturan yang memaksa seluruh manufaktur asal Eropa berlomba menciptakan mesin yang sudah tidak naturally aspirated lagi. Karena terbentur emisi, performa mesin pun menjadi kurang dimaksimalkan. Memang ini untuk keselamatan Bumi kita sendiri, namun entah mengapa kok rasanya jadi kurang gimana gitu.

Untuk trim Z4 yang ditingkatkan pada versi Amerika, adalah M40i yang menjadi trim tertinggi dan termahal dari sang soft-top car ini. Untuk trim sDrive20i dan sDrive30i, masih memiliki performa yang identik dengan versi Eropa. Dengan mesin inline-4 twin turbocharged-nya, versi Amerika masih memiliki output 255 hp dan torsi sebesar 400Nm, tidak di ubah maupun di utak-atik.

Bagaimana menurut kalian wahai Autonet-readers mengenai Z4 G29 yang serupa tapi tak sama ini? Berikan komentar kalian mengenai mobil tersebut dalam kolom komentar yang tersedia di bawah.

Salah Cetak Label, Belasan Ribu KIA Rio & Stinger Direcall

$
0
0

AutonetMagz.com – Ada sebuah kabar menarik bin unik dari produsen otomotif asal Korea Selatan, yaitu KIA, namun bukan terkait produk baru mereka melainkan sebuah kampanye recall. Untungnya, recall ini sendiri bukan di Indonesia, tapi kabar ini datang dari tetangga kita yaitu dari Negeri Kangguru. Yuk kita bahas lebih lanjut.

Jadi, permasalahan yang ada bukan karena produk ini malfungsi pada komponen tertentu ataupun karena fitur di dalam mobil yang tak bekerja sempurna. Lho? Terus kenapa? Jadi, pihak KIA Australia menghimbau pada para konsumen mereka untuk mengikuti program recall untuk produknya. Produk yang masuk dalam program ini adalah KIA Rio dan KIA Stinger yang diproduksi pada tahun 2017 hingga tahun ini. Lalu apa masalahnya? Jadi pihak KIA Australia khawatir tentang angka beban yang terpampang di tow bar dari kedua produk mereka ini. Menurut perusahaan asal Korsel ini, label tow bar di mobil-mobil tersebut salah tulis.

Bahayanya apa? kalau bilah derek kelebihan muatan, bisa-bisa kepisah dari kendaraannya. Lebih bahaya dan merugikannya lagi buat pengguna jalan yang lain. Bisa ketabrak dong, duh. FYI, KIA Stinger dan KIA Rio sendiri sebenarnya sudah launching kira-kira setahun yang lalu di Australia. Dihitung-hitung sudah lumayan ya. KIA Stinger ini dibekali dengan 2 varian mesin tangguh, yaitu 2.0 liter turbocharged dan 3.3 liter turbo V6. Percaya deh, kalau mesin-mesin ini bisa menghasilkan kegaharan dan handal di kelasnya. Sebelumnya, KIA juga sudah pernah me-recall KIA Rio di tahun 2017 karena fitur lock door pintu belakang yang bermasalah.

Katanya karena ukuran kabel di dalamnya salah yang bisa mengakibatkan indikator child lock-nya seolah-olah aktif, padahal tidak aktif. Kala itu, sebanyak 1721 mobil yang kena program recall ini. Kembali ke masalah antara KIA Rio dan KIA Stinger ini, tak tanggung-ntanggung, total penarikan produknya mencapai 13.727 unit. Prosedurnya adalah Kia akan menghubungi pemilik kendaraan dan menyarankan mereka agar bisa menghubungi dealer terdekat untuk ‘perbaikan’ gratis. Perbaikan disini nampaknya akan cukup ambigu, apakah pihak KIA akan memberikan ‘edukasi’ pada konsumennya atau mengganti label yang salah cetak tersebut.

Dipikir-pikir kenapa bisa salah sih ya, dan baru nyadar sekarang. Memang sih, tak ada yang sempurna. Tapi, appreciate buat usaha me-recall KIA Australia ini. Gimana menurut kalian?

Privilege Parking Dengan EQ Power Charging Mercedes-Benz Dirilis Di Jakarta

$
0
0

AutonetMagz.com – Kabar baik bagi dunia otomotif Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan mobil listrik. Mercedes-Benz kembali memberikan inovasi baru untuk kenyamanan penggunanya, terlebih para pegguna mobil listriknya di masa depan. Seperti apa ‘kenyamanan’ yang kami maksudkan? Yuk kita bahas.

Jadi, pada tanggal 24 September 2018 kemarin, pihak Mercedes-Benz meresmikan Privilege Parking with EQ Power Charging untuk pertama kalinya di Plaza Indonesia, tepatnya di area parkir P2 dari pusat perbelanjaan kelas premium ini. Fasilitas yang ditawarkan Mercedes-Benz ini memberikan ruang parkir yang nyaman bagi pemilik Mercy bertenaga setrum, yang sekaligus bisa memenuhi kebutuhan pengisian daya listrik dari produk Mercedes-Benz di masa depan, khususnya kendaraan EQ Power.

Bersama dengan Plaza Indonesia, inovasi baru ini merupakan langkah awal untuk promosi infrastruktur kendaraan listrik, yaitu dengan charging bay yang dilengkapi dengan dua pengisi daya Wallbox 3.7 kW dengan koneksi Type 2. Ke depannya, charging bay ini ataupun fasilitas lain yang akan dibangun di masa depan akan dirancang khusus untuk memungkinkan fast charging yang aman dan nyaman bagi kendaraan Mercedes-Benz. Namun untuk sekarang, sebuah Mercedes-Benz E 350 e plug-in hybrid bisa mengisi daya dari 20% hingga 100% dalam waktu sekitar 1 jam 50 menit alias hampir 2 jam, cukupan untuk ditinggal jalan – jalan.

Mercedes-Benz Privilege Parking with EQ Power Charging pertama yang diresmikan di Jakarta hari ini menandai langkah penting dalam strategi kami untuk memberikan solusi bagi mobilitas bertenaga listrik di masa depan,” ujar Roelof Lamberts, Presiden dan CEO PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MDBI). FYI, EQ sendiri merupakan kependekan dari Electric Intelligence, divisi mobil listrik garapan Mercedes-Benz. Semua produk pengembangan dan layanan ini akan dibundel di bawah nama EQ di masa depan. Menurut kami, bersama ini, Mercedes-Benz bisa menjadi leader di Indonesia dalam hal pengembangan mobil listrik sih. Melawan isu polusi yang makin menjadi sekarang ini dan juga bagi Indonesia yang berhadapan dengan dunia yang semakin maju.

Dengan cara ini, Mercedes-Benz juga menciptakan citra yang semakin jelas, bersama dengan mobilitas masa depannya yang berdiri di atas empat pilar, yaitu Connected, Autonomous, Shared, dan Electric (CASE). Nah, generasi Mercedes-Benz EQ-lah yang menjadi perpaduan yang pas buat keempat pilar tersebut. Tapi karena ada baterai yang disematkan di bagian samping ‘pantat’ nya ini, otomatis space bagasinya agak lebih sempit. Kalau dilihat, meskipun sudah dilengkapi dengan baterai, mobil yang bisa di charge ini masih tetap di beri tangki untuk bahan bakar seperti mobil pada umumnya, wajar karena memang mobil ini masih hybrid bukan Full EV.

Just my opinion, ini menjadi langkah penting yang dilakukan Mercedes-Benz untuk kemajuan dunia otomotif di Indonesia yang juga menyangkut tentang “kesehatan” lingkungan kita. Jadi, bagaimana menurut tanggapan kalian, kawan? Yuk berkomentar.

Toyota : Kami Harus Belajar dari Mazda Soal Mobil Sport

$
0
0

AutonetMagz.com – Sembari mematangkan Toyota Supra sebelum siap meluncur dan dijual, Toyota menyampaikan rencananya untuk bisa masuk (lagi) ke hati para car enthusiast. Setelah Supra, Celica dan MR2 tutup usia, Toyota sudah tak punya mobil yang asyik dan menggetarkan batin para petrolhead. Dengan adanya Toyota 86, pelan-pelan petrolhead mulai melirik Toyota, dan kehadiran Toyota Supra nanti memastikan lebih banyak lagi yang tidak melupakan Toyota.

Asisten Kepala Insinyur Toyota Supra, Masayuki Kai sudah tahu bagaimana cara membuat car enthusiast kembali ke Toyota.”Kami akan kembalikan sosok Toyota Celica dan Toyota MR2,”katanya kepada Road & Track.”Kami bikin Supra duluan karena itu yang paling banyak diminta, baru yang lain menyusul,”tambah Kai. Sedikit info darinya adalah Toyota Celica bisa lahir kembali sebagai coupe performa tinggi berpenggerak AWD, supaya beda dari Toyota 86 dan Supra yang RWD.

Untuk Toyota MR2, mereka bisa melahirkannya lagi sebagai mobil mid-engine atau malah jadi konsep yang baru dan beda dibandingkan MR2 lawas.”Kita tunggu saja dan lihat nanti,”kata Kai, seraya menekankan kalau pasar saat ini jauh lebih sulit dan menantang kalau ingin menjual mobil sport performa tinggi yang segmennya terbatas. Masuk akal, coba deh liat ke luar sana, lebih sering lihat Toyota Rush atau Toyota 86? Lebih sering lihat Mitsubishi Xpander atau Mitsubishi Evo?

Makin hari, biaya pembuatan mobil sport makin mahal. Produsen sendiri belum tentu sanggup berinvestasi untuk pembuatan komponen dan suku cadangnya, mengingat volume mobil sport sangat kecil. Mobil sport perlu komponen khusus yang tidak bisa main comot atau kanibal dari mobil lain. Suspensi buat Supra tak akan bisa dipakai buat Camry atau Corolla. Itu belum ditambah aturan homologasi yang makin rumit,” jelasnya.

Cara yang masuk akal untuk tetap bisa membuat mobil sport sembari menekan biaya perancangan adalah kolaborasi dengan produsen lain. Tentu saja ini maksudnya antara Toyota Supra dan BMW Z4, di mana Kai yakin kalau Toyota dan BMW tidak bekerja sama, BMW sendiri belum tentu bisa melahirkan kembali BMW Z4 seorang diri.”Tapi kami juga belum tentu bisa bikin Supra kalau tidak ada BMW, jadi kami perlu kolaborasi ini,” terang Kai. Hal yang sama juga berlaku untuk duet 86-BRZ.

Untuk itu, Toyota merasa perlu berkaca kepada Mazda.”Mungkin kalau kita sudah biasa bikin mobil sport selama berpuluh-puluh tahun seperti Mazda, pasti bakal ketemu caranya supaya mobilnya bisa dibuat dengan biaya yang lebih murah,” demikian menurut Kai. Ya, Mazda terbukti bisa membuat Mazda MX-5 bertahan selama 25 tahun lebih dan duduk sebagai roadster terlaris dunia karena harganya murah. Padahal dibandingkan Toyota, Mazda hanyalah sebuah produsen kecil.

Karena mereka sudah pengalaman banget dalam membuat dan mengembangkan Mazda MX-5, pasti mereka sudah punya kiat-kiat khusus soal perancangan mobil sport. Saya yakin ada banyak hal yang kami harus pelajari dari Mazda,” katanya. Ingat, Mazda sudah bertahan dengan MX-5 tanpa putus sementara Toyota dilanda kebingungan besar saat membuat 86 dan Supra baru. Pasalnya, saat bikin Supra atau 86, Toyota tidak punya pengalaman bikin mobil sport untuk tahun 2010 dan setelahnya.

Ada jeda yang cukup lama sejak Supra, MR2 dan Celica pupus, jadi pengetahuan Toyota soal merancang mobil sport pasti sudah menguap sebagian.”Mazda tidak pernah berhenti mengembangkan MX-5, selalu ada pembaharuan. Jika kami tidak mengikuti langkahnya – seperti Toyota yang stop membuat Supra selama 16 tahun – akan sangat susah melahirkan mobil seperti itu kembali ke dunia nyata,” tutup Kai. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!

Suzuki Jimny Jepang : Brosur Selalu Habis & Disukai Konsumen Wanita

$
0
0

AutonetMagz.com – Suzuki Jimny, adalah sebuah produk yang dalam 1 tahun terakhir ini menjadi produk paling dibicarakan dari pabrikan berlogo S asal Jepang ini, apalagi pasca bocoran tampangnya muncul di dunia maya. Nah, pasca peluncurannya di Jepang, hype dari mobil ini ternyata jauh lebih besar daripada yang dibayangkan. Bahkan karena terlalu tingginya antusiasme dari konsumen dan calon konsumen akan Suzuki Jimny, sampai – sampai brosur dan katalog cetak yang biasanya ada di diler -diler Suzuki sampai habis total.

Yap, kejadian ini benar – benar terjadi, dimana bahan publikasi cetak dari Suzuki Jimny di Jepang habis. Lho? Terus ngapain dibahas to mas? Kan cuma perkara brosur saja, bisa dicetak ulang. Nah, fokus kami bukan pada pihak diler yang kehabisan brosur, melainkan pada antusiasme dari calon konsumen Suzuki Jimny. Tak bisa dipungkiri bahwa sosok Suzuki Jimny memang cukup catchy dan tampil beda dengan generasi sebelumnya. Selain itu, Suzuki Jimny generasi terbaru ini juga merupakan salah satu obat rindu pasca 20 tahun lamanya sosok SUV mungil Suzuki ini tak berganti model. Nah, selain perkara brosur, perkara capaian penjualan dari Suzuki Jimny juga bisa dibilang sangat positif. Seperti yang sempat kami kabarkan, Suzuki Jimny sendiri hanya dipatok penjualan 15.000 unit setahun, dan Suzuki Jimny Sierra hanya 1.200 unit saja setahun.

Angka tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa pihak Suzuki Jepang nampaknya ingin main aman, dan benar saja, capaian penjualan mereka jauh melampaui target tahunan mereka yang kami rasa agak ‘rendah’ jikalau dibandingkan dengan hype yang sudah terasa bahkan sebelum peluncuran SUV mungil ini. Total, sudah ada SPK sebanyak 25.000 unit Suzuki Jimny dan 5.000 unit Suzuki Jimny Sierra di Jepang yang harus segera dipenuhi oleh pihak Suzuki disana. Mengutip dari laman bestcarweb Jepang, pihak diler sendiri sudah mencetak katalog sebanyak dua atau tiga kali sejauh ini, dan tetap saja katalog tersebut habis. Jadi, habisnya katalog Suzuki Jimny, berbanding lurus dengan SPK dan juga antusiasme dari konsumen dan calon konsumennya di Jepang sana. Nah, masih dari sumber yang sama, tergali juga sebaran data dari pemesan Suzuki Jimny di Jepang.

Jadi, mayoritas dari pemesan Suzuki Jimny di Jepang berada di rentang usia 20 tahunan hingga 30 tahunan, dan menariknya, dari 30.000 pemesan baik Suzuki Jimny maupun Suzuki Jimny Sierra, ada banyak diantaranya merupakan Wanita. Yap, anda tak salah baca. Nampaknya Suzuki Jimny menjadi idola baru bagi pengemudi wanita di Jepang sana, mungkin karena tangguh namun kecil mungil, dan warnanya pun cukup eye catching. Selain itu, model paling laris dari Suzuki Jimny sendiri adalah varian XC yang merupakan varian tertinggi dari Suzuki Jimny, dan varian JC yang merupakan varian tertinggi dari Suzuki Jimny Sierra. Untuk transmisi, secara mengejutkan transmisi manual bisa dikatakan laris manis dengan mengisi sekitar separuh dari total pemesanan Suzuki Jimny di Jepang sejauh ini.

Sebelumnya, masa penantian alias inden Suzuki Jimny bisa mencapai 6 bulan bahkan satu tahun karena pemesanan dari Suzuki Jimny sudah melebihi target tahunan. Namun beberapa waktu lalu kami juga sempat membahas bahwa pihak Suzuki berniat menambah kapasitas produksi, sehingga bisa saja inden mengular tersebut bisa teratasi dengan segera. Jadi, bagaimana menurut kalian? Masih minat dengan Suzuki Jimny? Sabar dulu ya, karena kabar terbaru menunjukkan bahwa India nampaknya batal mendapatkan sosok Suzuki Jimny karena ingin fokus ke model – model yang menjadi volume maker saja.


Menilik Peluang Mitsubishi Eclipse Cross di Indonesia, Bisa Bersaing?

$
0
0

AutonetMagz.com – Kalau disuruh menyebutkan sosok produk apa dari Mitsubishi yang diharap – harapkan untuk segera masuk ke Indonesia, maka kami akan menempatkan Mitsubishi Eclipse Cross di urutan pertama, bukan Mitsubishi Delica ataupun Mitsubishi Mirage terbaru (kalau ada). Mengapa? Karena sosok Mitsubishi Outlander Sport sudah terlalu tua saat ini, dan perlu penerus di segmen yang sedang digemari ini. Namun kami kembali berpikir lagi, memangnya seberapa besar kans Mitsubishi Eclipse Cross jikalau masuk ke Indonesia? yuk kita bahas.

Jadi, seperti yang kita tahu, sosok Mitsubishi Eclipse Cross cukup memantik perhatian saat dirilis pertama kali  tahun lalu. Namun hingga saat ini, mobil yang menggunakan mesin Turbo berkubikasi 1.500cc ini masih belum juga hadir di Indonesia. Salah satu hal yang paling mengganjal mengenai kehadirannya di tanah air datang dari sisi harga. Yap, harga dari Mitsubishi Eclipse Cross tak bisa dikatakan murah. Sebagai gambaran, Mitsubishi Eclipse Cross yang dijual di Amerika Serikat dihargai 340 jutaan, lalu di Taiwan dihargai 450 hingga 530 jutaan, apalagi di Singapura yang mencapai 1,3 Milyar. Tentunya angka ini menunjukkan bahwa sosok Mitsubishi Eclipse Cross ini punya banderol yang memang tak murah. Sebenarnya ada solusi lain, yaitu penggunaan mesin 2.000cc MIVEC seperti Mitsubishi Eclipse Cross di Brunei, namun nampaknya mesin ini jelas kalah pamor dengan mesin 1.500cc Turbonya.

Nah, lalu jikalau memang benar pihak MMKSI akan membawa Mitsubishi Eclipse Cross bermesin Turbo ke Indonesia, tantangan apa yang akan dihadapi oleh Mitsubishi Eclipse Cross? Yang jelas, pertama ada pada harganya. Kondisi serupa juga dialami oleh Toyota C-HR yang akhirnya membuat CUV dari Toyota itu dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Sedangkan tantangan kedua adalah perkara lawan dari Mitsubishi Eclipse Cross di Indonesia. Jikalau sosok Mitsubishi Eclipse Cross datang tahun lalu, mungkin pihak Mitsubishi tak akan menghadapi dua ancaman dari produk Tiongkok. Yap, kami berbicara perihal produk dari Wuling dang DFSK. Keduanya memiliki produk dan calon produk yang jikalau dikaji ulang punya kesamaan dengan sosok dari Mitsubishi Eclipse Cross. Apa kesamaan itu? Mudah, bentuknya SUV, mesinnya 1.500cc, dan sudah pakai turbo, plus fiturnya melimpah.

Yap, kami sedang membicarakan sosok Wuling SUV alias Baojun 530 dan DFSK Glory 580. Kedua SUV asal China ini bisa menjadi saingan serius bagi Mitsubishi Eclipse Cross, walaupun kami percaya bahwa masih akan ada loyalis Mitsubishi yang rela membeli berapapun sosok fenomenal, Mitsubishi Eclipse Cross ini. Namun tentunya penjualan tak bisa diwakili oleh mereka saja, bukan? Selain itu, jikalau harga dari Mitsubishi Eclipse Cross tembus 500 juta, maka akan ada perbedaan yang mencolok dengan saudara sepabriknya, Mitsubishi Pajero Sport yang notebene punya ukuran lebih besar namun dijual di rentang yang kurang lebih sama. Lalu, kembali ke pertanyaan yang kami berikan secara tersirat di judul, Bagaimana Peluang Mitsubishi Eclipse Cross di Indonesia? Bisakah bersaing? Jawaban kami, bisa, asalkan pihak MMKSI memproduksi sendiri mobil ini, bukan mengimpornya.

Baca Juga : Mitsubishi Eclipse Cross Hadir di Brunei Dengan Mesin 2.000cc Non Turbo!

Dengan skema CKD, maka harga Mitsubishi Eclipse Cross bisa ditekan, dan membuatnya masih bisa memberikan perlawanan sengit bagi duet SUV China, dan juga saingannya asal Jepang, Honda CR-V Turbo. Jadi, kalau menurut kalian bagaimana? Seberapa besar kans Mitsubishi Eclipse Cross bisa laris di Indonesia? Yuk kasih skala 1 hingga 10 di kolom komentar.

Porsche Akhirnya Stop Berurusan Dengan Diesel

$
0
0

AutonetMagz.com – Porsche terindikasi sudah lepas hubungan dan tidak berurusan lagi dengan mesin diesel. Pada jajaran modelnya, Porsche pernah menawarkan varian diesel pada Porsche Macan, Cayenne dan Panamera. Semuanya berjalan normal pada awalnya, tapi sejak skandal dieselgate yang merupakan ulah VW mengemuka, permintaan varian diesel di Porsche terus menurun drastis.

Sudah sejak Februari 2018, tidak ada kemunculan model diesel gres dari Porsche. Untuk urusan kelangsungan varian diesel yang telah terjual, Oliver Blume sebagai CEO Porsche menjamin bahwa semua Porsche diesel yang sudah ada pemiliknya akan terus dilayani secara baik, khususnya dengan ketersediaan suku cadang. “Sudah pasti kami akan terus menjaga pelanggan yang sudah membeli diesel kami dengan profesionalisme yang mereka harapkan,” tegas Blume.

Soal diesel, Blume berkomentar,”Porsche tidak sinis kepada diesel. Diesel tetap akan menjadi mesin yang signifikan. Kami adalah produsen mobil sport, dan di sini diesel selalu memainkan peran sekunder. Pada akhirnya, kami memutuskan bahwa masa depan kami harus bebas dari mesin diesel.” Sebenarnya Porsche tidak rugi banyak soal imej sejarah mesin, mengingat Porsche baru pertama kali merilis model bermesin diesel sekitar 10 tahun lalu, dan itu tidak signifikan.

Selama wawancara dengan Bild am Sonntag dari Jerman, Blume menambahkan bahwa mesin diesel Porsche yang sejatinya disuplai Audi (yang dapat basis mesin dari VW) di masa lalu telah menyebabkan masalah bagi Porsche. “Kami tidak pernah mengembangkan dan memproduksi mesin diesel sendiri. Namun, citra Porsche telah menderita. Krisis diesel telah menyebabkan banyak masalah, ”katanya. Masa depan Porsche hanya akan terdiri dari mesin bensin, listrik dan hybrid.

Keputusan Porsche untuk membuang diesel demi kebaikan masa depan muncul pada saat yang sama di mana beberapa kota di Jerman menerapkan larangan peredaran terhadap model diesel tertentu. Kanselir Jerman, Angela Merkel juga mempertimbangkan undang-undang baru yang mengharuskan produsen mobil untuk melakukan upgrade hardware untuk kendaraan diesel tua dalam upaya untuk mengurangi polusi. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!

Nissan Berharap Generasi Muda Selamatkan Pasar Sedan

$
0
0

AutonetMagz.com – Tak bisa dipungkiri bahwa semakin kesini segmen pasar sedan dan beberapa mobil lain diluar segmen SUV dan CUV semakin tertekan dengan sosok jangkung dan kekar tersebut. Sehingga tak mengejutkan jikalau banyak pabrikan yang banting setir memproduksi mobil – mobil di segmen SUV dan CUV, serta merelakan beberapa line up mereka yang lain ditumbalkan demi kelangsungan hidup merk mereka. Namun nampaknya hal ini tak berlaku bagi Nissan, yang mana masih menaruh harapan yang besar di segmen sedan. Bagaimana bisa? Cekidot.

Jadi, beberapa bulan kemarin pihak Nissan memperkenalkan sosok sedan andalan mereka yaitu Nissan Altima, sebuah sedan yang masih ada hubungan darah dengan Nissan Teana yang dijual di tanah air. Langkah yang mereka lakukan sejatinya cukup berani, karena beberapa merk seperti Ford dan FCA sudah terang – terangan berniat untuk mengampakkan beberapa model mereka, dimana beberapa diantaranya adalah sedan. Lalu, bagaimana bisa pihak Nissan melakukan hal yang bisa dikatakan ‘melawan arus’? Apakah mereka kurang cermat membaca pasar? Oh, tentu saja tidak. Jadi, ada alasan khusus dari pihak Nissan mengapa mereka masih menaruh harapan yang besar bagi sedan, dan alasan itu adalah perputaran pasar. Yap, pasar dan tren di bidang ekonomi dan otomotif adalah hal yang sangat dinamis dan tak mudah diprediksi, apakah akan berubah atau akan tetap.

Oleh karenanya, pihak Nissan yang diwakili oleh Marketing Manager Nissan Altima, Bruce Pillard, menyebutkan bahwa sedan akan kembali berjaya di kemudian hari. Bagaimana bisa? Pillard menyebutkan bahwa generasi muda akan menjadi kunci penentu bagi kembali jayanya segmen sedan di masa depan. Saat ini, banyak pihak yang mendambakan memiliki SUV dan CUV yang cakep dan bergaya, namun akan ada saatnya dimana konsumen – konsumen tersebut akan terdiri dari kaum senior yang juga tak mau ‘ketinggalan jaman’ ataupun ‘ketinggalan tren’. Nah, disaat semua orang mengejar segmen SUV, maka Pillard menyebutkan bahwa akan ada para konsumen muda yang akan lebih condong membeli sebuah sedan, karena SUV dan CUV lambat laun akan lebih terasa sebagai mobil orang tua karena saking banyaknya yang membeli mobil tersebut.

Kami sendiri merasa pernyataan Pillard ada benarnya juga, walaupun kami masih kurang yakin kondisi tersebut akan terjadi dalam waktu dekat. Akan ada masanya dimana SUV dan CUV akan bergeser dari tren, seperti hal-nya sedan dan hatchback yang memang sempat merajai segmen otomotif. Sedan sendiri sebenarnya tak bisa dikatakan ‘kalah’ jikalau dibandingkan dengan SUV, karena memang keduanya punya kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Namun bukan berarti apa yang dikatakan Pillard tak bisa terjadi, semuanya masih mungkin. Lalu, jika dipikir – pikir, apa sih yang menjadi kunci utama suksesnya SUV dan CUV di pasar otomotif saat ini? Apakah cuma karena tampangnya yang keren? Jawabannya Tidak. Jawabannya sebenarnya sama dengan saat kalian mengatakan mending Xiaomi dari pada android lainnya, yaitu perkara value deal.

SUV bisa menjelajah medan yang lebih jelek, punya kapasitas angkut lebih baik, dan juga pengendaraanya kini makin membaik, dan mungkin pajaknya lebih rendah kalau kita bicara pasar Indonesia. Jelas hal ini menjadi pukulan telak bagi Sedan, yang mana memang seharusnya tak bisa dibandingkan apple to apple dengan SUV dan kroninya. Nah, namun pasar berkata demikian, dan inilah yang terjadi. Jadi, kalau menurut kalian bagaimana?

Sah, Bugatti Juga Mau Ikut Bikin SUV

$
0
0

AutonetMagz.com – Bugatti, merek yang masih jadi famili VW Group terkenal dengan mobil-mobil dengan kemampuan lari yang luar biasa macam EB110, Veyron dan Chiron. Bermesin 8.000 cc W16 dengan 4 turbo, tenaga 1.000 hp lebih yang siap melesatkan mobil ke 400 km/jam lebih sudah jadi jaminan mutu ala Bugatti, ditambah dengan level refinement yang membuat mobil bertenaga badak itu bisa jinak kala dipakai harian.

Tapi apa yang anda bayangkan jika merek ini mau membuat SUV? Sejenak melihat dulu ke Ferrari, di mana mereka sempat bilang tidak mau berurusan dengan SUV namun akhirnya luluh juga dengan meresmikan nama Purosangue, karena hari gini semua orang beli SUV. Bugatti pun akhirnya tergiur dengan pertumbuhan segmen SUV, dan Stephan Winkelmann selaku CEO Bugatti sudah mengonfirmasi kepada Autocar soal kehadiran SUV Bugatti.

Tadinya Bugatti ingin merancang sedan besar 4 pintu dari konsep Bugatti Galibier, tapi karena penjualan sedan terus turun sementara SUV naik, rencana bikin sedan diganti jadi bikin SUV. Winkelmann menambahkan bahwa “Kita akan melihat setiap jenis model dan permintaan regional, dan tidak berinvestasi ke dalam segmen yang memudar.” Kemarin Rolls-Royce, Bentley dan Maserati yang tadinya tidak pernah bikin SUV jadi bikin, sekarang Bugatti juga sama.

Dilihat dari segi potensi penjualan, semua bakal terlihat masuk akal. SUV adalah model yang paling cepat berumbuh di hampir semua pasar seperti Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Jadi jika profit adalah tujuan utamanya, maka tidak akan masuk akal bagi Bugatti untuk bikin model lain selain SUV. Masih tak diketahui apakah SUV ini akan pakai sasis Chiron yang dimodifikasi biar lebih jangkung, atau malah pakai sasis lain yang dibuat khusus.

Jika membuat sasis khusus SUV Bugatti dirasa terlalu mahal, kami takkan kaget jika Bugatti meminjam sasis atau platform SUV dari VW Group. Sasis-sasis yang ada di balik Lamborghini Urus, Porsche Cayenne Turbo dan Bentley Bentayga bukan tak mungkin jadi daftar pilihan Bugatti, tapi semoga hasilnya pantas dengan citra merek Bugatti. Jika Bugatti sudah tergoda, semoga nanti Koenigsegg dan McLaren tidak goyah iman dan tidak bikin SUV seperti merek-merek ini. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!

Toyota Supra Manual Menuju Kenyataan, Khusus Versi Setir Kanan

$
0
0

AutonetMagz.com – Selama sebuah mobil belum benar-benar dinyatakan meluncur oleh produsennya, nampaknya semua hal memang bisa berubah. Semuanya. Toyota yang kemarin sudah bilang kalau Toyota Supra baru hanya akan tersedia dalam pilihan transmisi otomatis 8 percepatan buatan ZF yang sama seperti mobil-mobil BMW belakangan berubah pikiran dan menyatakan sudah merancang girboks manual untuk Toyota Supra. Yes!

Dalam sebuah acara tertutup di Spanyol, Masayuki Kai berkata kepada CarAdvice kalau Toyota sudah merespon saat ditanya soal transmisi manual untuk Toyota Supra baru, tapi transmisi manual ini bisa jadi khusus untuk Toyota Supra versi setir kanan saja. Artinya, pasar di negara-negara seperti Jepang, Australia, Inggris dan pastinya Indonesia. Nah, kalau PT. TAM berani memasukkan Toyota Supra, itu bagus, tapi jika sungguh ada Toyota Supra manual resmi di Indonesia? Mantap!

Belum sepenuhnya jadi, dan tergantung respon pasar juga, kami akan putuskan apakah kami harus memperkenalkan versi manual atau tidak. Transmisinya sendiri sudah kami rancang, perangkat kerasnya sudah siap. Untuk pasar setir kanan? Pastinya. Mobil ini harus dijual di Jepang, dan Jepang adalah negara dengan setir kanan,” kata Kai. Oh ya, Toyota Supra akan dirakit dan diproduksi di Austria.

Kami sih berdoa saja semoga Toyota Supra manual jadi kenyataan. Seperti yang sudah diketahui, Toyota Supra akan meminjam mesin-mesin dari BMW. Mesin utamanya adalah mesin 3.000 cc 6 silinder turbo berkode B58B30 dengan kisaran tenaga 335 hp. Transmisinya tadinya mau pakai otomatis 8 percepatan, namun kami rasa tak ada salahnya jika transmisi manual hadir di varian ini.

Varian Toyota Supra lainnya adalah varian kosongan dengan mesin 2.000 cc 4 silinder turbo berkode B48B20, buatan BMW juga. Toyota sengaja menyiapkan Supra 4 silinder yang kosongan khusus untuk mereka yang pasti memodifikasi mobilnya dengan melakukan ibadah engine swap. Nah, versi ini bakal lebih baik dengan girboks manual. Sekali lagi, tentu kami harap Toyota Indonesia menjadi pihak yang beruntung untuk bisa memasarkan Toyota Supra. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!

Kelas Budaya Industri Toyota Tingkatkan Kompetensi Lulusan SMK

$
0
0

AutonetMagz.com – Kali ini, Toyota Indonesia bersama dengan Yayasan Toyota dan Astra (YTA) hadir dengan programnya yaitu Kelas Budaya Industri, yang dikhususkan untuk pelajar di tingkat SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Melalui program ini, mereka berharap agar kesenjangan antara dunia pendidikan Kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja, khususnya sektor industri otomotif, bisa terpangkas dan membuat lulusan SMK punya kompetensi yang tak kalah ciamik, yuk kita bahas.

Acara peresmian Kelas Budaya Industri ini sendiri dibuka di SMKN I Purworejo, Jateng, tepatnya pada hari Senin (24/9) kemarin. Sebelumnya pihak Toyota juga sudah pernah melakukan peresmian Kelas Budaya Industri  SMKN I Purworejo. Selain itu, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan YTA juga telah meresmikan program yang sama di SMK Tunas Bangsa, Pati, Jawa Tengah. Nggak cukup di situ, rencananya program ini akan dikembangkan secara nasional. Tapi sebagai tahap awal, kerjasama baru dilakukan di 15 SMK di Pulau Jawa.

Program ini juga merupakan inisiatif Toyota Indonesia menyikapi tantangan dunia ketenagakerjaan Indonesia saat ini, sehingga kami berharap bisa diikuti oleh perlaku industri otomotif lainnya,” kata Henry Tanoto, Wakil Ketua Dewan Pembina YTA sekaligus Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), pada acara peresmian Kelas Budaya Industri di SMKN I Purworejo, Jateng. Meskipun sistem pengajaran di sebagian besar SMK (terutama di Pulau Jawa) sudah cukup memadai, usaha untuk “menipiskan” gap ini lebih fokus pada kemampuan sekolah membekali peserta didiknya dengan pengetahuan disiplin produktif, yang diukur dengan kriteria kecakapan kerja. Mental harus lebih siap dengan skill dan keterampilan yang mumpuni.

Kembali tentang program Toyota ini, penanaman mentalitas kelas ini didasari oleh prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), Keselamatan Kerja (Duga-Bahaya), Kerjasama Kelompok, Orientasi pada kualitas proses dan hasil kerja, ‘Kaizen’ (perbaikan/penyempurnaan secara terus menerus), dan pemecahan masalah secara sistematis. Tentunya pembelajaran ini sesuai dengan kurikulum nasional yang sedang berlaku saat ini. Toyota Indonesia melalui YTA, akan menguji coba Kelas Budaya Industri kepada 15 SMK yang tersebar di Jawa, tepatnya untuk 2 tahun ajaran, mulai tahun ajaran 2018/2019 di kelas XI dan mulai tahun ajaran 2019/2020 seterusnya di kelas XII.

Bukan Cuma melaksanakan, tapi evaluasi pun juga bakal dilakukan berkala oleh Tim Evaluasi YTA, untuk mengukur efektivitas pembelajaran, terutama dalam menghasilkan perubahan perilaku siswa yang menjadi tolak ukurnya. Lagi-lagi, tak cukup murid-muridnya saja. guru-gurunya pun juga dibeli tambahan. Terlebih untuk guru-guru jurusan Teknik Kendaraan-bermotor Ringan (TKR) atau jurusan Otomotif, terkait teknologi otomotif mutakhir Toyota, termasuk pemahaman proses kerja mesin hybrid. Biar nggak ketinggalan zaman nih. Jadi, bagaimana menurut kalian? Ada yang masih menempuh pendidikan di SMK saat ini?

Aston Martin 003, Project Hybrid Hypercar Aston Martin?

$
0
0

Autonetmagz.com – Hypercar masa kini pun mulai mengikuti tren mesin zaman nowYup, penggunaan mesin hybrid sekarang tidak lagi berorientasi pada mobil murah saja, namun hingga mobil berperforma super pun menggunakan mesin listrik dan bensin tersebut. Masih ingat zaman di mana mobil hybrid kental dengan Toyota Prius atau mobil ‘family’-friendly yang lain? Mungkin saat ini stereotip tersebut tak akan berlaku.

Sebut saja pabrikan sekelas Porsche, Ferrari, McLaren hingga Koenigsegg pun tak ketinggalan tren hybrid hypercar. Bahkan Lamborghini yang awalnya bersikukuh menggunakan mesin N/A-nya terus menerus, mulai goyah ingin membuat mobil dengan emisi dan efisiensi yang lebih baik. Entah karena keinginan pasar atau peraturan baru, tetap saja mesin hybrid, listrik, maupun yang bukan N/A ini seakan sudah menjadi masa depan dapur pacu untuk supercar maupun hypercar selanjutnya.

Lalu masuklah pabrikan supercar asal Inggris ke dalam pasar hybrid hypercar. Menggaet orang-orang dari Red Bull Advance Technology (RBAT), lahirlah hypercarmid-engine Valkyrie di tangan manufaktur Aston Martin. Dengan menggunakan mesin V12 6,5 L yang digabungkan dengan motor elektrik hingga menghasilkan output sebesar 1.130 hp. Belum lagi ditambah curb weight-nya yang hanya sampai 1.030kg, power to weight yang dimilikinya berarti overpowered dong.

Namun tidak berhenti sampai di situ saja, Aston Martin saat ini pun mulai mengembangkan mobil hypercar terbaru yang akan menemani sang Valkyrie. Jika Valkyrie memiliki kode konsep ‘001,’ mobil mid-engine baru berperforma tinggi dari pabrikan mobil James Bond tersebut akan berkode ‘003.’ Dengan masih menerapkan teknologi yang dibawa langsung dari si-001, proyek 003 yang masih berupa sketsa ini dijuluki oleh pihak Aston Martin sebagai ‘Anak dari Valkyrie.’

Tetapi walaupun lahir setelah Valkyrie, 003 tidak akan lebih gahar dibandingkan dengan pendahulunya. Kenapa? Karena konsep ini dibuat lebih berorientasikan pada kepraktisan, kenyamanan, dan dibuat memang untuk dikendarai di jalan raya. Jantungnya diproyeksi akan menggunakan mesin bensin turbocharged gabungan electric hybrid lalu mobilnya dibuat pada struktur ringan dari sang pendahulu. Teknologi seperti active aerodynamics dan active suspension juga tetap diaplikasikan pada mobil ini untuk menunjang level downforce, presisi mengemudi, dan kenyamanan tingkat tinggi pada sebuah mobil jalanan.

Walaupun kelihatannya mobil ini akan lebih hebat dari pendahulunya, namun tetap saja Aston Martin ingin agar projek ini tetap bertema road-legal yang nyaman. Jadi besar kemungkinan 003 ini akan lebih berat dibandingkan Valkyrie. Bos dari Aston Martin yaitu Andy Palmer mengatakan, “Hal tersebut selalu menjadi tujuan bagi Aston Martin Valkyrie untuk menjadi proyek sekali seumur hidup, namun itu juga penting bagi kita bahwa Valkyrie akan menciptakan warisan. Keturunan langsung yang juga akan menetapkan standar baru di dalam segmennya sendiri yaitu pasar hypercar, menciptakan garis keturunan mesin produksi yang sangat terspesialisasi dan terbatas yang dapat eksis secara paralel dengan model produksi seri Aston Martin.”

Melansir dari Autocar, mobil ini akan diperkenalkan versi balapnya terlebih dahulu sebelum versi produksinya keluar pada 2019 atau 2020 awal mendatang. Diproduksi terbatas hanya 500 unit saja namun tetap dibuatkan versi setir kiri maupun kanannya, apa harapan anda mengenai mobil ini? Tulislah komentar mengenai Aston Martin 003 tersebut pada kolom kometar di bawah.


Awal 2019, Waktu Pilihan Mercy Luncurkan Mobil Semi Listriknya

$
0
0

AutonetMagz.com – Baru saja meluncurkan tempat pengisian bahan bakar listrik untuk mobil-mobil listriknya kedepan, nampaknya langsung saja Mercedes-Benz ingin menghadirkan produk tersebut sebagai keluarga otomotif di Indonesia. Nampaknya awal semester di tahun 2019 merupakan waktu yang menurutnya tepat. Dan kendaraan yang akan diluncurkan pertama adalah sedan Mercedes-Benz E350 e electric Intelligence (EQ). Mobil ini telah diperkenalkan pada launching sistem charging EQ pada Plaza Indonesia Senin kemarin.

Uniknya, Mercy ini akan tetap diluncurkan meskipun perihal Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) terkait mobil hybrid belum sempat diputuskan oleh Pemerintah walaupun sudah diajukan oleh pihak Kemenperin beberapa waktu lalu. Katanya sih, pihak Mercy ingin tetap meluncurkannya dengan alasan menunjukkan keseriusan Mercy mengenai sistem elektrik yang sedang digandrungi belakangan ini. Pihak Mercy pun sadar bahwa harga dari kendaraan tersebut akan terseret naik dengan beberapa ketentuan dan pemajakan di Indonesia, yang mana bukan hal yang tabu lagi. Urusan pajak mobil dengan dua jenis mesin pastinya akan jauh lebih mahal.

Deputy Director Marketing Communication Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) Hari Arifianto, menyebutkan pihaknya tak akan terlalu meributkan urusan insentif dan PPnBM dari mobil hybrid. Mereka akan tetap berjualan dan berkomitmen dalam pasar ini. Mercedes-Benz E Class yang bermesin hybrid ini diperkirakan akan dibanderol di angka 1,9 milyar Rupiah, naik 600 juta dibandingkan dengan versi mesin konvensional. Kenaikan harga demi keramahan pada lingkungan ini membuat sedan medium Mercy tersebut hampir setara dengan harga Mercedes-Benz S Class yang dipatok di 2 Miyar lebih sedikit. Oleh karenanya, Hari menyadari bahwa volume penjualan produk ini pastinya tidak akan terlalu banyak.

Padahal jika kita lihat kedepannya teknologi seperti inilah yang harusnya kita “sayang-sayang” untuk kemajuan dimasa depan. Penentuan PPnBM terbaru sendiri ditentukan oleh keluarnya emisi gas buang yang sebelumnya telah disampaikan kepada Publik oleh Kemenperin Agustus 2018 lalu. Meskipun sifatnya yang masih sangat baru, tetapi PPnBM ini telah menaungi program diantaranya Low Carbon Emission Vehicle (LCEV), kemudian LCGC dan masih banyak lagi. Dilansir dari CNN Indonesia, sebagai contoh Program LCEV, bila CO2 kendaraan dibawah 100 gram per km maka dikenakan nol persen, bila 101-102 gram per km dikenakan 2 persen, dan 126-150 gram per km dikenakan lima persen.

Program yang baru saja diusulkan ini, katanya merupakan insentif bagi para penjual kendaraan dalam negeri, pasalnya pemerintah berencana untuk meningkatkan kendaraan canggih dengan sistem yang ramah lingkungan yang nampaknya kurang menjadi perhatian dimata publik belakangan ini. Bagimana nasib kendaraan tersebut kedepannya ya? Kalau tidak laku bukan modal yang kecil telah dilakukan oleh pihak Mercy untuk membangun interest dari publik melalui segala program dan kembali lagi sistem charging gratisnya? Yuk sampaikan pendapat kalian.

Harga New Chevrolet Orlando di China Mulai 260 Jutaan! Auto Impor?

$
0
0

AutonetMagz.com – Masih ingat dengan sosok New Chevrolet Orlando yang beberapa bulan silam muncul di China? Yap, mobil tersebut membawa ubahan eksterior dan interior yang positif dan membuat bentuk Chevy Orlando yang dahulu berwajah melankolis dan berbuntut kotak menjadi lebih modern, agresif dan lebih pas dengan tahun 2018 ini. Bahasan tuntas dari sisi luar dan dalam mobil ini sudah kami kupas di artikel sebelumnya yang bisa kalian baca di link di bawah, namun ada satu detail yang belum kami bahas sebelumnya, yaitu Harga.

New Chevrolet Orlando Standar 530T China

Yap, harga merupakan salah satu variabel penentu yang menjadikan sosok New Chevrolet Orlando layak dibeli atau tidak. Berhubung sosok MPV milik GM ini hadir di China, maka satuan harga akan kami sesuaikan dengan mata uang China yaitu Yuan. New Chevrolet Orlando sendiri hadir dalam 4 opsi, dimana terbagi dalam dua trim yaitu trim standar 530T yang memiliki dua opsi transmisi dan varian Redline 530T yang juga memiliki dua opsi transmisi. Lalu berapa harga dari New Chevrolet Orlando? Untuk varian standar 530T, New Chevrolet Orlando dijual dengan banderol 119.900 Yuan untuk varian transmisi manual dan 139.900 Yuan untuk transmisi otomatis. Berapa duit kalau dirupiahkan? Untuk New Chevrolet Orlando 530T Manual setara dengan 260,5 Juta Rupiah, dan varian dua pedal setara 304,9 juta Rupiah.

New Chevrolet Orlando Standar 530T China

Lalu bagaimana dengan varian Redline Edition 530T yang punya tampilan lebih sporty? Untuk New Chevrolet Orlando Redline, para konsumen di China harus merogoh kocek mulai dari 149.900 Yuan untuk varian Manual dan 159.900 Yuan untuk transmisi otomatis. Artinya, versi tiga pedal setara dengan 325,7 juta Rupiah dan varian dua pedal setara dengan 336,6 jutaan Rupiah. Nah, pihak GM China sendiri nampaknya juga ingin menggenjot penjualan di China dengan memberikan insentif tambahan bagi yang memesan mobil ini sebelum 31 Desember 2018 mendatang. Salah satunya adalah program trade in yang menambah insentif hingga 4 juta untuk mobil non-Chevy dan 8 juta untuk mobil – mobil Chevy diluar harga pasaran. Sedangkan untuk varian Redline akan mendapatkan 6 aksesoris tambahan, termasuk didalamnya sebuah dashcam.

New Chevrolet Orlando Redline 530T China

Lantas, apakah masuk akal jikalau New Chevrolet Orlando juga dijual di Indonesia? Jawabannya adalah, why not? Sebagai perbandingan, unit Chevy Orlando yang saat ini dijual punya harga 316 jutaan. Yap, dengan harga tersebut, pihak GM Indonesia memiliki opsi untuk memasukkan versi standar untuk bersaing di segmen Medium MPV yang kini hanya disesaki oleh Toyota Innova dan Wuling Cortez. Hanya saja, salah satu kendala paling berarti adalah mesinnya yang bisa dikatakan cukup asing untuk pasar Indonesia. New Chevrolet Orlando tak menggunakan mesin 1.800cc seperti pendahulunya, melainkan menggunakan mesin 1,300cc Turbo yang tenaga maksimalnya ada di angka 156 hp, nice untuk mesin 1,3L Turbo kan? Oiya, untuk varian Redline sendiri akan mendapatkan mesin yang sama, namun dengan keluaran tenaga hingga 163 hp, sadiss.

New Chevrolet Orlando Redline 530T China

Sisanya, keputusan ada di tangan GM Indonesia dan GM China, karena ada kabar yang menyebutkan bahwa New Chevy Orlando ini hanya berstatus CDM. Namun bukannya tak mungkin status tersebut berubah jikalau peluang pasarnya ada di negara lain, seperti Indonesia. Bagaimana kalau menurutmu guys? Ada nggak peluangnya di Indonesia?

Nissan Note e-Power Nismo S : Tenaga & Torsi Ikut Naik!!

$
0
0

AutonetMagz.com – Salah satu cara paling mudah untuk menggait lebih banyak konsumen di segmen otomotif adalah mengahdirkan varian yang ‘berbeda’ dibandingkan dengan varian standar, mulai dibuat lebih sporty, dibuat lebih elegan, dan masih banyak lainnya. Maka dari itu, tak mengejutkan jika banyak produk yang akhirnya mendapatkan emebel – embel sporty dari pabrikan masing – masing, termasuk mobil yang akan kita bahas kali ini, yaitu Nissan Note e-Power Nismo S. Cekidot!

Sebenarnya, Nissan Note e-Power sendiri adalah produk terlaris dari Nissan, di Jepang. Yap, mobil dengan sistem e-Power Nissan yang menggabungkan mesin bensin sebagai generator dan motor listrik sebagai sumber gerak utama ini memang cukup digandrungi disana, dan ternyata kondisi ini tak serta merta membuat pihak Nissan bisa berpuas diri dan tak berinovasi. Sosok Nissan Note e-Power Nismo S sendiri menjadi salah satu buktinya, dan versi ini sendiri bukanlah pertama kalinya pihak Nissan me-Nismo-kan Nissan Note. Sebelumnya di tahun 2014 pihak Nissan sempat mengeluarkan Nissan Note Nismo, hanya saja masih belum menggunakan teknologi e-Power. Sedangkan di 2016 Nissan memperkenalkan Nissan Note e-Power Nismo berdasarkan permintaan konsumen.

Nah, di Nissan Note e-Power Nismo S inilah pihak Nissan bisa mengawinkan sisi ramah lingkungan dari mesin hybrid-nya dengan sisi sporty dari peningkatan peforma dan tampilannya. Yap, kalian tak salah baca kalimat diatas, karena sisi peforma pun mendapatkan update di mobil ini, nice. Jadi, bagian yang dioprek oleh pihak Nissan adalah inverter dan vehicle control module-nya serta urusan electrical output pun ikut ditingkatkan plus juga meningkatkan reduction drive. Nah, ubahan – ubahan ini terbukti manjur, dan mampu membuat tenaga dan torsi dari Nissan Note e-Power Nismo S naik 25% menjadi 134 hp dan 320 Nm. Nah, untuk sisi eksterior dan interior, ubahannya bisa dibilang sama dengan Nissan Note e-Power Nismo, kecuali penggunaan lampu LED yang baru dan bentuk emblem yang baru.

Sisanya? Nissan Note e-Power Nismo S tetap akan mendapatkan bumper depan baru dengan aksen merah – merah, knalpot baru, suspensi baru,  front stabilizer yang lebih kuat, structural enhancements yang diperkuat, speed-sensing electric power-assisted steering, dan 16-inch aluminum wheels dengan ban Yokohama DNA S. Sedangkan sisi interiornya akan diberikan ubahan semacam penggunaan bahan suede pada sports seats-nya, lalu aluminum accelerator and brake pedals, dan custom aluminum footrest. Sayang sekali, sosok Nissan Note e-Power Nismo S hanya akan dipasarkan secara eksklusif di Jepang saja, dan hingga berita ini diturunkan, belum ada detail mengenai berapa harga dari mobil Nissan ini.

Jadi, bagaimana menurut kalian sosok Nissan Note e-Power Nismo S ini? Masuk Indonesia? Boro – boro, Nissan Note e-Power saja masih belum jelas kepastiannya di sini. Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.

Mercedes Benz X-Class Versi AMG? Tidak Akan Terjadi

$
0
0

Autonetmagz.com – Bagi kalian para penggemar pabrikan asal Jerman yang satu ini, tak lengkap rasanya jika model yang kalian sukai dimodifikasi oleh inhouse tuner mereka. Sepertinya versi AMG adalah bumbu penyedap yang membuat tiap mobil Mercedes menjadi lebih nikmat, lezat, dan seru jika kita kendarai. Layaknya M Performance pada BMW, John Cooper Works kepunyaan Mini, STi dalam Subaru, dan Gazoo Racing dengan Toyota, AMG melengkapi tiap model Mercedes-Benz yang ada.

Banyak sekali model Mercedes Benz yang sudah dimodifikasi baik dari penampilan hingga mesinnya karena memiliki emblem AMG. Tiap model seperti Mercedes-Benz A-Class, Mercedes-Benz C-Class, Mercedes-Benz E-Class, Mercedes-Benz CLA, Mercedes-Benz CLS, hingga Mercedes-Benz S-Class sekalipun pasti dilengkapi versi AMG.

Lalu muncul Mercedes Benz X-Class yang secara mengagetkan masuk ke dalam segmen double cab. Tidak ada angin maupun hujan, Merc yang memiliki lini mobil off-road yang cukup banyak ini masuk ke dalam segmen yang tak terduga. Apakah X-Class juga akan dibuatkan versi AMG layaknya G63 AMG terbaru? Sayangnya tidak, dan tidak akan pernah.

Hal tersebut diutarakan oleh Tobias Moers selaku CEO Mercedes-AMG dalam wawancaranya dengan CarSalespada peluncuran model GT-4 door coupé di Texas kemarin. “Tidak akan ada X-Class AMG, tidak akan pernah,” ungkapnya. Menurut pengakuan petinggi yang kantornya berbasis di Affalterbach ini, pihak Mercedes-AMG sekarang terlalu sibuk dengan program yang saat ini sudah mereka jalankan.

Rasa kecewa mungkin ada pada anda para fans Mercedes Benz maupun yang telah menunggu versi ‘ganas’ dari X-Class tersebut. Jadi mungkin anda bisa putuskan harapan akan eksistensi double cabMercedes-Benzyang memiliki varian mesin V8 biturbo berkapasitas 4,0 L. Bye, Mercedes-Benz X63 AMG, X53 AMG, X43 AMG, dan opsi nama AMG untuk model X-Class tersebut.

Untuk alasan pihak AMG yang tidak mau membuatkan versi gahar dari double cab Merc satu-satunya, sayang Moers masih enggan untuk menjelaskan lebih detail. Namun ada dua alasan kenapa X-Class AMG tidak akan pernah dibuat, alasan pertama adalah karena basis dari mobil tersebut. Seperti yang sudah kalian ketahui, X-Class dibuat di atas platform Nissan NavaraDengan memasukan mesin V8 kepada ruang mesin Navara, sepertinya akan membuat pekerjaan tersebut menjadi lebih sulit.

Alasan kedua adalah karena harga. Saat ini memang Mercedes Benz X-Class adalah double cab termahal dalam segmennya. Memiliki price tag berkisar hampir Rp 600 juta di Eropa, memang mobil tersebut menawarkan fitur-fitur khas Mercedes Benz. Namun tetap saja mobil double cab lainnya yang punya harga dibawah X-Class juga menawarkan fitur yang sudah cukup untuk para pengguna segmen mobil ini. Mercedes mungkin jadi memperhitungkan harga jual X-Class AMG yang bisa menjadi double cab inhouse tuned termahal di dunia. Walaupun pasti ada fans berat Merc yang mau membelinya.

Jadi bagaimana menurut kalian semua atas keputusan Tobias Moers tersebut. Apakah kecewa atau malah legowo saja dengan nasib X-Class yang tak akan pernah dibuatkan versi gaharnya? Tulis tanggapanmu di kolom komentar!

Mercedes-Benz GLC 2019 Untuk Pasar Amerika Diimpor Dari India

$
0
0

AutonetMagz.com – Mungkin dari beberapa kalian sudah ada yang tahu kalau Mercedes-Benz AG pada awalnya memproduksi barang-barangnya di Bremen, Jerman. Pemain otomotif kelas premium dengan logo bintang berujung tiga itu juga sudah melaporkan soal perpindahan tersebut kepada National Highway Traffic Safety Administration, dengan crossover mewah nya yang sekarang bakal diimpor dari Pune, India.

Tapi pertama-tama, pertanyaan yang muncul bagi para penggelut otomotif adalah, kenapa Mercedes-Benz harus melakukan hal itu? Padahal jika dihitung-hitung, biaya pengiriman GLC-Class dari Jerman akan lebih rendah ketimbang harus mengirim dari India. Jawabannya? Apalagi selain tenaga kerja. Tentu saja tenaga kerja di India akan jauh lebih “murah” ongkosnya ketimbang di Jerman. Bandingkan saja, antara negara dengan penduduk terpadat kedua di dunia dan negara dengan ekonomi nasional terbesar di Eropa. Tentu saja, ya.

Ketika mereka membuat keputusan ini dan mengumumkannya, biaya keseluruhan manufaktur dan pengiriman ke Amerika Serikat ternyata bisa sedikit membantu untuk Republik India. Tapi, di sisi lain, jangan berharap kalau harga eceran mobil mewah ini bakalan turun, no. Untuk sebuah Mercedes-Benz GLC-Class 300 akan dibanderol dengan harga 40.700 dollar, atau setara dengan 607,9 rupiah dengan kurs 14.938 rupiah. Kalau dengan 4Matic, harganya akan bertambah 2000 dolar, atau sekitar 29,8 rupiah. Tinggal ditambahin aja deh. Di ujung lain, Mercedes-AMG GLC 63 4Matic masuk seharga 69.900 dolar.

Untuk sekarang ini, Mercedes-Benz GLC sendiri adalah crossover mewah dengan penjualan tinggi di kelas compact segment di Amerika Serikat, sekaligus menjadikan Mercedes-Benz yang terlaris di jajaran merk Premium. FYI, di bulan Agustus 2018 saja mereka sudah menjual 4.926 unit dan 48.643 sepanjang tahun 2017. Angka yang cukup menakjubkan kalau berbicara soal sosok Mercy sendiri, mengingat berapa banyak laba yang dikumpulkan pada setiap contoh dari hasil “breeding” nya itu.

Pabrikan mobil asal Jerman ini juga tidak sendirian dalam ‘game’ ini. Bersama dengan Ford, setelah membujuk India untuk model Ford EcoSport, Crossover subcompact, yang tersedia di dealer-dealer nasional pun berasal dari pabrik perakitan Chennai, ibukota Tamil Nadu yang sudah berkembang pesat, tepat di sebelah Teluk Bengal. Akhir kata nih, mungkin pasar yang seperti sekarang ini nggak bakalan terjadi kalau perang dagang dengan Cina tidak pernah terjadi. Nah, jadi bagaimana menurut kalian? Merk Jerman, Jualan di Amerika, ta[i rakitan India, nice composition?

Viewing all 9854 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>