AutonetMagz.com – Sebelumnya beredar kabar bahwa pihak Toyota sedang mempertimbangkan sebuah keputusan yang menarik, yaitu rencana untuk memproduksi mobil – mobil Lexus di China yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan pasar Lexus dan membuat merk premium asal Jepang ini bisa berbicara lebih untuk bersaing dengan tiga merk premium asal Jerman yaitu BMW, Mercedes-Benz dan juga Audi. Lalu, apakah info ini sepenuhnya benar? Ternyata sudah ada respon resmi dari pihak Toyota terkait hal ini, yuk kita bahas.
Seperti judul yang kalian baca di atas, pihak Toyota menyangkal bahwa ada rencana seperti itu. Juru bicara Toyota menyebutkan bahwa sejatinya pihaknya selalu mempertimbangkan kebutuhan untuk melokalkan produksi mereka sebagai bahan pertimbangan untuk perkembangan merk Lexus di China di kemudian hari. Namun, pada saat ini pihak Toyota menegaskan bahwa belum ada rencana yang spesifik mengenai produksi darimobil – mobil Lexus di China. FYI, mobil – mobil Lexus diproduksi di pabrik perakitan Lexus di pulau Kyushu, Jepang. Faktanya, pulau Kyushu bisa dikatakan cukup dekat dengan China, khususnya Shanghai. Hanya perlu dua hari via kapal laut maka kalian bisa menyeberang dari Pulau Kyushu ke Shanghai. Jadi, buat apa produksi sendiri kalau bisa impor dengan jarak yang dekat?
Yap, pertanyaan itu jelas menjadi sebuah hal yang tentunya patut dipertimbangkan, dan langsung membuat ide produksi Lexus di China jadi sedikit kurang pas. Apalagi pihak China yang sebelumnya menerapkan tarif impor untuk mobil penumpang di angka 25% sudah menurunkan tarifnya menjadi 15% saja. Dan berhubung Lexus adalah kendaraan premium, maka harga nampaknya bukan menjadi sebuah hal utama yang dipertimbangkan oleh horang kayah di China sebelum membeli. Namun isu tentang produksi Lexus di China ini memang sudah cukup meyakinkan, karena infonya sendiri disebut – sebut berasal dari orang dalam Toyota. Apalagi sang informan menyebutkan bahwa dalam 2 tahun terakhir ini pihak Toyota sebenarnya sudah melakukan riset mengenai kemungkinan produksi Lexus di China.
Tak hanya itu, mengacu pada Reuters, pihak Toyota pun juga dikabarkan sudah berdiskusi mengenai hal ini dengan dua partnernya di China, Guangzhou Automobile Group Co dan FAW Group tahun lalu. Kembali ke si informan, pihaknya juga menyebutkan bahwa rencana ini sudah berada di status “all the preparation has been more or less completed” dan hanya menunggu untuk “go from management” sebelum akhirnya di eksekusi. Jadi mana yang benar? Mau produksi di China atau tidak? Yang penting, kita tahu bahwa kualitas produk yang dirakit di China semakin membaik dari hari ke hari. Bahkan beberapa pabrikan besar seperti BMW, MINI, Renault, dan Tesla pun sudah mulai mempercayakan produksi unit mobilnya di negeri tirai bambu ini.
Nah, akankah nantinya ada Lexus produksi China? Mungkin saja, biarkan waktu yang menjawab. Mungkin kita bisa berharap akan ada harga yang lebih ‘murah’ untuk sebuah Lexus rakitan China, walaupun belum tentu terbeli juga. Yuk sampaikan pendapatmu akan hal ini.
AutonetMagz.com – Zamannya berlomba-lomba dan bersaing untuk memiliki teknologi tercanggih untuk disematkan di mobil-mobilnya, kali ini Ford sudah mendaftarkan hak paten di Amerika Serikat untuk sistem ciptaannya yang disebut ‘Non-Autonomous Steering Modes’. Sistem ini akan memungkinkan mobil-mobil otonom untuk dikemudikan melalui smartphone. Terasa seperti game Racing, tapi untuk mobil-mobil di dunia nyata. Apa rasanya ya?
Pertama kali diketahui oleh carbuzz, paten Ford ini memungkinkan kendaraan dikontrol melalui sensor akselerometer dan sensor giroskop yang ada di sebagian besar smartphone jaman now. Sistem yang sama pun digunakan untuk mengendalikan mobil dalam video games. Tetapi untuk sekarang ini, mungkin belum bisa direalisasikan di mobil-mobil di dunia nyata – mungkin kalian sendiri juga tahu alasannya apa. Teknologi yang dipatenkan oleh Ford ini memiliki dua mode dalam sistemnya. Mode pertama membangun koneksi antara smartphone dengan mobil, di mana para pengguna akan diminta untuk menyelaraskan perangkat mereka dengan sudut kemudi kendaraan. Di saat ini pula, pengendara akan menyerahkan kendali penuh atas sistem kemudi.
Setelah itu, akselerometer dan giroskop yang ada di dalam perangkat akan bisa merasakan gerakan, gravitasi, dan di mana perangkat berada, sehingga bisa menyampaikan informasi itu ke sistem di mobil. Mode satunya lagi, yang diuraikan dalam teknologi ini, akan memperlihatkan kemudi virtual yang akan ditambilkan di layar perangkat yang ada. Untuk mengaktifkan mode ini, pengguna akan diminta untuk menyelaraskan kemudi virtual dengan sudut roda depan mobil. Kemudian, pengguna akan bisa mengarahkan mobil hanya dengan jari-jari di atas layar smartphone masing-masing.
Nah, Karena terputusnya koneksi antara pengguna dan komponen fisik kendaraan, semua input akan dieksekusi dengan akuator elektronik. Meskipun teknologi ini sudah dipatenkan, bukan berarti juga kalau mereka bakal segera menggunakannya dalam produksi mobil dalam waktu dekat ini, karena Ford sendiri sudah mengatakan kalau rancangan-rancangan ini hanya dibuat untuk ilustrasi saja. Jadi, setir secara fisik masih akan tetap menjadi komponen utama sejauh ini, walaupun nantinya akan ada mobil otonom. Tentunya masih banyak riset dan pengembangan yang perlu dilakukan lebih dalam mengenai sistem ini hingga layak digunakan di masa depan nantinya.
Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan? Yuk sampaikan pendapat kalian.
Autonetmagz.com – Dalam berusaha untuk menarik hati masyarakat, beberapa APM dari manufaktur kendaraan yang telah menjual produknya di Indonesia terus meningkatkan kinerjanya. Ada yang menambahkan varian kendaraannya, gencar melakukan promosi di sana-sini, hingga meningkatkan mutu pelayanan untuk para konsumen manufaktur tersebut. Seperti langkah yang diambil oleh PT Mercedes-Benz Indonesia (MBI) selaku ATPM Merc untuk Tanah Air kita sebelumnya.
Usaha mereka dalam menarik hati masyarakat agar membeli lini produksinya memang sedang gencar dilaksanakan. Seperti yang telah kita ketahui, sebelumnya MBI sudah memasukan A-Class, CLS, dan V 260 terbaru agar variannya lebih segar hingga memikat masyarakat untuk membelinya. Lalu pada Kamis (11/10) ini, pihak MBI melakukan kerja sama dengan PT Panji Rama Otomotif (PRO) untuk meningkatkan layanannya kepada para konsumen. Caranya? Dengan membuka dua showroom baru untuk passenger car mereka dan satu lagi khusus commercial car-nya.
Dinaungi oleh dua anak perusahaan MBI yaitu PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) dan PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), showroom PRO Motor Gandaria dan PRO Motor BSD telah resmi dibuka. Masing-masing showroom tersebut memang memiliki nama yang sama, namun fungsinya jauh berbeda loh. Untuk yang di Gandaria, showroom-nya sendiri melayani sales & service untuk passengercar. Jadi showroom yang berada di pusat keramaian itu hanya melayani mobil-mobil pribadi saja.
Untuk fasilitasnya sendiri memang seperti dealer mobil kebanyakan. Namun PRO Motor mendesain showroom yang berada di bilangan Kebayoran Baru ini dengan gaya Mercedes-Benz Presentation System II (MPS II). Sehingga dealer tersebut tetap terlihat modern namun dengan menjaga sifat minimalis Merc. Seperti melihat sebuah kotak lemari die-cast, namun dari kaca mata suasana dalam kotaknya.
Nah untuk yang di BSD, pelayanan sales & service ditujukan khusus hanya untuk kendaraan niaga atau commercial car Mercedes-Benz. Yup, ini adalah kali pertama pihak MBI membuka showroom terpisah untuk kendaraan niaga mereka. Biasanya layanan sales & service kendaraan niaga dan mobil pribadi Mercedes-Benz selalu disatukan gedungnya. Mulai beroperasi hari ini, segala fasilitas telah disiapkan oleh pihak MBI untuk memanjakan para pengusaha yang menggunakan mobil niaga dan juga supir mobil tersebut. Seperti misalnya layanan drive-through, mekanik yang sudah melalui pelatihan khusus, dan tempat penginapan bagi para supir bus maupun truk yang kendaraannya sedang diperbaiki.
Bagi yang mempertanyakan ketersediaan parts dari showroom yang terletak di Tangerang Selatan ini, pihak PRO Motor sudah mempersiapkan sebanyak 200 jenis loh. Pokoknya bagi para bos yang memiliki mobil niaga Mercedes-Benz yang sedang mengalami down time, langsung saja bawa ke sini dan pihak PRO Motors akan mengurus segalanya. Untuk kapasitas unit servisnya, workshop PRO Motor BSD ini dapat memuat hingga empat bus double decker!
Markus Villinger selaku President & CEO DCVI menyatakan, “Kami menyambut baik kehadiran Pro Motor BSD sebab memungkinkan Mercedes-Benz untuk lebih dekat dalam memberikan layanan inovatifnya kepada segmen penting di pasar kami, yakni kendaraan truk dan bus,” ujarnya. President & CEO MBDI, Roelof Lamberts, juga mengatakan bahwa pihaknya percaya dengan pembukaan showroom baru ini. Karena menurutnya, Pro Motor yang telah menjadi kontributor besar bagi penjualan Mercedes Indonesia selama ini mampu mengoptimalkan pelayanannya kepada para pelanggan dan juga dapat melebihi ekspektasi mereka terhadap Mercedes-Benz.
Dengan adanya kedua showroom baru tersebut, para pelanggan Mercedes-Benz di Indonesia semakin dimanjakan dengan kualitas pelayanannya. Bagaimana menurut kalian usaha MBI untuk terus memikat hati masyarakat Indonesia ini? Kirimkan komentar kalian mengenai hal tersebut pada kolom komentar yang ada di bawah artikel ini.
AutonetMagz.com – Peugeot, pabrikan mobil asal Perancis ini memang cukup langka unitnya kalau kamu mencarinya di Indonesia, kurangnya after sales-nya mungkin menjadi pertimbangan beberapa calon konsumennya. Nah, Hari ini kita bukan bahas yang lain-lain tapi kali ini kita akan bahas si cakep Peugeot 508 yang katanya sih akan hadir dalam sebuah paket spesial dan akan bertenaga hingga 350 tenaga kuda, bagaimana bisa? cekidot.
Setelah pengenalan dengan mesin terbarunya HYBRID4, Peugeot 508 nampaknya bakal punya peforma yang cukup tinggi ditambah dengan teknologi yang sudah mulai di-hybrid-kan. Dan huruf R pada Peugeot 508 r ini akan digunakan pada setiap angkatannya yang memiliki bentuk sedan kedepannya, alias menjadi nomenklatur resmi. Produsen asal Perancis ini mengaku bahwa tenaga dari kendaraan -kendaraan Peugeot kedepannya tidak akan dapat tenaga yang besar jika tidak diimbangi dengan perkembangan teknologi listrik di dalamnya. Beberapa perusahaan juga sedang mengembangkan hal tersebut menuju masa depan dengan mobil-mobil listrik.
Hal tersebut menjadi pertimbangan karena standar regulasi yang sebelumnya telah ditentukan yaitu Worldwide Harmonized Light Vehicle Test Procedure alias WLTP yang dimana hal seperti tenaga dan lain-lain, semuanya menjadi pertimbangan dalam sebuah kendaraan. Mesin dari Peugeot 508 R ini merupakan hasil dari sebuah pertimbangan demi menyeimbangkan kedudukan dengan mesin-mesin mobil premium sekelasnya seperti BMW, Audi, Mercy dan lain-lain. Beberapa forum tapi berpendapat bahwa mesin 1.6 liter PureTech turbocharged empat silinder yang disambungkan dengan dua motor listrik sebenarnya akan lebih bertenaga dibandingkan dengan tenaga HYBRID4 ini.
Lagipula, kepadatan energy dari baterai yang diperbincangkan tersebut bila dipertimbangkan dapat menyalurkan energy keseluruh bagian pipa yang pastinya lebih baik dari mesin yang sekarang dianutnya. Peugeot 508 R ini diharapkan akan hadir dalam sistem gerakall wheel drive dan mengesampingkan kesan seekor mobil keluarga. Lalu bagaimana untuk kecepatan Peugeot 508 R? 0 hingga 100nya tercatat dalam 4,5 detik, terhitung baik untuk mobil sekelasnya.
Menurut, Kepala desainer Peugeot, Gilles Vidal dibutuhkan “waktu” untuk membentuk seekor Peugeot 508 R ini, dengan ban 20 inci akan memkasimalkan performanya, jangan menggantinya dengan 21 karena akan memberikan beberapa batasan menurutnya. Mobil ini belum bisa bergelar GTI karena kesan mobil kecil cepat belum terlihat disini, dan Peugeot? Masih harus banyak mengalami pengembangan. Bagaimana menurut kalian? Sampaikan di kolom komentar ya!
AutonetMagz.com – Lagi-lagi, kita membahas soal isu manipulasi emisi gas buang yang menimpa Volkswagen AG, induk perusahaan dari Audi. Memang terbilang sudah lumayan lama ketika isu ini beredar, namun sampai sekarang masih belum menemui titik terangnya. sudah bertahun – tahun lamanya kasus dieselgate ini menjalar, dan akibat pelanggaran ini, Rupert Stadler, eks Chief Executive Offiver (CEO) Audi pun sudah terbukti bersalah oleh Hakim, dan Hakim telah memerintahkan dia untuk ditahan pada bulan Juni lalu karena dicurigai mengganggu jalannya penyelidikan emisi.
Namun kini, Otoritas Jerman mulai menyelidiki manipulasi dokumen produsen mobil Audi di Korea Selatan. Berdasarkan pada laporan dokumen dari jaksa di Munich menurut Sueddeutsche Zeitung, sebuah media asal Jerman, kalau karyawan Audi dicurigai telah menyimpan hasil modifikasi dari pengujian yang termasuk juga hasil dari pengukuran polusi dan konsumsi bahan bakar. Selain itu, ada dugaan kalau – kalau karyawan Audi juga memalsukan sertifikasi kendaraan dan nomor identifikasi kendaraan selama masa jabatan CEO Audi, Rupert Stadler.
Rupert Stadler – Sumber : Youtube
Meskipun pada akhirnya mereka pun mengakui perbuatannya, namun tetap menyembunyikan masalah tersebut, seperti yang dilansir AFP, Selasa (9/10) kemarin. Harian tersebut juga mengatakan, “Oleh karena itu, Audi menggunakan informasi yang dipalsukan untuk menyelidiki manakah mobil yang seharusnya tidak diizinkan di jalan.” Seperti yang sudah diberitakan beberapa waktu lalu, Audi juga telah melakukan pelanggaran untuk dapat izin meniagakan produk mereka di Korea.
Menanggapi masalah ini, mereka bisa dibilang cekatan untuk menuntaskan kasus ini. Buktinya saja, penyelidikan ini dilakukan dalam kurun waktu hanya satu pekan saja semenjak Rupert Stadler dipecat oleh VW pada Selasa (2/10) lalu. Karena Stadler terpaksa meninggalkan posisi eksekutifnya itu, sementara ini Bram Schot – pimpinan penjualan Audi, yang akan menjabat di posisi yang ditinggalkan Stadler. FYI, Rupert Stadler ini sebenarnya sudah sejak lama menjabat sebagai CEO Audi AG, yaitu sejak 1 Januari 2010. Dan selama ini belum ada bukti yang memberatkan Stadler atas penangkapannya Juni lalu. Namun pemecatan ini hanyalah langkah tegas dari VW dan Audi untuk menanggapi kasus ini.
Jadi bagaimana menurut kalian? Ya, kami sendiri berharap pihak Audi secara khusus dan pihak VW secara umum bisa segera mentas dari kasus dieselgate mereka tersebut dan kembali menghasilkan produk yang menarik. Yuk sampaikan pendapat kalian.
AutonetMagz.com – Tentunya kita berharap sebuah kesempurnaan dari mobil baru, walaupun kalau kita sadari sejatinya tak ada satupun produk yang sempurna. Sebagai contoh Jeep Wrangler. Akhirnya, Fiat Chrysler Automobiles (FCA) melakukan recall untuk mobil ini, apa alasannya? Alasannya adalah kekuatan dari sambungan las yang kurang baik, bahkan dinilai ada yang salah dalam fase pengelasan tersebut. Jeep Wrangler sendiri dijual mulai dari tahun 2018 silam, dan salah satu efek dari kasus ini adalah penundaan sementara penjualan dari model ini.
Alasannya, Fiat Chrysler menemukan adanya kesalahan dalam las antara bracket track bar dengan beberapa bagian dalam komponen yang katanya lama-kelamaan dapat menyebabkan crash yang mendadak dan tentunya membahayakan penggunanya. Meskipun pihaknya yakin tidak terjadi masalah yang sama pada semua kendaraannya, namun dipastikan ada empat persen dari keseluruhan recall yang dicurigai bermasalah. Sebuah langkah yang baik, karena sebelum adanya demo-demo yang dilakukan karena bahaya yang ditimbulkan oleh produk tersebut. Dari 18.000 Wrangler yang akan di recall, mereka berani memastikan 720 diantaranya yang berarti empat persen keseluruhan harus dibenahi.
Dalam forum JL Wrangler, sebelumnya telah didiskusikan mengenai hal tersebut dan benar saja ditemukan adanya kesalahan dalam pengelasan, beberapa diantaranya bahkan saling bertukar foto untuk memastikan hal tersebut. Foto-foto yang mereka bagikan menunjukkan kekuatan dari sambungan las yang tidak memadai, prediksi sementaranya adalah baja tidak cukup dibershikan sebelum dilakukan pengelasan pada kendaraaan tersebut.
Cerita “seram” tersebut berlanjut ketika ada salah satu dari anggota komunitas yang bercerita bahwa ketika dirinya sedang mengemudi, Wrangler yang dikemudikannya tiba-tiba saja kehilangan kendali di roda kemudi. Syukurnya pengguna tersebut cukup tenang dan kembali melambatkan kendaraannya dan membawanya ketepian. Setelah diperiksa benar saja bahwa track bar telah terlepas, kejadian itu terjadi setelah Jeep Wrangler baru tersebut berjalan hanya 1100-an kilometer dan tanpa digunakan dalam medan offroad.
Bukan hal yang baik jika pada akhirnya ditemukan bahwa ada pengguna yang melaporkan hal tersebut karena bagian trackbar memang benar-benar tidak terpasang sempurna, mungkin itu yang menjadi pertimbangan bagi produsen untuk sesegera mungkin melakukan recall. Nah, jadi bagaimana menurut kalian, kawan? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.
AutonetMagz.com – Nuance Communications, spesialis artificial intelligence (AI) yang terdaftar di Nasdaq, baru-baru ini mengumumkan kalau pihaknya menyediakan pengenal suara (VoiceRecognition) untuk kendaraan produksi Geely. Lebih tepatnya, produsen mobil Cina tersebut patungan dengan Proton untuk bersama-sama mengembangkan kendaraan untuk dijual di Asia Tenggara dan sekitarnya. PNuance Communications sendiri mengatakan bahwa proyek ini bisa jadi tanda bagi pertama kalinya perusahaan-perusahaan penyedia pengenal suara telah membuat solusi pengenal suara dengan teknologi AI khusus untuk Asia Tenggara.
Nah, bagi kalian yang belum tahu, Nuance Communications sendiri pernah berkolaborasi dengan Daimler untuk mengembangkan sistem Mercedes-Benz User Experience (MBUX) terbaru. Kembali ke urusan Geely dan proton, dari kerjasama mereka ini pihak Geely akan memperlengkapi produk – produk Proton dengan seperangkat teknologi, termasuk teknologi dari Nuance Communications tadi. Bulan lalu pun Proton sudah mendapatkan ijin untuk memproduksi dan menjual tiga model Geely untuk pasar ASEAN – Boyue (Proton X70), Geely SX11 SUV, dan Geely VF11 MPV. Target pasar dari ketiga produk ini sendiri adalah Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Karena berkolaborasi dengan Geely juga, Nuance Communications memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan automatic speech recognition, pengenalan natural language, dan kemampuan text-to-speech. Namun mereka lebih fokus untuk bahasa Inggris beraksen Malaysia atau Manglish. Solusi ini juga menawarkan User Interface & Experience yang didesain khusus dan dioperasikan dengan perintah suara yang bisa menjalankan berbagai fungsi mobil seperti AC, jendela, sunroof, musik, GPS dan pencarian spot tertentu, bahkan hingga info cuaca. Voice command akan jadi fasilitas utama di Proton X70, seperti dicontohkan oleh Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad.
“Kami bangga menjadi bagian dari joint venture antara Geely dan Proton ini, yang pasti akan mengubah pasar otomotif di Cina dan Asia Tenggara. Ini menjadi langkah maju yang signifikan dalam upaya kami untuk bermitra dengan pembuat mobil di kawasan ini. Dan kami berharap dapat memanfaatkan kehadiran kami untuk memperluas dukungan kami untuk Geely dan Proton,” kata Stefan Ortmanns, Executive VP dan GM di Nuance Communications.
Sebenarnya, tujuan kolaborasi Geely dan Proton ini adalah untuk menciptakan mobil yang lebih maju dan inovatif, juga meningkatkan mobilitas ke kawasan Asia Tenggara, karena inovasi teknologi mobil adalah bagian besar di zaman sekarang, jika berbicara soal mobil masa depan. Terlebih, Nuance Communications khsusunya di divisi Nuance Automotive ini berspesialisasi dalam teknologi conversational AI untuk mobil. Dengan platform Dragon Drive, perusahaan mengklaim akan menawarkan solusi hybrid yang sangat terintegrasi dan bisa menjadi ‘asisten otomotif’ yang cerdas.
MBUX Hasil kolaborasi Daimler dan Nuance Communication
FYI, sekarang ini platform Dragon Drive milik Nuance Communications sudah tersebar di seluruh dunia untuk lebih dari 200 juta mobil dengan lebih dari 40 bahasa. Pelanggannya termasuk Audi, BMW, Daimler, Fiat, Ford, GM, Hyundai, Toyota, dan SAIC Cina. Karena mereka bilang ingin fokus dengan bahasa Manglish, berharap saja kalau semua bisa mengerti aksennya yah. As you know, masing-masing daerah punya dialeknya masing-masing. Lalu kapan akan dibuat voice recognition untuk bahasa Indonesia? Sejatinya kalau mau sekarang pun bisa, toh para penggiat di bidang informatika, khususnya di bidang AI di Indonesia juga sudah banyak. Jadi, bagaimana menurut kalian?
AutonetMagz.com – Anda tahu merk Mitsuoka? Jika ada yang tak mengenal merk ini, ya sejatinya wajar saja karena memang merk Mitsuoka hanya memasarkan produk dengan jumlah yang terbatas saja. Nah, kali ini, pabrikan yang memang terkenal dengan desain nyentrik-nya ini kembali menghebohkan jagad otomotif dengan memperkenalkan sosok Mitsuoka Rock Star. Dan tak seperti Mitsuoka Orochi atau malah Mitsuoka Le-Seyde, sosok Mitsuoka Rock Star ini bisa jadi bisa kita terima dengan baik secara desain. Yuk kita bahas.
Jadi, jikalau kalian melihat sosok Mitsuoka Rock Star, maka mobil apa yang langsung ada di pikiran kalian? Yap, anda benar, Chevy Corvette Stingray C2. Secara bentuk, dari depan maupun belakang Mitsuoka Rock Star sangat terindpirasi dari Corvette Stingray C2 tersebut. Namun jelas ada beberapa perbedaan. Pertama, tak ada lampu pop up, kedua, garis desain Mitsuoka Rock Star dari sisi samping lebih membulat, dan lebih kekinian, plus buritan belakang yang lebih landai. Oiya, bicara garis body samping, apakah kalian merasa tak asing dengan bentuk pintu dan spion samping Mitsuoka Rock Star ini? Jika anda merasa familiar, maka tentu anda cukup jeli. Mengapa? Karena pintu samping dan spion mobil ini masih serupa dengan basis mobil yang digunakan oleh Mitsuoka, yaitu Mazda MX-5 ND. Yap, mobil ini ternyata adalah Mazda MX-5 ND yang menggunakan body retro ala Stingray C2.
Munculnya Mitsuoka Rock Star sendiri merupakan sebuah bentuk perayaan Mitsuoka atas ulang tahunnya yang ke 50. Nah, seperti biasanya, Mitsuoka Rock Star pun akan dijual secara terbatas, dan jumlah unitnya pun sesuai dengan umur Mitsuoka yaitu 50 unit saja. Oke, mari kita bahas aspek desain mobil ini. Pertama dari sisi depan, lampu dari mobil ini bentuknya bulat dan bentuknya kecil plus sudah menggunakan model proyektor. Tak ada lampu lain di sisi depan kecuali lampu utama dan lampu sein kecil diujung bumper, lupakan LED DRL dan lampu kabut. Bumpernya? Keren, dan mengkilap karena banyak krom disana, namun cocok dengan konsep retronya. Kap mesin? Terlihat berotot dengan lubang -lubang dan tonjolan di sisi tengah. Geser ke samping, mobil ini mendpaatkan velg dengan warna gunmeal dan spion berwarna hitam.
Oiya, ada lubang di sisi samping mobil, dan sideskirt-nya dilabur warna abu – abu. Atapnya? Kanvas, pintunya? Ala MX-5. Selanjutnya, geser ke sisi belakang. Lampu belakang mobil ini berbentuk dua lingkaran, sekali lagi, mirip Stingray C2, dan ada aksen krom yang ukurannya jumbo berbentuk bak sayap di sisi belakang. Sedangkan bumpernya berwarna abu – abu, menyelaraskan warna dari side-skirt-nya. Bagasi belakang terlihat landai dan ukurannya lumayan besar. Lalu bagaimana dengan interiornya? Jikalau kalian pernah melihat interior dari Mazda MX-5 ND, maka begitu pula-lah bentuk interior Mitsuoka Rock Star, hanya beda di logo saja. Sayang, interiornya nggak ikutan retro. Dan terakhir adalah urusan mesin, Mitsuoka Rock Star mengandalkan mesin milik Mazda MX-5 ND pula, yaitu mesin 1.500cc SkyActiv-G bertenaga 132 PS dan bertorsi 152 Nm dengan transmisi 6 percepatan baik manual ataupun matik.
Lalu, bagian palin terakhir, berapa dalam Mitsuoka Rock Star merogoh kocek konsumennya? Mitsuoka Rock Star dibanderol dengan harga 4.688.200 Yen atau setara dengan 633,5 jutaan Rupiah. Mahal? Ya tergantung pada berapa banyak tabungan kalian, namun setidaknya Mitsuoka Rock Star bisa menjadi alternatif bagi kalian yang tak mau memiliki Mazda MX-5 yang mainstream, itupun kalau kalian tinggaldi Jepang. Jadi, bagaimana tanggapan kalian?
AutonetMagz.com – Jikalau ada sebuah mobil dari Wuling yang dinanti – nantikan, maka sosokt ersebut adalah Wuling SUV a.k.a Baojun 530 untuk pasar Indonesia. Sosok Wuling SUV sendiri sudah dipamerkan oleh pihak SGMW Motor Indonesia selaku APM Wuling di tanah air pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 kemarin. Nah, pada perkembangannya, kini sudah mulai terpantau ada sosok Wuling SUV yang diuji jalan di jalanan Indonesia. Bagaimana kami bisa tahu? Ya karena jelas sekali bentuknya. Nah, mari kita bahas lebih lanjut.
Jadi, foto ini sendiri merupakan hasil jepretan dari Antonius Sulistiyanto yang dilampirkan di salah satu grup di laman sosial Facebook. Nah, dari gambar ini sendiri langsung terlihat dan teridentifikasi bahwa sosok mobil yang terjepret adalah Wuling SUV alias Baojun 530. Salah satu bagian yang membuat kami langsung menyimpulkan hal ini adalah dari bentuk pilar C mobil ini yang memang serupa dengan sosok Baojun 530. Belum selesai sampai disana, jika kalian zoom gambar tersebut di bagian pintu bagasi belakang, maka kalian akan menemukan sebuah bentuk emblem dari logo Baojun yang bentuknya bak perisai. Lho? Kok logonya Baojun? Kok bukan Wuling? Tenang saja, kan namanya juga mobil tes. Mobil dengan nomor polisi B 2975 TZW ini sendiri terlihat di jalanan yang macet, khas ibukota dengan balutan stiker di sekujur bodynya.
Oke, kita lihat lebih detail lagi tentang mobil ini. Pertama, terlihat jikalau mobil ini menggunakan rear spoiler yang ukurannya tak terlalu besar, lalu ada juga antena model sirip hiu di sisi atas, wiper belakang dan roof rail untuk menambah roof rack guna keperluan mudik atau malah minggat. Terlihat bahwa mobil ini menggunakan velg model dual tone yang nampaknya terasa agak kurang besar seperti jajaran mobil China lainnya. Terlihat juga ada dua titik sensorparkir di bumper belakangnya, dan ada reflektor di bagian tersebut. Sisanya sebenarnya tak ada yang bisa kami komentari lagi dari gambar ini. Namun munculnya unit tes dari Wuling SUV dijalanan Indonesia menjadikan sebuah pertanda bahwa memang benar pihak Wuling Indonesia mempersiapkan sosok Wuling SUV untuk menjadi kado tahun baru di awal 2019 mendatang.
Info ini sendiri sesuai dengan bincang santai kami dengan Brand Manager PT SGMW Motor Indonesia, Dian Asmahani di Surabaya sekitar 1 bulan yang lalu. Mbak Dian, sapaan akrab beliau, menyebutkan bahwa sosok Wuling SUV akan hadir diawal tahun 2019 mendatang dengan mengusung kelengkapan yang sama seperti yang ditampilkan di GIIAS 2018 kemarin, kecuali posisi setirnya yang pindah ke sisi kanan tentunya. Mobil ini juga akan menjadi SUV pertama Wuling, plus mobil pertama Wuling di Indonesia yang akan menggunakan mesin Turbo dengan transmisi CVT. Jikalau melihat bentuknya, dan proporsinya, nampaknya pihak Wuling akan memasarkan varian dengan konfigurasi kursi 5 orang penumpang seperti yang dipajang di GIIAS 2018 kemarin. Lalu, apakah tidak akan head to head dengan DFSK Glory 580? Secara akomodasi sih tak bisa apple to apple, namun secara spek sangat bisa.
Nah, mungkin kita akan melihat beberapa spyshot lagi dalam beberapa minggu ke depan, seperti biasanya. Semoga nantinya akan ada spyshot yang lebih jelas dan lengkap. Jadi, bagaimana menurut kawan – kawan semua? Wuling SUV segera menuju pasar Indonesia, apa harapan kalian? Yuk sampaikan komentar kalian di kolom di bawah ini, siapa tahu komentar kalian dipantau oleh pihak Wuling Indonesia. Adios.
Autonetmagz.com – Pada Sabtu (13/10) lalu, mungkin hari tersebut menjadi salah satu hari yang sulit untuk dilupakan bagi 200 konsumen pertama yang sudah membeli New Honda Brio 2019. Pasalnya pada hari itulah mereka semua mendapatkan unit New Brio untuk pertama kalinya dunia. Ya, pertama di dunia, secara tak langsung 200 orang inilah yang bisa mencicipi New Brio 2019 di jalan raya lebih dulu daripada masyarakat dunia.
Karena begitu spesialnya momen ini bagi konsumen dan juga pihak PT Honda Prospect Motor (HPM), Honda tak serta merta begitu saja memberikan unit city car mereka ini kepada para pemiliknya. Maka dari itu dibuatlah sebuah acara serah terima yang bertempat di Gandaria City, Kebayoran Lama dengan bertemakan si Brio baru tentunya.
Acara yang dibuka dengan penampilan dari Saykoji dan screen interactive magic show ini sukses membuat pengunjung mall penasaran. Di venue tempat acara ini dihelat juga turut dihiasi dengan berbagai model mobil Honda seperti CR-V, HR-V, Mobilio, Brio RS dan Satya tentunya, hingga Civic Type R terbaru pun hadir memanjakan mata para fans Honda.
Namun yang menjadi topik utama bukanlah venue, melainkan serah terima perdana New Brio 2019 di Dunia kemarin. So fokus pada acara itu saja, yang entah mengapa menurut sebagian orang mungkin agak berlebihan. Kenapa? Karena pada momen ini para konsumen diberikan privilege berupa baju New Brio, goodie bag, kunci mobil yang diberikan kotaknya, hingga pengawalan khusus oleh drumband dari venue ke tempat parkir di mana 200 unit Brio terbaru itu menunggu untuk dilepaskan ke alam liar.
Cukup heboh memang untuk sebuah acara serah terima city car yang sudah mengalami ubahan cukup signifikan pada bagian eksterior maupun interiornya. Namun perlu diakui, acara seperti ini yang membuat konsumen nyaman dengan manufaktur mobil yang dibelinya. Pihak HPM pun telah menepati janjinyayang menyebutkan bahwa konsumen dari New Honda Brio 2019 dapat menikmati city car tersebut pada Bulan Oktober ini.
President Director HPM yaitu Takehiro Watanabe, menyampaikan aspirasinya untuk masyarakat Indonesia, “kami menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya bagi konsumen All New Honda Brio di Indonesia. Acara hari ini sekaligus menandakan dimulainya pengiriman model ini kepada konsumen dan dealer Honda di seluruh Indonesia.” Sementara Jonfis Fandy selaku pihak Marketing After Sales Service Director HPM mengatakan, “Kami merancang All New Honda Brio untuk memberikan ‘Three Joys’ atau ‘Tiga Kesenangan’, yaitu kesenangan saat membeli, kesenangan saat memiliki dan kesenangan saat menjual kembali.” Mereka berharap acara ini menjadi awal untuk para konsumen menikmati ‘three joys’ tersebut.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan konsumen, pihak Honda juga memberikan program gratis biaya jasa untuk servis berkala sampai dengan 50.000 km atau selama 4 tahun untuk konsumen New Brio. Pilihan paket hemat suku cadang juga tersedia dua tipe. Yaitu PaHe 1 untuk servis 50.000 km atau 4 tahun, dan PaHe 2 untuk servis 100.000 km atau 8 tahun.
Bagaimana menurutmu acara yang dibuat untuk men-spesialkan para pemilik 200 unit New Honda Brio pertama di dunia ini? Apakah kalian menjadi tertarik untuk membeli mobil yang memiliki desain khas Honda tersebut? Kirimkan komentar kalian pada kolom Disqus kami.
AutonetMagz.com – Walau tak ada data yang pasti, namun bisa kita pahami bahwa ada banyak rakyat Indonesia yang menyukai segmen otomotif, termasuk kalian – kalian pula. Dan tak sedikit dari para pecinta otomotif di Tanah Air berharap adanya kemajuan di segmen otomotif lokal dengan munculnya merk mobil lokal asal Indonesia. Yap, hal ini bukan hanya memacu rasa bangga saja, namun juga memacu industri otomotif lokal untuk unjuk gigi, layaknya China dan Vietnam. Sejauh ini, sudah banyak pihak yang mencoba mewujudkan hal ini, walau masih belum meraih sukses, mulai dari Mobil Maleo, Timor, Bimantara hingga Esemka. Nah, nama terakhir inilah yang akan kita bahas hari ini.
Sumber : Indtimes
Nah, walaupun sebenarnya pasti banyak dari kalian yang sudah mengenal merk Esemka yang merupakan hasil tangan anak – anak SMK, namun kita akan coba refresh kembali tentang mobil ini. Esemka mulai bergerak di tahun 2007 dengan menggandeng Autocar Industri Komponen, dan beberapa mitra lainnya hingga munculah Esemka Rajawali yang viral kala itu karena digunakan sebagai mobil dinas Joko Widodo semasa menjabat sebagai Walikota Solo. Nah, perlahan – lahan beberapa produk dari Esemka mulai dibuat, dari Esemka Rajawali R2, Esemka Digdaya 1, Esemka Bima 1.500cc, Esemka Bima 1.100cc, Esemka Hatchback, Esemka Surya, Esemka Borneo Esemka Pasti, dan Esemka Niaga. Namun kesemua produk yang kami sebutkan ini sejauh ini hanya sebuah produk yang tak ddiproduksi massal.
Lama tak terdengar kabarnya, kecuali saat ada spyshot Esemka Garuda, pihak Esemka kembali hadir dengan sebuah kabar yang menarik. Mengutip kabar via CNN Indonesia, ternyata sudah ada 8 jenis mobil dari Esemka yang didaftarkan ke Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Kementerian Perhubungan. Nah, jikalau kendaraan tersebut didaftarkan, maka jelas tujuannya adalah uji tipe kendaraan alias Vehicle Type Approval (VTA). Kepala Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJ-SKB) Caroline Noorida menyebutkan bahwa dari 8 produk Esemka tersebut, 5 diantaranya sudah melakukan uji tipe di bulan Februari dan Maret 2016 silam. Nah, yang terbaru ada tambahan 3 produk lainnya yang sudah diuji dan dan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) dari Direktorat Sarana Perhubungan Darat Kemenhub.
Ketiga produk tersebut adalah Bima 1.0 (4×2) MT dan Bima 1.3 L (4×2) MT, serta Esemka Garuda 2.0 (4×4) MT. Produk terakhir yang kami sebutkan bisa jadi adalah sosok mobil putih yang sempat terjepret beberapa bulan silam. Nah, jadi total ada 8 produk dari Esemka yang sudah mengantongi SUT, dan secara lengkap bisa kalian lihat dari tabel di atas. Caroline menambahkan, jikalau produk sudah mengantongi SUT, maka langkah selanjutnya pihak pabrikan sudah mendapatkan lampu hijau untuk melakukan produksi massal. Hanya saja, tak ada patokan pasti ataupun informasi tambahan yang menunjukkan kapan produk – produk dari Esemka ini akan diproduksi secara massal. Yang jelas, produknya sudah ada dan sudah lulus uji tipe. Istilahnya, resep pastinya sudah ada, tinggal kapan koki (perusahaan) akan mulai menjual masakannya.
Akhir kata, jika bicara perihal Esemka, maka akan banyak isu lain yang mengikuti. Mulai dari isu perihal politik, lalu perdebatan akan maslaah rebadge dari Foday, dan banyak hal lainnya. Yang jelas, sebagai pecinta otomotif, sebaiknya kita tetap ‘lurus’ dalam membahas perihal otomotif. Berdiskusi, dan berdebat boleh, namun mencampur adukkan dengan kepentingan lain bukanlah hal yang etis. Iya nggak? Nah, kalau begitu sekarang bagaimana tanggapan kalian?
AutonetMagz.com – Sektor ekonomi nampaknya memang sedang berada di dalam kondisi yang kurang oke akhir – akhir ini, apalagi dengan adanya penurunan kekuatan Rupiah akan Dollar Amerika Serikat yang kita alami dalam beberapa waktu terakhir. Nah, faktor ini nampaknya sedikit banyak berpengaruh pada sektor otomotif, hingga APM dari Honda di Indonesia yaitu Honda Prospect Motor (HPM) melakukan koreksi atas target penjualannya untuk tahun 2018 ini. Koreksi ini sendiri dilakukan dengan angka sebesar 5% dari target semula yang ditetapkan HPM untuk tahun ini.
Marketing & Aftersales Sales Service Director dari HPM yaitu Jonfis Fandy menyebutkan pada hari Sabtu, 13 Oktober 2018 kemarin jikalau keputusan ini sendiri sudah memperhitungkan beberapa faktor yang mendasarinya. Beliau juga menambahkan bahwa faktor tersebut lebih kepada mobil baru dari Honda. Dalam dua tahun terakhir ini Jonfis mengakui bahwa pihak Honda belum memiliki produk yang sepenuhnya baru, dan tentunya hal ini membuat pasar mereka lebih berat. Jonfis menambahkan bahwa pihaknya memprediksikan capaian di angka 170.000 unit akan tercapai di penghujung tahun 2018 mendatang, turun 10.000 unit dari target awal yang ada di angka 180.000 unit.
Sejauh ini, pihak Honda sendiri sudah mampu membukukan capaian penjualan wholesales sebanyak 117.742 unit dari bulan Januari hingga bulan September 2018 silam. Capaian ini membuat Honda duduk di posisi ketiga sementara ini dalam urusan marketshare dengan raihan 13,7%, kalah dari Toyota dan Daihatsu yang ada di posisi pertama dan kedua. Sedangkan penjualan secara retail dari Honda ada di angka 121.873 unit sepanjang 9 bulan pertama tahun ini. Padahal, secara umum wholesales dari roda empat di Indonesia bertumbuh dengan angka sekitar 6%. Nah, kembali ke Honda, pabrikan asal Jepang ini memang tak memiliki produk yang sepenuhnya baru di tahun ini. Honda hanya menelurkan New Honda Brio yang berganti buntut dan menggunakan wajah ala Honda Mobilio dan juga Honda HR-V facelift.
Selain kedua produk itu, pihak HPM juga memberikan penyegaran pada Honda Mobilio dan Honda BR-V di IIMS 2018 silam. Honda Accord, Honda Civic Turbo baik hatchback maupun sedan, Honda CR-V, Honda Jazz dan Honda City plus Honda Odyssey masih mengandalkan tampang yang sama. Kita lihat saja bagaimana sepak terjang dari pihak Honda ke depannya, namun yang jelas pihak Honda harus waspada karena beberapa segmen yang laris manis seperti LSUV dan LMPV serta small hatchback kini makin ketat dengan munculnya produk baru dari para pesaingnya. Kemunculan produk – produk baru ini membuat produk Honda di tiga segmen tersebut menjadi terasa ‘tertinggal‘ karena memang belum ada pembaharuan yang signifikan.
Jadi, kalau menurut kalian bagaimana? Apakah koreksi dari target yang menurun ini akan dibalas oleh pihak Honda dengan produk baru di tahun depan? Atau malah tidak? Bagaimana menurut kalian langkah terbaik untuk Honda? Yuk sampaikan pendapat kalian.
AutonetMagz.com – Segmen MPV adalah segmen yang bisa dikatakan laris manis di Indonesia yang punya budaya guyub dan rukun. Oleh karenanya, prinsip muat banyak selalu menjadi nilai tambah bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, walau tak semuanya. Oleh karenanya, tak mengejutkan jikalau mobil paling laris di Indonesia adalah sebuah MPV. Nah, hari ini kita akan bahas lebih jauh mengenai penjualan secara wholesales dari MPV medium yang ada di Indonesia. cekidot.
Jadi, di segmen ini kita punya beberapa opsi. Pertama, tentunya kita tahu bahwa ada pemain paling lama di kelas ini yaitu Toyota dengan Kijang Innova, atau mungkin lebih tepatnya disebut All New Toyota Kijang Innova. Berikutnya ada pendatang baru yang tak kalah menarik dari All New Toyota Kijang Innova, yaitu Wuling Cortez. Selain itu, ada juga dua nama lawas yang masih eksis yaitu Chevrolet Colorado dan Mazda 5. Dan terakhir ada si raja diesel, yaitu Isuzu dengan sosok Isuzu Panther yang hingga detik ini belum mendapatkan generasi terbaru. Nah, dari kesemuanya itu, siapakah yang menjadi jawaranya? Yap, tak usah kalian pikir terlalu keras karena jawabannya memang sudah ada di judul yaitu All New Toyota Kijang Innova.
All New Toyota Kijang Innova bermesin bensin berhasil meraih angka 20.320 unit sepanjang 9 bulan pertama tahun 2018 ini. Sedangkan untuk All New Toyota Kijang Innova Diesel mampu meraih angka lebih tinggi yaitu 21.182 unit, unggul hampur 1000 unit lebih banyak dibandingkan dengan versi bensinnya. Sedangkan posisi kedua diisi oleh Wuling Cortez dengan capaian penjualan 4.270 unit untuk varian 1.800cc-nya saja. Sedangkan varian 1.500cc-nya hanya laku di angka 362 unit saja, tak terlalu banyak dan sejatinya agak kurang pas jikalau kami paksakan masuk ke segmen ini mengingat rata – rata pemain di Medium MPV menggunakan mesin bensin 1.800cc keatas dan mesin diesel. Nah, posisi berikutnya diisi oleh Isuzu Panther dengan capaian penjualan di angka 814 unit saja.
Berikutnya ada Chevy Orlando yang membukukan penjualan 122 unit dan terakhir ada sosok Mazda 5 dengan capaian penjualan di angka 61 unit saja secara wholesales. Praktis pihak Toyota masih bisa tersenyum lebar karena produknya masih berada di posisi yang ‘aman’ karena angka puluhan ribu dari produk mereka merupakan bentuk kepercayaan masyarakat akan produk yang mereka jual. Sedangkan Wuling nampaknya masih harus meniti jalan yang panjang untuk bisa memberikan pukulan pada Toyota, walaupun semua kemungkinan masih sangat mungkin terjadi. Isuzu perlu melakukan pembaharuan pada produknya, sedangkan Chevrolet nampaknya perlu mempertimbangkan sosok Chevrolet Orlando terbaru versi China yang lebih modern. Mazda? Nampaknya mereka perlu meninjau ulang peluang Mazda 5 di Indonesia.
All New Chevrolet Orlando versi China
Apa yang terjadi di segmen Medium MPV sendiri nampaknya bertolak belakang dengan apa yang terjadi di segmen dibawahnya yaitu Low MPV yang jauh lebih berdarah – darah dan lebih banyak peminat dan variasi produknya. Jadi, bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.
AutonetMagz.com – BMW Indonesia sudah melakukan pameran atau exhibition di arela Plaza Senayan mulai tanggal 12 Oktober sampai 15 Oktober kemarin. Pada pameran itu, BMW Group Indonesia menampilkan 5 model yang mereka jagokan,mulai dari BMW 7 Series, BMW 5 Series, BMW 3 Series, BMW X3 dan sport coupe BMW M2. Akan tetapi, BMW kali ini tidak hanya ingin menekankan di modelnya saja.
BMW memperkenalkan program Trade-In & Trade-Up, di mana konsumen yang benar-benar berminat memiliki BMW baru bisa melakukan prosesi tukar tambah. Perlu diingat, yang bisa ditukar tambah kali ini tak hanya dari merek BMW saja, namun merek mobil lain juga sangat diterima untuk ditukar tambah ke BMW baru. Jadi entah mobil sebelumnya itu merek Jepang, Korea, Inggris, Amerika bahkan merek Jerman yang lainnya, semua bisa menikmati program ini.
Tentu saja syaratnya adalah mobil yang mau ditukar tambah maksimal berumur 5 tahun, dan yang nanti menaksir nilai mobil yang mau ditukar tambah adalah pihak dealer resmi BMW. Meski BMW Exhibition di Plaza Senayan sudah berakhir, tapi program BMW Trade-In & Trade-Up ini tetap bisa dinikmati setelah pameran. Menurut Jodie O’Tania, Vice President Corporate Communication BMW Group Indonesia, yang paling diminati sekarang ini adalah BMW X1 dan BMW 3-Series.
Sudah jelas untuk BMW 3-Series yang minatnya stabil, karena memang 3-Series adalah ikonnya BMW, sementara untuk BMW X1 sendiri bisa mudah menarik perhatian konsumen karena harganya yang cenderung affordable. Oh ya, BMW Group Indonesia masih punya agenda khusus untuk meramaikan pasar Indonesia dengan SAV berukuran compact yang mereka andalkan belakangan ini.
Sebab BMW X2 masih on track dalam perjalanannya ke Indonesia. Sebagaimana BMW X4 terhadap X3 dan BMW X6 terhadap X5, BMW X2 adalah BMW X1 yang menjelma menjadi sedikit lebih stylish meski pada dasarnya mereka berdua sama saja. Tinggal menunggu saja, sebab jika tak ada aral melintang, BMW X2 akan hadir sekitar penghujung tahun 2018. Kita tunggu saja ya.
AutonetMagz.com – Masih ingat dengan Wuling SUV yang belum punya nama untuk dipasarkan di Indonesia? Well, kemarin kami sudah bilang jika prototipe untuk pengujian di pasar Indonesia-nya sudah tertangkap kamera di tol Cikampek, KM 23. Bisa dipastikan SUV yang di tanah kelahirannya bernama Baojun 530 ini sedang mempersiapkan diri sebelum meluncur resmi nanti. Ingat kan kalau mobil ini dikerubungi banyak pengunjung di GIIAS 2018 seolah penasaran, bak semut mengerubungi gula.
Nah, jika kemarin di Cikampek, sekarang kita bergeser agak jauhan lagi ke arah timur. Seorang pembaca AutonetMagz rupanya memergoki sosok mobil test yang diduga kuat sebagai Wuling SUV sedang terparkir di halaman hotel Swiss Bell In, Surabaya karena bentuk yang tak asing lagi meski pun sudah di selimuti stiker penyamaran. Mungkin saja dari tol Cikampek mereka bergerak mengujinya menuju Surabaya, karena yang terpotret di Surabaya ini ada 2 unit dan salah satunya memakai plat nomor mobil yang hanya beda satu angka di belakangnya. Siapa yang tahu toh?
Jika kemarin hanya foto dari belakang, kini kita bisa menyimak dengan jelas bagian depannya. Sepertinya Wuling SUV ini belum memakai emblem Wuling jika dilihat dari siluet bentuknya yang mirip emblem Baojun dengan logo berbetuk kuda sebagai ciri khasnya. Setidaknya dari sisi depan, kita bisa ngeh bahwa desain lampu LED DRL yang terpisah dengan lampu utama tetap bertahan, termasuk lampu utama yang sudah berisi projector lens. Sip, satu-dua fitur sudah bisa dipastikan hadir di SUV China ini jika dijual di Indonesia kelak.
Mungkin tambah beberapa lagi, sebab kelihatan juga bahwa unit Wuling SUV ini juga dipasangi sunroof dan spion lipat elektronik. Roof rail ada, dan rem cakram di depan sudah terlihat jelas meski rem belakangnya agak samar.
Perlu dicatat, foto yang terlihat ini adalah foto Wuling SUV dengan velg OEM-nya, sementara yang di GIIAS 2018 memakai velg aftermarket berdiameter besar dengan ban profil tipis demi estetika mobil pameran.
Rasanya setelah melihat Wuling SUV yang ada di GIIAS 2018, lalu melihat sosok yang terpotret ini kok rasanya velg-nya terlalu kecil ya? Sudah two tone memang, tapi dengan ruang fender selega itu rasanya gatal ingin menggantinya dengan velg yang diameternya lebih besar kalau hanya untuk penggunaan dalam kota tok.
Hmm…..sepertinya akhir tahun ini atau awal tahun depan akan ramai lagi pembicaraan soal Wuling SUV. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
Seperti inilah komentar warganet saat pertama kali mengetahui Wuling SUV sudah di test jalan
AutonetMagz.com – Kabar mengenai akan hadirnya versi terbaru dari Mitsubishi Triton sudah berhembus dalam beberapa minggu terakhir ini, apalagi pasca teaser resmi dari mobil ini diangkat ke publik. Nah, sebelumnya kami sudah menyebutkan bahwa bulan November mendatang adalah momen kemunculan dari sang double cabin andalan pabrikan berlogo tiga berlian ini. Dan hal ini dikonfirmas oleh pihak Mitsubishi Motor Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) melalui rilis resmi yang masuk ke Newsroom Kami, yuk kita bahas.
Jadi, selain memberikan rilis resmi, pihak MMKSI juga menyertakan satu buah foto yang merupakan teaser terbaru dari mobil ini. Dalam teaser tersebut, terlihat bahwa sosok New Mitsubishi Triton berkelir silver tengah jalan di sebuah gurun, dan terlihat juga sekilas benttuk wajah baru dari New Mitsubishi Triton yang kini sudah menyerupai saudara sebasisnya, Mitsubishi Pajero Sport. Salah satu alasan mengapa kami mengatakan hal tersebut adalah karena bentuk lampunya yang kini menyipit, tak seperti pendahulunya. Dalam rilis ini, pihak MMKSI juga menyebutkan bahwa New Mitsubishi Triton nantinya akan mengusung tema “Engineered Beyond Tough”.
Tema tersebut menggambarkan bahwa sosok New Mitsubishi Triton akan mendapatkan peningkatan pada sisi performa, fungsionalitas, ketahanan, keamanan, dan refinement. New Mitsubishi Triton sendiri akan diperkenalkan pada tanggal 9 November 2018 mendatang, dan tentunya kita bisa berharap banyak pada tampilan baru sang double cabin yang dipastikan akan jadi lebih modern. FYI, New Mitsubishi Triton akan menambah panjang deretan double cabin legendaris yang sudah terjual lebih dari 4,7 juta unit di seluruh dunia selama 40 tahun belakangan ini. Akankah New Mitsubishi Triton mampu meneruskan sukses yang sudah terbangun sejauh ini? Kita nantikan saja. Untuk pasar Indonesia sendiri sejatinya sosok Mitsubishi Triton bisa dikatakan ciamik secara penjualan.
Sepanjang 2018 ini saja secara wholesales mobil ini laku sebanyak 9.212 unit, jauh meninggalkan para pesaingnya, dengan capaian tertinggi ada di pada tipe HDX 4×4 Manual yang meraih wholesales di angka 3.500-an unit. Nah, tentunya hal ini menjadi sebuah modal yang berharga bagi pihak MMKSI untuk meraih capaian yang lebih tinggi lagi nantinya bersama dengan New Mitsubishi Triton. Oiya, selain New Mitsubishi Triton, ada sebuah sosok mobil lain yang juga kami prediksi akan muncul dalam waktu dekat. Dan produk tersebut adalah Mitsubishi Pajero Sport facelift. Yap, spyshot dari mobil ini sudah banyak tersebar di dunia maya, dan hanya bagian wajah depan saja yang ditutupi kamuflase. Dugaan kami, pihak Mitsubishi akan sedikit merombak wajah dari Mitsubishi Pajero Sport supaya tak terlalu mirip dengan New Mitsubishi Triton nantinya.
Nah, jadi bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.
AutonetMagz.com – Sudah lama kami tak membuat bahasan serba 7, dan karena publik sedang ramai membahas mobil nasional, maka kami akan mencoba menyajikan kepada kalian sebuah wawasan terkait hal ini. Nah, ramainya pembahasan mengenai mobil nasional alias mobnas memang tak bisa dilepaskan dari sosok Esemka. Produsen lokal yang digerakkan oleh kreatifiitas dan hasil tangan dari Anak – anak SMK di Indonesia ini digadang – gadang akan menjadi merk mobil nasional yang akan berkompetisi di jagad otomotif nasional. Namun sejenak mari kita tinggalkan Esemka dan keriuhannya, dan melihat sedikit ke belakang. Yap, proyek mobnas bukanlah gagasan baru, dan Esemka bukanlah proyek pertama yang digarap. Ada banyak proyek Mobnas yang sudah muncul, dan mari kita kupas tujuh diantaranya. Cekidot.
Sumber : Mobilmotorlama
1. Maleo
Mobil Nasional bernama Maleo ini adalah salah satu hasil karya dari Presiden ketiga Indonesia, yaitu Bapak BJ Habibie. Gagasan mengenai Maleo sendiri muncul di tahun 1996 kala beliau measih menjabat sebagai Menristek di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Kala itu, Maleo dipatok untuk diproduksi dengan harga jual di bawah 30 juta supaya bisa terjangkau masyarakat. Setara motor naked jaman now dong? Tunggu dulu, angka 30 juta bukan angka yang sama dengan jaman sekarang, pada masa itu Toyota Starlet saja dibanderol dengan angka 48 jutaan, sedangkan Corolla ada ti angka 70 jutaan karena kala itu krisis moneter belum mendatangi Indonesia. Maleo sendiri akan dipersenjatai mesin 1.200cc tiga silinder yang masih menggunakan mesin 2 tak namun sudah menggunakan teknologi injeksi yang dikembangkan oleh pabrikan asal Australia yaitu Orbital. Komponen lokal Maleo sendiri dicanangkan di atas 80%. Sayangnya, proyek ini berhenti sembari munculnya proyek Mobil Timor.
Sumber : Mirocars
2. Timor
Nah, proyek Mobnas kedua ini bisa dikatakan yang cukup berhasil karena produknya sempat dijual massal ke publik. Yap, apalagi kalau bukan mobil Timor. Timor sendiri merupakan singkatan dari ‘Teknologi Industri Mobil Rakyat’. Seperti yang kami jelaskan sebelumnya, Timor sendiri naik daun pasca Maleo gagal diwujudkan. Seperti hal-nya merk Proton di Malaysia, Timor mendapatkan kebebasan dari pajak dan bea lainnya yang biasanya dikenakan pada mobil di tanah air, dan hal inilah yang membuat Timor murah. Melalui Inpres Nomor 2 Tahun 1996 menunjuk PT. Timor Putra Nasional menjadi pionir dari proyek Mobnas dengan bantuan dari beberapa kementerian terkait. Nah, KIA Motors punya andil penting di balik Timor, karena produk pertama Timor adalah versi rebadge dari KIA Sephia, namun dirakit lokal secara penuh dengan komponen lokal 100%. Generasi kedua dari Timor yang didesain oleh Zagato pun sudah dipersiapkan, namun gagal karena Krisis Moneter di 1998. Selain itu, Timor pun ikut lengser bersamaan dengan lengsernya Presiden Soeharto di tahun tersebut.
Sumber : Kemenkeu
3. Bimantara
Selain Timor, Indonesia juga sempat memiliki proyek Bimantara. Bimantara sendiri merupakan proyek mobil nasional yang muncul hampir bersamaan dengan Timor. Keduanya memiliki beberapa kesamaan yang bisa dikatakan cukup identik. Pertama, keduanya di-handle oleh anak dari Presiden Soeharto, yaitu Tommy Soeharto untuk Timor dan Bambang Triatmojo untuk Bimantara. Kedua, baik Timor maupun Bimantara sama – sama menggunakan produk Korsel untuk di-rebadge. Nah, Bimantara sendiri menelurkan dua produk yaitu Bimantara Cakra yang adalah Hyundai Accent dan Bimantara Nanggala yang adalah Hyundai Elantra. Nah, kesamaan yang ketiga antara Timor dan Bimantara adalah perihal hilangnya keduanya. Yap, baik Timor maupun Bimantara ikut lengser dengan lengsernya Presiden Soeharto.
4. Beta 97 MPV
Selain ketiga proyek yang kami sebut di atas, Indonesia juga sempat dihebohkan dengan sebuah proyek mobil nasional milik keluarga Bakrie. Yap, sosok pengusaha konglomerat Aburizal Bakrie melalui Bakrie Brothers membuat rancangan sebuah MPV yang digadang – gadang menjadi mobnas pada tahun 1994 silam.Pada tahun 1995 sendiri Beta 97 MPV sudah selesai dibuat desainnya, dan rumah desain yang bertugas melakukan hal ini adalah Shado, asal Inggris. Sedangkan prototipe dari Beta 97 MPV sendiri pun sudah selesai pada tahun 1997, dan segala hal untuk merealisasikan produk ini pun dipersiapkan sedemikian rupa oleh pihak Bakrie. Mulai dari fasilitas produksi, anggaran untuk investasi dan segala hal pendukungnya. Namun, sayang beribu sayang, belum juga mobil ini muncul krisis moneter 1998 sudah muncul dan membuat asa dari MPV lokal ini hilang.
5. Texmaco Macan
Masih di sekitaran tahun yang sama, PT Texmaco yang sempat jaya dengan kemampuan manufakturingnya yang canggih di jamannya pun sempat mencoba peruntungan dengan membuat mobil secara lokal. Mobil ini sendiri diberi nama Texmaco Macan yang kala itu dikembangkan bersamaan dengan salah satu pabrikan tersohor yaitu Mercedes-Benz. Texmaco Macan sendiri merupakan sebuah mobil minibus dengan mesin 1.800cc, dan versi prototipe dari mobil ini sudah sempat dipajang di area Pekan Raya Jakarta. Nah, nasib dari Texmaco Macan sendiri sama dengan mobnas milik Bakrie, yaitu gagal diproduksi. Alasannya? Ya, karena Krisis Moneter 1998. Selain itu, PT Texmaco sendiri malah sudah tak ada dan dinyatakan bangkrut.
6. Tucuxi
Berikutnya kita masuk ke jaman milenium, lebih tepatnya beberapa tahun silam. Sebuah mobil prototipe bernama Tucuxi sempat menghebohkan masyarakat di tahun 2012. Mobi ini sendiri merupakan karya dari Danet Suryatama yang merupakan alumni dari ITS Surabaya dan University of Michigan. Mantan pegawai Chrysler ini mendirikan pabrik mobil listrik ElektrikCar di Michigan. Nah, Tucuxi sendiri sejatinya adalah pesanan dari Menteri BUMN kala itu yaitu Bapak Dahlan Iskan. Sejatinya, konsep mobil ini sendiri sudah ada sejak 2008 silam, dan akhirnya diproduksi dan dibawa ke Indonesia. Mobil listrik dengan motor bertenagah 268 hp ini sendiri menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate (LiFEPO4) yang bisa menempuh jarak sejauh 321 km. Sayangnya, Tucuxi sendiri mengalami kecelakaan saat dibawa berjalan dari Solo ke Surabaya pada tanggal 5 Januari 2013. Masalah utamanya adalah rem yang blong dan memaksa Bapak Dahlan Iskan untuk banting setir ke tebing. Walaupun begitu, baik Pak Dahlan Iskan maupun Ricky Elson yang turut berada di dalam mobil selamat nyaris tanpa luka.
7. Esemka
Yap, inilah pabrikan mobil lokal yang namanya tengah hangat (lagi) beberapa waktu terakhir. Dan sekali lagi, kami tak mau menyangkut pautkan hal ini dengan urusan lain diluar otomotif. Esemka sendiri naik ke permukaan beberapa tahun lalu dengan sosok Esemka Rajawali yang digunakan sebagai mobil dinas Walikota Solo kala itu, Bapak Joko Widodo. Seiring berjalannya waktu, pihak Esemka kembali menelurkan produk baru seperti Esemka Rajawali R2, Esemka Bima, Esemka Borneo, Esemka Digdaya, dan juga Esemka Garuda. Nah, banyak pihak yang merasa tak setuju jikalau Esemka hanya melakukan rebadge saja. Namun ingat, dan baca kembali paragraf diatas, produk mobnas yang sampai dijual ke pasar di Indonesia dengan ‘sukses’ adalah produk rebadge. Sejatinya, jikalau memang kemampuan sebuah perusahaan di awal – awal adalah rebadge pun bukan hal yang salah, toh Proton dan beberapa pabrikan lain melakukannya. Untuk saat ini sendiri sudah ada 8 produk Esemka yang sudah lolos uji tipe di Kementerian Perhubungan.
Mobnas Lainnya
Selain ketujuh mobnas yang kami sebutkan diatas, sejatinya masih ada banyak proyek mobil nasional karya anak bangsa. Sebut saja mobil Tawon yang diproduksi oleh PT Super Gasindo di Rangkasbitung, Banten. Lalu masih ada Mobil Komodo yang diproduksi oleh PT Fin Komodo Teknologi. Arina Karya PT Wahana Cipta Karya Mandiri, Mobil Listrik Ahmadi, Marlip karya PT Marlip Indo Mandiri, Kancil, GEA, dan Mobnas Listrik. Selain itu, beberapa pabrikan asing juga sempat ‘menawari’ Indonesia sebuah proyek berskala nasional untuk memproduksi mobil dengan komponen lokal yang tinggi seperti proyek Toyota Kijang, proyek Mazda MR90 hingga segmen LCGC yang diharuskan menggunakan komponen lokal yang tinggi dan nama dengan kearifan lokal.
Nah, jadi bagaimana? Sudah menambah wawasan atau merefresh kenangan masa lalu? Sekarang mari berdiskusi di kolom komentar mengenai bahasan ini.
Nah Kalo yang di bawah ini Mobnasnya King T’Challa asal Wakanda :
AutonetMagz.com – Nama Toyota Alphard pasti tidak asing di telinga kita para pecinta otomotif di Indonesia. Bahkan, masyarakat secara umum juga nampaknya akan cukup aware dengan nama Toyota Alphard. Yap, mobil satu ini memang sudah menjadi sebuah ‘identitas’ bagi mereka yang mau dicap sebagai horang kayah. Namun apa jadinya jikalau sosok Toyota Alphard yang sudah mewah itu dibuat makin premium dengan ditarik ke dalam merk Lexus? Nah, mari kita bahas lebih jauh.
Jadi, bukan sebuah rahasia lagi jikalau beberapa produk dari jajaran produk yang dimiliki Lexus merupakan versi upgrade dari model yang dijual di bawah merk Toyota. Contohnya, seperti Toyota Harrier jaman old yang dibuat versi Lexus-nya, dan juga Toyota Land Cruiser yang masuk ke jajaran Lexus LX-Series. Nah, makin kesini pihak Lexus pun semakin ‘mandiri’ dan membuat banyak produk baru yang tak sekedar berganti label dan menambah fitur. Contohnya, sosok Lexus UX yang sepenuhnya berbeda dengan Toyota C-HR, dan Lexus RX yang sudah keluar dari bayang – bayang Toyota Harrier. Namun ada sebuah selentingan menarik untuk membuat model Lexus berbasiskan Toyota Alphard. Yang membuatnya makin menarik adalah pihak yang membuat selentingan ini adalah pihak Lexus sendiri.
Mengutip dari laman Auto Industriya, Raymond Rodriguez, Presiden dari Lexus Manila menyebutkan bahwa hanya perihal waktu dan keputusan saja hingga merk Lexus memiliki sebuah van mevvah berbasis Toyota Alphard. Raymond menambahkan bahwa sebuah versi Lexus dari Toyota Alphard sendiri sudah ada di dalam angan – angannya, dan sudah masuk pula dalam wish list-nya. Lalu apa yang mendasari pernyataan dari Raymond? Beliau melihat bahwa ada potensi besar di dalam Toyota Alphard versi Lexus jikalau nantinya benar – benar diproduksi. Potensi ini sendiri berasal dari keinginan pelanggan, yang nampaknya tak berbanding lurus dengan angka penjualan dan waktu inden dari Toyota Alphard. Nah, Toyota Alphard versi Lexus pun akan menjadi senjata yang ampuh menurut Raymond.
Ampuh disini merujuk pada persaingan antara Lexus dengan merk – merk asal Jerman, seperti Mercedes-Benz contohnya. Beliau menyebutkan bahwa adanya versi Lexus dari Toyota Alphard akan membuatnya mampu ‘mencuri’ konsumen dari merk Jerman. Nah, sayangnya hingga detik ini belum ada kabar apapun mengenai adanya potensi munculnya sebuah Van dari Lexus. Namun ketidakadaan kabar bukan berarti menutup peluang pihak Lexus untuk memiliki versi lebih mevvah dari sebuah Toyota Alphard. Pasar tentunya akan selalu dinamis, dan bisa saja dalam beberapa waktu ke depan malah akan muncul Toyota Alphard versi logo L. Apalagi kawasan Asia menunjukkan respon yang positif pada merk Lexus menurut Raymond, dan Van atau MPV masih menjadi salah satu segmen yang selalu menarik untuk diterjuni di benua ini.
Nah, jad bagaimana menurut kalian? Apakah kalian setuju jika Lexus menciptakan sebuah Van Premium dengan basis Toyota Alphard nantinya? Jika iya, kira – kira kenapa dan jika tidak pun apa alasannya? Yuk berkomentar.
AutonetMagz.com – Mungkin agak lucu membacanya, memangnya mobil apa yang nggak ada setir dan pedalnya? Sekarang ini sih belum ada, tapi ke depannya? Ingat, semua merek mobil berlomba-lomba menghadirkan teknologi self-driving yang bikin manusia kian malas menyetir, bahkan GM sudah membuat konsep mobil tanpa setir. Apa kabar dong mobil-mobil yang memang menjual pengalaman menyetir?
Porsche berani angkat bicara untuk hal ini. CEO Porsche Amerika Utara, Klaus Zellmer berkomentar saat acara Rennsport Reunion VI kepada Motor Authority soal sistem self-driving dan kaitannya dengan Porsche. Menurut Porsche, manusia masih harus memegang tanggung jawab pada mobil yang dibawanya, makanya mereka akan tetap menghadirkan setir dan pedal sebagai sarana kendali. Bahkan konsumennya juga mintanya begitu kok menurut mereka.
“Semua sistem ini membantu anda dalam situasi lalu lintas tertentu agar mengemudi bisa lebih santai, dan ada situasi lalu lintas tertentu di mana situasinya sangat tidak menyenangkan. Adaptive cruise control kami misalnya, sudah terbilang sangat canggih, dan itulah mengapa dalam situasi lalu lintas tertentu, pelanggan kami akan menginginkan mobil itu untuk mengantar mereka pulang tapi sedang tidak mood untuk menyatu dengan mobilnya,”kata Zellmer.
Tapi Porsche belum tertarik untuk membuat mobil yang full bisa nyetir sendiri. Kalau di istilah otomotif, mobil yang bisa sepenuhnya nyetir sendiri disebut autonomous vehicle level 5 yang kadang tidak perlu setir dan pedal. Porsche akan memelihara keberadaan setir dan pedal-pedal di mobilnya, supaya pemiliknya bisa mengemudikannya sesuka hatinya kalau ingin dan membiarkan sistem self-driving menunaikan tugasnya kalau sedang tidak mood.
“Kami akan pertahankan setir dan pedal, bahkan kalau bisa kami ingin mempertahankan transmisi manual supaya rasa menyatu dengan mobil dan kuasa akan pengendalian tetap mumpuni. Tapi konsumen kami mintanya lumayan. Mereka ingin mobilnya bisa dipakai jalan santai dengan cara self-driving tapi ingin tetap bisa mengontrol mobil mereka dengan tangan dan kaki mereka sendiri,” ucap Zellmer.
Namun, sebagai bagian dari Volkswagen Group, Porsche juga memiliki akses ke teknologi milik Audi yang memang jago untuk merancang sistem self-driving, yang sudah sampai sistem Level 3 yang dapat menjalankan dirinya sendiri dalam beberapa situasi tetapi masih membutuhkan driver. Porsche bisa saja pakai sistem Level 3 dan Level 4 ketika pengemudi memilih, tetapi tetap pengemudi bisa mengambil alih. Memang kalau mobil sport enaknya dibawa sendiri ya. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!
AutonetMagz.com – Dengan Mazda 6 2018 yang resmi pakai mesin SkyActiv Turbo di Amerika, adalah logis jika mengharapkan mesin sejenis turun ke Mazda-Mazda lain. Betul saja, sekarang SUV andalan Mazda yakni Mazda CX-5 kini sudah resmi memakai mesin SkyActiv Turbo. Mesin 2.500 cc 4 silinder turbo ini praktis menjadikan Mazda CX-5 sebagai yang paling bertenaga dibandingkan SUV Jepang atau Korea lain, tapi memangnya dapat berapa sih?
Mesin Mazda CX-5 Turbo bisa mendapatkan 230 PS di 4.250 rpm dan torsi maksimum 420 Nm di 2.000 rpm. Jelas bahwa di atas kertas, Mazda CX-5 Turbo bisa meninggalkan sesama SUV Jepang non premium yang tenaganya rata-rata masih belum sampai 200 PS dan mengejar SUV Premium Eropa atau Jepang dari segi mesin. Menurut tes WLTP, konsumsi bensinnya bisa meraih angka 12,6 km/liter.
Seperti Mazda CX-5 yang ada sekarang, mesin 2.500 cc 4 silinder turbo milik Mazda CX-5 Turbo dipasangkan dengan transmisi otomatis 6 percepatan, tapi khusus Mazda CX-5 diesel Mazda masih menawarkan transmisi manual. Sama seperti Mazda 3, Mazda CX-5 Turbo punya G-Vectoring Control (GVC) yang bisa mengerem sedikit roda bagian luar saat mau keluar dari belokan, demi rasa berkendara yang lebih nikmat di tikungan.
Fitur GVC itu sekarang jadi standar di semua varian Mazda CX-5, nanti akan menyusul ke model-model lain. Sistem SCBS alias rem otomatis Mazda kini bisa mendeteksi pejalan kaki di malam hari dan mengaktifkan sistem remnya bila perlu. Apple CarPlay dan Android Auto sudah ada juga, termasuk sistem kamera 360 derajat. Semoga yang ini bagus, soalnya kamera 360 di Mazda 6 baru resolusinya rendah sekali.
Selain sedikit update dengan mesin turbonya yang kuat, Mazda CX-5 juga punya Exclusive Mode. Ini adalah varian baru dengan pelek 19 inci dengan cat gloss black, bahan kulit Red Nappa di kabin, trim kayu asli di interior, kaca belakang frameless, jok depan berpendingin, panel instrumen 7 inci dan lampu kabin LED. Varian Exclusive Mode ini ada dalam pilihan bensin atau diesel. Hmm… Andai Mazda sudah membolehkan mesin turbonya dijual di Indonesia…